Bab 71

227 20 8
                                    

Sementara Hans masih menyusul Anita sampai kerumahnya. Ketika Hans akan mengetuk pintu rumah gadis itu seketika ter urung ternyata pintu utama rumah itu tidak ter tutup rapat. Hingga Hans dengan mudah mendorong pintu itu hingga terbuka.

"Assa.." Salam Hans terputus ketika mendengar Anita mengeluarkan suara. Dengan nada bentakan. Seketika pria tampan itu diam ditempat. Dia sedikit penasaran, saat ini Anita sedang memarahi siapa.

"Dasar bodoh! Bagaimana mungkin wanita sialan itu mengetahui rencana ku menculik nyaa,,, dasar bodoh! Bagaimana mungkin kalian bisa ceroboh, hingga gadis itu mengetahui apa yang telah kita lakukan!??" Teriak Anita murka.

Degg! Seketika seluruh tubuh Hans lemas serasa bahkan seluruh persendiannya seakan terhenti. Sungguh orang yang disangkanya malaikat adalah seorang iblis betina.

"Jangan banyak alasan! Bukan kah kita pernah melakukan hal ini sebelumnya? Dimana ketika itu Hanna yang menjadi korbannya!!" Teriak gadis itu lagi masih dengan ekpresi yang sama.

Dan kali ini Hans hati Hans semakin sakit, bak ditusuk belati yang sangat tajam berkali-kali. Seketika air matanya mengalir deras. Dan tubuh pun terhuyung lemas. Dia berusaha menopang tubuh di perabotan yang ada didekatnya. Jika tidak sudah pasti pria itu akan jatuh kelantai.

Ucapan dua orang istrinya terngiang-ngiang saat ini. Dimana Hanna dan juga Alexsa mengatakan. Anita bukan lah orang yang baik. Hatinya semakin teriris. Bahkan tadi Alexsa juga mengatakan hal yang sama, sungguh saat ini Hans baru sadar jika dia dibutakan dengan balas Budi yang dia miliki.

"Maaf kan aku Hanna... Alexsaa.. seharusnya aku mempercayai kalian berdua.." lirihnya pilu. Rasa sesal seketika merasuki jiwa dan raganya.

Sedangkan Anita masih belum sadar dengan kehadiran Hans. Dia masih saja berkata penuh amarah pada anak buahnya melalui hape.

"Aku tidak akan memberikan sepeser pun pada kalian! Karna kalian tidak becuss,, dengan pekerjaan kalian. Jangan harap aku akan.."

Hans yang semakin kesal percakapan dia orang yang ditempat berbeda itu. Langsung berteriak murka. dengan nafas yang menggebu-gebu Hans mengeluarkan suara.

"Lancanggg,,!! Kauuu,,! An,,nitaaa,,!!" Teriak pria itu dengan nada menggeram.

Sedang kan Anita yang terkejut. langsung menoleh kebelakang dan membeku. Sejenak gadis itu berfikir, sejak kapan Hans berada dibelakangnya. Belum sempat dia memasang wajah lugu nya Hans mendekat dengan langkah besar. Sorot matanya mematikan bahkan Anita tidak pernah melihat kilat murka di mata Hans.

"Ha..Hann..Hanss, sejak kapan kamu disini?" Tanya gadis itu dengan terbata dan ketakutan. Takut melihat amarah Hans saat ini. Bisa Anita rasakan aura kemarahan Hans yang menggebu.

"Cukup lamaa, dan cukup bagiku untuk mendengar langsung rencana burukmu untuk keluargaku,,!!" Teriak  Hans

Anita hanya bisa mendegup kerongkongan, seluruh tubuhnya bergetar, membayangkan apa yang akan dilakukan Hans selanjutnya.

"Kenapa diam!? Bukankah tadi kau bicara dengan sangat lantam di hape ituu!?"

Anita masih memilih diam, dia tidak ada niatan menepis ucapan Hans dan juga tidak ada niatan untuk membela diri. Karna percuma, raut wajah Hans sudah biasa dia tebak. Jika Hans telah mendengar apa yang telah dia katakan melalui hape.

"Maaf kan aku Hans.." lirihnya. Wajah wanita itu tertunduk, dia tidak ada niatan untuk menatap Hans. Yang pasti menurutnya saat ini tampang Hans sangatlah menakutkan.

"Maaf? Kamu bilang!?"

Anita samakin tertunduk, " Menurutmu, apakah kamu layak untuk dimaafkan?" Masih tidak ada jawaban dibibir seksi gadis itu. Dia hanya memilih bungkam.

Hans meraup udara sebanyak mungkin untuk meredam emosinya. Mata terpejam sejenak kemudian kembali terbuka. Ketika itu Hans mulai melemah.

"Dengar Anita.. jika aku tidak menganggap mu adikku. Ntah lahh.. aku tidak tau apa yang akan kulakukan pada muu.. kau sungguh membuat aku kecewa.." ucap Hans mulai melemah.

Anita masih bergeming, "Apa kesalahan kuu? Hingga kau menghancurkan rumah tanggaku?" Ucap Hans menatap pilu.

Kali ini Anita baru berani mengangkat wajah menatap Hans dengan penuh kedukaan.

"Apa kamu tau kesalahan kamu Hans?"

"Apa??"  Hans sungguh tidakengerti dengan pertanyaan Anita.

"Salahmu hanya satu Hans, kenapa kau, memilih orang lain? Sedang kan akuu." Gadis itupun terisak.

"Sejak kecil dan jauh dari Hanna dan Alexsa datang. Aku telah bermimpi menjadi istrimuu." Matanya pun menatap tajam pria itu.

" Dan, apa yang kau lakukan? " Diam sejenak dengan tatapan tajam

" Kau malah memilih orang lain sebagai pendamping mu. Apakah kau tidak berfikir sedikit pun. Bagaimana perasaan kuu? Aku Yang mencintaimu harus berpura-pura bahagia dengan pernikahan mu dan sahabat kuu." Dengan derai air mata gadis itu meluap kan segala keluh kesah yang menggung selama ini.

"Aku mencintaimu, jauh lebih dulu dari mereka berdua. Bahkan aku telah menaruh perasaan sejak pertama kali kita bertemu. Apakah kau tidak menyadari ituuu?" Isak dan tangis tak henti-hentinya di rasakan Anita.

Hans hanya terdiam kaku mendengar penuturan Anita. Ternyata penyebab akar dari masalah ini, adalah dirinya sendiri.

Terduduk lemas diatas sofa yang ada disana. Hans bahkan tertegun dengan tatapan kosong.

"Maafkan aku Anita... Aku tidak mengetahui besarnya cintamu untukku." Lirihnya dengan putus asa.

"Andai kamu mengatakannya sejak awal.." lirih Hans putus asa.

"Apa maksud kamu Hans, apa mungkin wanita dizaman kita muda dulu. Akan mendatangi pria dan mengungkapkan perasaan nya dihadapan pria yang dia sukai?" Protes Anita tak terima

Sejenak Hans tertegun, ucapan Anita memang ada benarnya. Di zaman mereka muda memang tak ada seorang wanita yang berani mengunkapkan peraasanan mereka secara terang-terangan pada pria yang dia sukai.

"Kamu benar, tentu saja itu tidak pernah terjadi."  Jawab Hans dengan nada berat, tatapannya masih kosong.

"Paling tidak, kamu harus bisa melakukan sesuatu agar aku mengetahuinya."

"Aku sudah berusaha Hans, tapi kamu tidak menyadarinya."

Terdiam beberapa menit, dan dimenit selanjutnya Hans, bergerak dari tempatnya hendak pergi.

"Seharusnya aku memakimu Karna telah berhasil membuat kekacauan dirumah tangga ku, bahkan untuk yang kedua kalinya. Aku akan melupakan segalanya, Karna kesalahan itu juga milik kuu. Aku memaafkan mu. Tapi.. aku mohon jangan ulangi lagi. Karna jika sekali lagi kau melakukannya aku tidak tau, apa yang akan terjadi selanjutnya.." Hans melangkah pergi tanpa menoleh Anita.

Anita yang masih terisak, saat ini menyadari ke pergian Hans. Gadis itu buru- buru mengejar dan memeluk tubuh Hans dari belakang. Ketika itu juga Alexsa sampai didepan rumah mewah Hans, jelas sekali dilihat Alexsa saat ini sang suami dipeluk dari belakang. Seketika air mata gadis itu luruh. Hatinya semakin sakit menyaksikan pemandangan itu.

Niat ingin turun dari mobil online diurungkannya.

"Sudah sampai non," ucap sang sopir.

Alexsa yang saat ini merasa sedih, tidak fokus dengan ucapan sang sopir. Hingga sopir itu mengulangi ucapannya sampai tiga kali.

Diucapan yang ketiga baru Alexsa sadar.

"Oh, iya pak. Terimakasih.." gadis itu menyeka air matanya terlebih dahulu. Baru kemudian turun dari mobil online.

Dia sengaja mengambil pintu diarah yang tidak dilihat Hans Karna rasa sakit dan kecewa gadis itu membuat dia sangat tidak ingin diketahui kedatangannya oleh sang suami.

Ketika pagar rumah dibuka satpam, Alexsa pun bergegas memasuki rumah yang akan dikunjungi nya untuk terakhir kali.

Berjalan memasuki rumah sembari mengelus lembut perutnya yang masih rata.

"Tenang sayang, bunda akan menjaga mu dengan sangat baik. Hingga kamu akan lupa akan sosok seorang ayah." Ucapnya dalam hati.





I'm crazy about you, Uncle DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang