Bab 26 : Lomba 17 an

1.1K 106 2
                                    

***

Kerja sama sangat di butuhkan dalam menghadapi sekelompok lawan.

*
*
*

Hari ini murid-murid AHS sedang sibuk berganti pakaian. Setelah melaksanakan upacara bendera guna memperingati hari kemerdekaan RI, para murid segera berganti baju olahraga. Yang paling di tunggu-tunggu, adalah lomba 17 an.

Amira dan teman-temannya kini sedang berada di dalam toilet untuk membenarkan dandanan mereka. Amira sedang berkaca seraya mengoleskan liptint berwarna merah pada bibirnya. Terlihat mencolok! Setelah itu ia merapikan rambutnya nya yang sedikit berantakan. "Guys, gimana cantik nggak?"

Rada yang juga sedang memakai bedak, menoleh pada Amira. Mengamati penampilan temannya ini lalu mengacungkan jempol. "Perfect!"

"Punya gue, punya gue. Gimana? Cantik?" tanya Desi tersenyum manis.

"Cantik!" jawab Rada singkat. Ia merapikan peralatannya kembali.

"Jadi nggak sabar mau liat reaksi Regan, pasti dia klepek-klepek sama kecantikan gue," tutur Desi bersemangat. Bibirnya mengulum senyum malu-malu.

"Ganteng an juga Agam," komentar Rada. "Tapi mereka sebelas duabelas sih. Sama-sama dingin."

"Menurut lo ganteng an siapa, Mir?" tanya Desi meminta pendapat.

"Ganteng an Ar– hiiiiih pait, pait, pait. Bisa-bisanya gue masih kepikiran tu cowok bajingan." Amira mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri. Rasanya menyesal sendiri karena pernah menyukai cowok macam Arga.

"Eh, lo masih suka sama Arga?" tanya Rada sedikit terkejut.

"Nggak, Ya! Amit-amit gue suka sama bajingan kayak gitu. Udah yuk keluar," ajak Amira meraih beberapa alat make up nya.

Setelah itu ketiganya keluar dari toilet, berjalan menuju kelas dengan sesekali bercengkrama. Kadang-kadang Amira juga menatap sinis siswa-siswi yang berani menggosipi nya. Terlalu asyik membahas drama terbaru, Amira yang berjalan di tengah di tabrak seseorang hingga tempat make up nya terjatuh.

"Heh! Mata lo dim ... mana?" Amira baru akan mengumpati sang pelaku, namun kata-katanya di telan kembali lantaran melihat seseorang yang menabraknya.

"Sori, sori. Gue nggak liat jalan tadi."

Bariton pemuda jangkung yang kini tengah mengambil tempat make up nya. Membuat Amira menatap intens pemuda itu. Untuk beberapa saat, Amira terkesima dengan wajah tampan yang selalu ia lihat di setiap acara sekolah. Tidak menyangka kalau di lihat dari dekat, wajah pemuda ini sangat tampan. Ya ampun, kenapa Amira baru menyadari nya sih!

"Nih, sekali lagi sori ya." Pemuda itu mengembalikan tempat make up yang tadi ia ambil.

Lamunan Amira buyar saat pemuda itu menyodorkan tempat make up nya. Amira mengangguk kaku. "I-iya, nggak papa kok."

"Gue, duluan," pamit pemuda itu lalu berjalan menjauhi Amira dan teman-temannya.

Desi memandangi punggung pemuda itu yang semakin menjauh, lalu hilang di perbelokan. "Wah, wah. Ketua Osis yang baik," celetuk Desi.

Rada mengangguk. "Iya, mana ganteng lagi."

Amira tersenyum senang. "Mulai sekarang, dia punya gue. Awas aja lo berdua berani suka sama dia," ancam Amira memperingati kedua temannya.

Rada melebarkan matanya. "Lo sekarang suka sama Kanan?"

Amira mengangguk pasti. Siapa yang tidak suka pada pemuda tampan macam Kenan. Sudah pintar, ketua Osis, berperilaku baik. Dan yang paling penting. Tampan. Mulai sekarang, Amira akan beralih mengejar Kenan.

4 Girls [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang