30. Mingyu

196 12 0
                                    

Heeseung keluar ruang dance studio sambil ngelap keringet di wajahnya pake handuk kecil yang dia sampirin di pundak. Dia jalan ke mesin penjual otomatis buat beli cola dingin.

Baru juga Heeseung mau masukin koin ke mesin otomatis itu.

'Kring'

Seseorang dari belakang Heeseung, tiba tiba masukin koin dan langsung milih pepsi dingin.

'Klontang'

Orang itu ngambil pepsi dingin yang udah keluar di bagian bawah mesin. Dan di sodorin ke Heeseung.

"Capek ya" terang seseorang yang nggak lain Mingyu. Heeseung, sejak ni orang masukin koin, mukanya uda kesel liat Mingyu.

"Ya ampun manja banget si" Mingyu ketawa kecil sambil buka kaleng pepsi, dan nyodorin lagi ke Heeseung. Heeseung nggak bergeming.

"Mau gue suapin?" Mingyu senyum smirk tapi langsung diambil kasar sama Heeseung dan langsung di teguk

"Cewe lo lumayan juga"

"Puff" Heeseung hampir aja muncratin pepsi nya.

"Hah?" Heeseung ngusap mulutnya.

"Jiwon? Cantik ya" Mingyu miringin kepalanya sambil senyum ke Heeseung.

"Kenapa? Mau lapor ke kak cheol?" Heeseung senyum smirk terus neguk minuman dingin itu lagi.

Mingyu ketawa keras denger pertanyaan Heeseung.

"Kak cheol? Nggak lah, ngapain gue laporan sama dia" pernyataan Mingyu ngebuat Heeseung ngalihin pandangannya.

"Tapi cewe lo tangguh juga" Mingyu naikin sedikit ujung bibir kanannya. Seolah sedang nunggu reaksi Heeseung.

"Maksud lo?"  Heeseung ngeryitin dahinya dalam.

"Nggak.." Mingyu senyum lebar ngebuat Heeseung agak panik. Tu cowo nepuk lengan Heeseung dan pergi gitu aja.

"Lain kali traktir gue ya!" Mingyu naikin tangan kanannya sambil lambaiin tangannya tapi masih jalan kedepan.

***

Jungwon mainin pulpen sementara ada laptop yang masih nyala di depan dia.

"Won!" Jake tetiba ngebuyarin lamunan Jungwon ngebikin tu cowo agak terperanjat ngeliat Jake.

"Mikir apa" Jake ngasih 2 gelas americano di meja mereka. Mereka lagi ngerjain tugas di cofee shop tempat Jiwon kerja sampingan. Ya, Jiwon baru aja dapet kerja sampingan di cafe depan kampus.

Jungwon pun cuma gelengin kepala denger pertanyaan Jake. Dia sendiri nggak tau, perasannya lagi nggak bisa dia artikan. Antara cemas dan.. Entahlah, Jungwon juga bingung.

"Lo khawatir, kalau Jiwon dapet sift malam?" tanya Jake

Ah... Apa mungkin karena itu ya. Jiwon kan pernah di serang orang nggak dikenal waktu itu, ya walaupun kembarannya udah punya teknik dasar bela diri, tetep aja Jiwon cewe yang bakal kalah tenaga kalau diserang cowo.

Jake senyum liat Jungwon terdiam denger pertanyaannya tadi. Jiwon seberharganya itu buat Jungwon. Nggak bisa dipungkiri sih, mereka kembar identik langka.

"Gue bakal antar jemput Jiwon, lo tenang aja" Jake nyesap americanonya.

Jungwon senyum tipis denger pernyataan Jake. Jujur, Jungwon bahkan lebih rela Jiwon pacaran sama Jake ketimbang sama Heeseung. Jungwon was was Heeseung bukan pria baik baik.

Jungwon inget, dulu Heeseung sempet bolos beberapa hari dari latihan dance di studio dance. Dan waktu heeseung balik, muka tu cowo uda banyak bekas luka.

"Service" tetiba Jiwon bawa sepotong cake strawberry ke mejanya dan Jake.

"Bakal langganan nih gue kalo tiap hari dikasih service" Jake bercanda.

***

"Fuuh" Jiwon naruh celemek di loker nya. Siftnya selesai pukul 7, dan langit masih belum gelap.

"Ji, ada yang nyari" temen Jiwon yang barusan ganti sift sama dia, nyamperin Jiwon yang lagi ngerumbai rambutnya yang dari tadi siang di kuncir.

Jiwon ngangguk sambil senyum.

Mungkin Jungwon atau Jake yang katanya mau jemput.

Jiwon keluar ruang staf sambil nyampirin totebag di bahunya.

"Yo! Jiji" suara cowo yang sebenernya masih asing di telinga Jiwon, nyambut Jiwon ketika dia baru aja mau nyari sosok Jungwon dan Jake. Sampai seorang cowo nyamperin dia pake senyum manisnya.

"E gila, ganteng banget, idol ya?" bisik temen Jiwon yang sebenernya bisa kedengeran orangnya.

Jiwon diem natap cowo yang nggak lain Mingyu itu dengan tatapan datar. Kaya bilang. Mau apa lagi sih ni cowo.

"Apasih kok jutek amat" Mingyu gandeng lengan Jiwon yang langsung ngebikin Jiwon ngelongos pergi sambil ngelepas gandengannya Mingyu.

"Jijiii..." Mingyu manja ngintil Jiwon.

Jiwon masih nggak gubris Mingyu, yang masih ngintilin dia dengan mulutnya yang masih cerewet manggilin Jiwon. Sementara Jiwon jalan tanpa memperdulikan Mingyu.

"Jiji.. Lo lebih suka musim semi apa musim gugur? Kalo gue sih musim salju ya" lanjut Mingyu sambil ketawa. Jiwon diem sambil muterin bola matanya. Garing banget.

"Terus terus, kalo menurut gue ya, lo tu lebih cocok sama musim semi. Kenapa? Karena sekalinya lo senyum, berasa liat bunga sakura merekah" Mingyu natap keatas sambil senyum lebar.

"Cantik dan langka" lanjutnya masih ngintil Jiwon.

"Gue mau tau lebih banyak soal lo dong.. Kalo Jiji,  lebih suka kucing apa anjing? Kalo gue sih anjing ya. Selain lucu, mereka juga pintar" Mingyu ketawa kecil.

"Terus terus.. MBTI nya apa? Kalo gue ENFJ" Mingyu jeda sejenak.

"Kalo lo pasti INFJ" lanjut Mingyu mulai berjalan pelan di belakang Jiwon. Dan dari sorot lampu jalan yang remang remang, senyum smirk Mingyu terlihat samar.

"Karena lo nggak bisa menilai orang"

Jiwon yang ngeh Mingyu ada di belakang dia, mulai balik badan.

"Uakhh" Jiwon kaget tetiba Mingyu ngedorong bahu dia sampe kepentok tembok, dan itu terjadi sangat cepat.

Dan Jiwon baru sadar, ternyata mereka lagi di gang sepi

"Apa apaan lo-hm!" Mingyu langsung bungkam mulutnya Jiwon pake tangan dan ngedeketin wajahnya ke wajah Jiwon.

"Sshh.... Ada yang ngikutin kita" Mingyu sedetik kemudian nengok kearah kiri, Jiwon ikut ngeliat kearah kiri

'Buughh'

"Aahhh!" Jiwon meringis kesakitan megang perutnya yang tiba tiba di tinju Mingyu.

"Gila lo!" rintih Jiwon ngebikin Mingyu ketawa.

Mingyu dengan kasar megang dagu Jiwon biar wajahnya bisa diliat Mingyu.

"Gue penasaran, kalau dengan pukulan tadi dia nggak muncul, apakah dengan ini dia bisa muncul?" Mingyu senyum smirk natap Jiwon yang masih nahan sakit di perutnya.

Mata Jiwon makin membulat ketika tiba tiba Mingyu ngedeketin bibirnya ke bibir Jiwon.

'Jdugg'

"Uaakhh" Mingyu megang jidatnya yang baru aja di sundul Jiwon. Untungnya bibir mereka belum sempat ketemu.

Kesempatan kabur buat Jiwon ketika Mingyu masih ngaduh kesakitan megang kepalanya.

Walaupun kepala Jiwon juga kerasa sakit dan pening. Tapi satu satunya yang bisa nyelametin dirinya dari cowo sinting itu ya cuma dirinya sendiri.

"Ha... Lumayan juga.." Mingyu senyum smirk ngeliat Jiwon yang lari sambil megang perutnya

***TBC***

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang