Prolog

10.6K 401 9
                                    

ARMADA HIGH SCHOOL atau lebih dikenal dengan sebutan AHS. Siapa yang tidak kenal sekolah yang satu ini? Sekolah terbaik sepanjang masa. Sekolah yang sudah terkenal hingga ke ujung negeri. Sekolah yang mampu membuat siswa siswi pelosok bertekad untuk menetap di kota demi bisa bersekolah disana.

Bukan hanya gedungnya saja yang tinggi, AHS adalah sekolah yang mampu mencetak generasi terbaik di negara ini. Hal ini tentu saja bukan hanya omong kosong. Setiap lulusan dari sekolah AHS sudah pasti diterima di universitas yang mereka inginkan baik di dalam maupun luar negeri.

AHS adalah sekolah yang berprioritas pada sistem peringkat dan bakat. Tidak peduli asal muasal mu dari mana dan seperti apa, asal kau pintar dan berbakat maka akan sangat mudah memasuki sekolah bergengsi ini.

Satu kata 'menakjubkan!

———***———

"Idih, gue? temenan sama atlet songong itu, huek ... mendingan gue temenan sama monyet," cibir Letta.

Uu    a a    uu   aa

Tiga detik setelah Letta mengatakan itu, suara monyet terdengar nyaring di telinga ke empat gadis itu. Nayla tak kuasa menahan tawanya begitu juga Saci, Anya sendiri hanya tersenyum kecil melihat Letta yang langsung kicep.

"Hahahaa, noh di cariin temen lo di suruh pulang katanya," gelak Nayla sambil memegangi perutnya akibat terlalu keras ketawa. "Gue juga ogah kali temenan sama mereka, Ci. Yang satu Brandalan, yang satunya lagi nggak tau diri," ujarnya dengan wajah yang seketika menjadi datar.

"Siapa yang lo bilang berandalan?!" bentak Letta tak terima, ia berdiri dari duduknya.

Nayla juga berdiri dari duduknya. "Ya elo lah! Lo pikir siapa lagi?!" balasnya tak kalah keras.

"Lo, cari ribut sama gue?!" tantang Letta yang mulai melangkah maju mendekati Nayla.

"Siapa takut!"

"Lo–"

"UDAH!" teriak Anya melerai ke dua nya.

"Balik ke tempat lo!" desis Anya dingin,"dan alasan gue nggak sudi temenan sama mereka adalah sikap mereka barusan," lanjutnya menatap Saci.

"M-maaf," cicit Saci menundukkan kepalanya.

"KENAPA SIH LO SELALU MINTA MAAF SAMA APA YANG BUKAN SALAH LO," ucap ke tiga gadis itu bersamaan, mereka memandang satu sama lain kemudian membuang muka.

Saci menegakkan kepalanya kembali, ia malah cengengesan,"Tapi kalian satu hati. Peace."

——***——

"Jadi sekarang kita semua temenan?" tanya Saci. Ia kemudian menggeleng kan kepalanya. "Bukan, bukan. Mulai sekarang kita ber empat sahabatan," tegas Saci yang di angguki ke tiga gadis itu.

——***——

"Emm.... Kalian percaya nggak sama yang namanya cinta?"

"Cinta? Bullshit!" Letta menjawab dengan malas.

Anya tersenyum remeh. "Nggak penting!"

"Satu-satunya hal yang nggak pernah terpikirkan dalam sejarah SMA gue," timpal Nayla.

Saci tampak berpikir sejenak. "Aneh! Tapi gue yakin, kata itu benar adanya."

——***——

"Gue mau bareng bareng terus sama kalian."

4 Girls [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang