Bab 60 : Kolam

991 91 2
                                    

***
Dengarkan penjelasan kemudian simpulkan.

*
*
*

Ramainya sekolah AHS kini dua kali lipat dari biasanya. Tentu saja penyebabnya karena hari ini hari pengambilan raport. Orang tua masing-masing murid berdatangan dengan pakaian rapi juga mahal milik mereka.

Berbagai ekspresi di tunjukkan ketika guru wali kelas menyampaikan perkembangan anak mereka selama di sekolah.

Mading pengumuman sesak dengan murid-murid yang ingin melihat daftar peringkat paralel satu angkatan. Ya satu angkatan, bukan satu jurusan. Skor di ambil bukan hanya dari hasil Test kemarin, tapi juga di ambil dari hasil ulangan tiap mapel yang di adakan setiap sebulan sekali. Dan seperti biasa, selalu dia yang mendapatkan peringkat pertama.

"Anya lagi, Anya lagi."

"Ck, ni anak makan apa sih?"

"Nggak heran sih juara satu, dia kan miskin. Harus bertahan hidup. Kalo nggak gitu, mana bisa dia sekolah di tempat elite kayak gini."

"Ih, jangan-jangan dia pake cara yang nggak bener lagi."

Gunjingan siswa-siswi yang merasa iri menyeruak di indera pendengaran Anya. Gadis itu hanya diam, tak berniat menanggapi. Bohong kalau dia tidak senang mendapatkan peringkat pertama lagi, tapi ada yang membuatnya sedikit kesal. Beberapa nilai mata pelajaran nya ada yang turun drastis.

"Woy, sampah! Ngomongin apa lo pada?" Letta datang menatap santai pada segerombolan murid yang tadi membicarakan Anya.

"Mending jangan di tanya deh, Let. Mereka 'kan sampah. Mulutnya bau," sahut Nayla mengernyitkan hidung.

"Kalo iri itu di saingi, bukan di fitnah ya Mbak mbek. Eh!" Saci pura-pura salah ucap, dia menutup mulutnya.

"Kambing dong!" sahut Letta tergelak.

Siswa-siswi yang menggunjing Anya tadi memasang raut kesal, tapi tetap tak berani membalas. Siapa yang mau berhadapan dengan berandal sekolah, yang bahkan semua orang tau betapa ganasnya gadis bar-bar ini menghajar remaja laki-laki kala itu.

Dengan dongkol mereka pergi, sementara Letta masih tergelak. Nayla sendiri tengah memeriksa papan mading. "Wah, ada sedikit peningkatan. Gue peringkat, 17."

"Wuiih, selamat, Nay," sahut Saci. Gadis itu beralih mencari namanya walau sedikit kesusahan karena terdesak. Si mata bulat menutup mulutnya tak percaya, di perhatikan baik-baik angka yang tertera. "Peringkat 527!"

"Beneran? Punya gue?" Letta bertanya.

Lantas, Anya dan Nayla turut membantu mencari. Ada sekitar 750 daftar nama murid yang tertera. Alis Anya sedikit mengerut kala mendapati nama yang sedikit berbeda dari nama Letta. "Peringkat 579."

"Hah? Serius?! Anjing! Gue? Dapet peringkat segitu. Bentar-bentar, ini nggak keliru kan?" Letta masih tak percaya, bagaimana bisa. Padahal peringkat kenaikan kelas nya dulu 710.

Si bar-bar terdiam sejenak, sebelum akhirnya terpekik senang dan langsung memeluk Anya. "Huaaaa!! Peringkat gue naik drastis!"

Nayla dan Saci turut senang, begitu juga dengan Anya. Meskipun dia merasa sesak dengan pelukan Letta. "Sesek."

4 Girls [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang