75. Malu tapi Mau

358 36 11
                                    

_________________________


"Maaf saya datang terlambat," ucap Mayor Juna di depan keduanya dengan tatapan mata khawatir. Terlebih saat melihat sorot mata ketakutan Tiara.

"Saya sangat berterimakasih atas bantuan Pak Mayor. Saya tidak akan tahu, bagaimana jadinya keadaan kami jika tidak ada Pak Mayor di sini. Terlebih pada anak saya yang sangat ketakutan sekarang!" Bu Ani menoleh dan merangkul lengan Tiara.

Mayor Juna menggenggam tangan Tiara seraya menatap lekat. "Saya udah di sini, kamu nggak perlu takut lagi!" ucapnya mencoba menenangkan.

Tiara mengangguk pelan dan menatap matanya, meski tanpa suara. Lantas setelah itu Bu Ani meminta Mayor Juna untuk membersihkan diri dari pakaiannya yang terkena lemparan telur.

"Maaf, Pak Mayor bisa membersihkan diri dulu di dalam. Mari, Pak!" ajak Bu Ani sebelum melangkah bersama Tiara yang masih tetap dalam rangkulannya.

"Iya, baik," sahut Mayor Juna.

Terlihat Mayor Juna melangkah keluar dari dalam kamar mandi, seusai membersihkan dirinya dan melepaskan jaket kotor yang dikenakannya tadi.

"Jaket kotor itu boleh saya minta?"

Langkah Mayor Juna terhenti begitu Tiara yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya, sambil menengadahkan telapak tangan guna meminta jaket.

"Nggak apa-apa, nanti biar saya bersihkan," jawab Mayor Juna mengerti maksud dari permintaannya itu.

Mendengar itu terlihat wajah Tiara berubah masam. "Karena tadi Mas udah mau nolong saya sama Ibu, jadi biarkan saya yang bertanggung jawab untuk mencuci jaketnya."

Mayor Juna mengulas senyum kemudian tangannya terulur tepat di atas kepala Tiara, hendak mengusap-usap karena gemas mendengar ucapan itu.

"Boleh saya minta?" tanya Tiara mengulang kalimat yang sama seperti sebelumnya.

Tanpa bersuara, Mayor Juna lantas menyerahkan dan meletakkan jaket kotor yang berada di dalam paperbag pada telapak tangan Tiara.

"Kalau begitu saya izin ke belakang dulu, Mas boleh tunggu dan duduk di sana, ya!" Menunjuk dengan ibu jari ke arah ruang tamu.

Mayor Juna menoleh ke arah yang ditunjukkan sambil mengangguk kecil. "Iya, saya tunggu di sana!" balasnya sesaat sebelum melanjutkan langkah kaki.

Sementara Tiara segera berjalan ke arah dapur setelah melihat Mayor Juna duduk di salah satu kursi di sana.

Ketika sedang menunggu, Ibu Ani datang menghampiri Mayor Juna dan ikut terduduk. "Maaf ya, Pak Mayor sudah banyak merepotkan," ucap Bu Ani memulai percakapan.

"Iya, tidak apa, Bu. Saya justru senang bisa membantu Bu Ani dan Tiara."

"Kalau boleh tahu, Pak Mayor datang kemari ada tujuan apa ya?" Sedari tadi rupanya Bu Ani ingin mengetahui hal itu.

"Sebenarnya saya datang ke sini ingin menemui Bu Ani, karena ada hal penting yang harus saya katakan pada Bu Ani."

"Dengan saya? Hal penting apa itu?" Mengerinyit penasaran dengan alis mata yang saling terpaut.

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang