79. Kehilangan separuh jiwa

186 31 12
                                    

__________________

"Mbak, saya ambil sepatu ini ukuran 38 ya!" pinta Bu Ani menyerahkan sepasang sepatu pada petugas toko.

"Baik, Bu. Kalau untuk warnanya, apa mau diganti juga?" tanyanya sebelum mencari nomor sepatu yang diinginkan.

"Nggak usah, Mbak. Anak saya suka sama warna itu, katanya cantik!" tolak Bu Ani sambil melemparkan senyuman.

"Baik. Kalau begitu tunggu sebentar ya, Bu!" ucapnya sebelum melangkah pergi.

Sambil menunggu, Bu Ani berjalan menuju meja kasir hendak meminta kertas dan meminjam pulpen pada petugas kasir. Begitu diberikan, barulah Bu Ani menuliskan sesuatu di atas kertasnya.

Tak lama setelah Bu Ani selesai menulis, petugas toko itu datang menghampiri dan menyerahkan kotak sepatu dengan nomor yang diinginkan.

"Ini, Bu, sepatunya no 38!"

Terlebih dulu Bu Ani memeriksanya, lalu menutup kembali kotak itu. "Makasih ya, Mbak!" Melemparkan senyuman karena puas.

"Iya, Ibu sama-sama!" balas petugas toko itu seraya ikut melemparkan senyum keramahan.

Kemudian Ibu Ani beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja kasir, guna membayar sepatu yang ingin dihadiahkan untuk Tiara.

Total telah dijumlahkan, Bu Ani segera membayar. Selesai itu, kakinya berjalan keluar dari toko sepatu dengan langkah riang.

"Semoga hadiah ini cocok, untuk Tia pakai nanti di hari wisudanya!"

Bu Ani menghentikan angkutan umum untuk dinaikinya menuju rumah. Disepanjang jalan itu, Bu Ani tak henti-henti tersenyum sambil menatap paperbag berisikan sepasang sepatu.

"Jadi nggak sabar pengen lihat Tia pakai sepatu ini!"

Selang 30 menit, angkutan umum terhenti di pertigaan jalan, usai Bu Ani menghentikannya. "Kiri, Bang!" Turun sambil membayar ongkosnya pada kenek supir.

Setelah membayar dan angkutan umum kembali melaju, Bu Ani lantas segera melangkahkan kakinya untuk menyeberang jalan. Namun, tiba-tiba datang sebuah mobil berwarna hitam melaju dengan kecepatan tinggi.

Sang pengendara itu terlihat sengaja mengarahkan mobilnya tepat pada Bu Ani, sehingga membuat Bu Ani terkejut dan tak siap untuk menghindar lebih dulu, lalu terjadilah benturan keras yang saling beradu itu.

Brakkk....

Tubuh Bu Ani sempat melayang usai menghantam body mobil, hingga berakhir terguling di jalan berbatu. Pengendara mobil menghentikan laju kendaraannya, lalu membuka kaca jendela dan menatap Bu Ani dari kaca spion di depan.

Bukannya bertanggung jawab atas apa yang dilakukan barusan, pengendara mobil itu justru tersenyum menyeringai usai melihat tubuh Bu Ani tergeletak tak berdaya. Setelahnya ia menancap gas hendak segera pergi dari sana.

 Setelahnya ia menancap gas hendak segera pergi dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang