Bab 72

281 27 3
                                    

Sontak Hans terkejut dengan aksi yang dilakukan Anita. Pria itu berusaha menepis pelukan Anita, tapi tidak bisa. Karna gadis itu memeluk tubuh itu dengan erat mengerahkan seluruh kekuatannya disana.

"Jangan tinggalkan aku Hans.. aku tidak akan mampu jika kamu menjauhkan diri dari kuu.." lirihnya terisak.

"Aku tidak bisa Anita!" Tegas Hans dingin. Dalam sekejap Hans merubah sikap untuk gadis itu. Saat ini dia akan menyetarakan Anita dengan orang-orang disekitar, yang ia perlakukan. Yaitu bersikap cuek dan dingin.

Mendengar itu Anita melerai pelukan nya. Dia melangkah kehadapan Hans dengan tatapan penuh pengharapan.

"Tapi Hans, bukankah kamu telah berjanji padaku. Akan menceraikan Alexsa dan menikahi kuu? Lalu bagaimana dengan janji ituu?" Anita menatap dalam mata Hans, tapi pria itu membuang pandangannya.

"Itu tidak mungkin, Anita! Aku tidak akan pernah meninggalnya. Selain dia seorang ibu dari calon bayi kami. Aku juga sangat mencintainya!" Tegas Hans penuh penekanan.

"Aku selama ini dibutakan oleh rasa balas Budi yang aku miliki untukmu. Tapi, semua rasa itu telah berubah menjadi benciii!!"

Mendengar itu api cemburu menerpa didiri Anita. Wajah yang penuh harap menjadi murka.

"Jika kau meninggalkan aku demi dia. Maka aku akan melenyap kan wanita sialan ituuu! Aku akan lakukan apa yang pernah aku lakukan sebelumnya terhadap Hanna" Sontak Hans tercengang dan kembali mengarahkan wajah pada Anita tatapan nya pun juga tajam. Setajam silet.

"Yaa, aku menyuruh orang untuk menjebak Hanna, dan juga merusak rem mobil miliknya. Niat ku hanya ingin membuat dia celaka.. tapi siapa sangka, malaikat maut berpihak pada ku. Hingga Hanna meninggal dalam kecelakaan ituu.." ucapnya dengan seringai dibibir.

Hans semakin murka nafas nya turun naik meredam amarah tatapan mematikan tak lepas dari wajah Anita.

"Aku akan lakukan apapun, demi dirimu Hans.." rengeknya pilu.

"Bahkan aku rela melenyapkan siapapu yang merebutmu dari kuu, termasuk juga Alexsaa!!" Anita hampir gila mendengar Hans akan meninggalkan nya. Hingga dia tidak menyadari apa yang dia ucapkan saat ini. Bahkan dia tidak sadar. Hal ini hanya kan menambah kebencian Hans padanya.

Hans sungguh tidak tahan lagi. Dengan tangan bergetar Sebuah tamparan melayang di pipi Anita disertai bentakan dahsyat. 

"Aniitaa,,!!" Teriakannya seakan menggema disudut ruangan.

Plakkk!! Sebuah tamparan mendarat dipipi. Hingga wajah gadis itu tertoreh kesamping.

Waktu sejenak berhenti disana. Anita bahkan tertegun dengan tangan di pipi yang sedikit kebas dan panas.

"Aku tidak percaya, aku bisa membelamu selama ini, bahkan aku mengabaikan setiap ucapan orang yang kucintai demi dirimu. Yang ku anggap malaikat ternya ular berbisa! Dengar Anita. Aku hanya mengagumimu Karna kaulah orang yang merawat ku sakit dan kelaparan ketika aku kecil. Andai hal itu tidak ada. Aku pastikan aku tidak akan menghargai dan mengagumimu sebesar ini.!!" Tegasnya dengan penuh rasa ke bencian.

Anita tidak ada keberanian untuk menjawab. Tamparan yang diberikan Hans sudah cukup membuat dia sangat terluka. Pria itu semakin geram. Dicengram nya kedua pipi Anita dengan satu tangan. Karna amarah, saat ini Hans lupa dengan komitmen tidak main kekerasan pada seorang wanita. Anita berdesir kesakitan.

"Dengar, aku tidak akan membiarkan keluarga kuu! Disentuh oleh muu!! Mulai saat ini lupakan hubungan kakak adik yang aku buaatt! Karna aku sangat membencimu,,!!" Teriak Hans dengan lantang. Bahkan kalimat terakhir seakan menggema ditelinga Anita.

Dia tidak pernah menyangka. Jika orang yang dia cintai akan membencinya. Seluruh tubuh melemah dan bergetar. hingga  ambruk kelantai tak berdaya. Bahkan airmata pun seakan tenggelam bersama ucapan Hans.

Sementara Hans tidak ingin berlama-lama lagi ditempat itu. Dia hanya ingin secepat mungkin menemui sang istri dan meminta maaf. Dia  pergi tanpa mempedulikan keadaan Anita saat ini.

Hal pertama yang dilakukan Hans menuju rumahnya, niat ingin mengganti mobil yang dia pakai dengan motor agar cepat sampai ditempat tujuan.

"Keluarkan motor saya, " perintah pria itu pada para satpam yang ada disana. Sedang dia melangkah memasuki rumah mewah itu dengan tergesa-gesa. Ntah apalah yang ingin dia lakukan didalam sana.

Hans menuju kamar miliknya dan Hanna sebelumnya disana dia membuka sebuah laci. Dan mengambil kotak kecil.

Ternyata disana ada satu set berlian. Sekilas dia ingat pernah memberikan berlian tersebut sebagai permintaan maaf untuk Hanna ketika itu Hanna sangat senang dan langsung memaafkan nya. Maka dia juga berniat hal yang sama untuk Alexsa.

Memang itu barang bekas..tapi perhiasan itu sungguh sangat berharga bagi Hans. Pria itu selalu menyimpan dan merawatnya dengan baik.

"Semoga kamu bisa memaafkan ku sayang." Gumamnya lirih. dengan tatapan penuh ke benda yang ada ditangannya. Walau ragu, tapi pria itu tetap semangat.

Hans bergegas pergi ketika apa yang di cari telah dia dapatkan.
Ketika dia keluar dari kamar dia melihat pelayan membawa segelas jus ke kamar  dimana dia tempati bersama Alexsa.

"Untuk siapa jus itu mbok?" Tanya Hans menyelidik.

"Eh tuan," pelayan itu pun terkejut. Karna tiba-tiba mendengar suara sang majikan.

"Ini untuk nyonya tuan..kata nya dia mual, jadi minta dibuatkan jus jeruk." jawab pelayan itu ramah.

Otak Hans langsung berputar. Pasti Alexsa saat ini dirumah.

"Yaudah, biar saya saja.." Hans mengambil alih nampan yang ada ditangan sang pelayan.

"Tapi tuan.." pelayan itu tidak enak hati.

"Nggak papa mbok," Hans memaksa. Tak ada pilihan bagi sang pelayan selain mengalah.

"Baiklah tuan saya permisi dulu.." perlahan pelayan itu meninggalkan Hans dengan nampan ditangannya.

Hans meraup udara sebanyak mungkin berusaha menyempurnakan tubuh yang dari tadi serasa menegang. Setelah merasa sedikit melega. Hans membuka pintu kamar dan memasukinya dengan senyum merekah.

"Sayang.. ini jusnya.." ucapnya sembari mengedarkan pandangan. Tapi kamar sepi tak ada berpenghuni.

Hans meletak kan nampan diatas narka, mengecek kemarin mandi kali aja sang istri berada didalam.

"Sayang.." ucapnya ketika pintu kamar mandi terbuka lebar. Dan lagi-lagi tak ada seorang pun disana.

Seketika jantung Hans berdebar kencang. Melihat kamar kosong tak berpenghuni membuat dia teringat akan ancaman terakhir Alexsa.

"Dengar Hanss.. aku tidak main-main dengan ucapankuu! Jika kau tidak berbalik badan. Aku akan pergi membawa anak mu yang ada di perutku ini! Jangan harap aku akan membawanya kembali padamu!!"

Suara mesin mobil yang menyala terdengar dari halaman rumah. Ketakutan semakin menjalar ditubuh Hans. Ditambah lemari milik Alexsa saat ini ada bagian yang kosong. Pertanda dipindahkan ketempat lain.

Saat ini otak Hans bekerja. Alexsa memang pulang kerumah, tapi bukan untuk dirinya. Tapi untuk yang terakhir kali.

"Alexsaa.." pekiknya berlari menuju halaman. Anak TK pun pasti mengerti siapa yang ada di mobil itu saat ini.

Tapi sayang ketika Hans menapak di halaman mobil itu telah hilang dari pandangan.


I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang