Heeseung narik tangan Jiwon buat pergi dari sana."Kak!" Jiwon protes tapi makin Jiwon berusaha ngelepasin tangannya, Heeseung makin cepet jalan.
"Gue lagi kerja, bego!!" protes Jiwon tapi nggak digapai Heeseung.
"Lo bakal tanggung jawab kalo gue dipecat??" Jiwon makin kenceng mencoba melepas tangannya yang masih di tarik Heeseung sambil jalan cepet.
"Kak!!!"
"Duduk disini" Titah Heeseung dingin dan entah kenapa ngebikin Jiwon agak bergidik seram. Mereka udah sampe minimarket deket cafe tempat kerja Jiwon.
Mau nggak mau Jiwon duduk di kursi minimarket itu. Dan Heeseung langsung masuk ke minimarket, ninggalin Jiwon di luar sendirian.
Dia bahkan baru tau kalo Heeseung bisa serem kalo marah. Jiwon nungguin Heeseung sambil meluk badannya sendiri. Selain karena bajunya basah, udara malam yang dingin berhasil membuat badan Jiwon gemeteran.
"Basuh muka lo" Heeseung nyodorin handuk yang baru aja dia lepas tag harganya. Jiwon nengadah, pasrah aja nerima handuk putih itu.
***
Jiwon keluar kamar mandi umum sambil ngusap usap baju putih yang belum hilang noda kopinya.
'Sruk'
Jiwon agak kaget karena dikepalanya tiba tiba nemplok jaket item. Dia langsung nurunin jaket item itu dan natap kesel Heeseung, yang masih natap dia datar. Kan bisa, ngasihnya biasa aja nggak perlu dilempar segala.
"Mau kemana" Heeseung keliatan kesel waktu Jiwon pake Jaketnya sambil jalan pergi.
"Balik kerja lah" ketus Jiwon.
"Emang gue ngebolehin?" Heeseung langsung nahan lengan Jiwon.
"Emang nya lo yang punya cafe?"
"Iya! Gue yang punya cafe!"
"Nggak lucu!" Jiwon ngelepas tangan Heeseung yang nahan tangannya dan langsung pergi.
"Obatin dulu pipi lo!"
"Aaahhh!" Jiwon langsung protes waktu Heeseung nyubit pipinya yang tadi kena gampar. Perih banget!
"Sakit!!"
"Yaudah makanya diobatin dulu!!" Heeseung kesel.
"Sini! Biar gue obatin sendiri!"
"Lo nggak bawa kaca, mana tau bagian mana yang lecet!"
"Gue yang sakit, gue yang bisa ngerasain!"
"Nggak usah ngaco deh"
"Maksa banget sih!"
"Kalo lo mau diobatin dari tadi, lo udah bisa kerja sekarang"
"Yaudah makanya gue mau kerja!!"
"Udah gue bilang gue yang punya cafe dan lo karyawan gue!!"
"Gue resign!!!" Jiwon kesel banget sampe dia ninggalin Heeseung.
"Bodo amat!! Sana!! Mau di gampar cewe kek mau digampar beruang kek. Gue nggak mau ngobatin!!" teriak Heeseung.
***
Jiwon balik cafe sambil ngedumel. Kenapa sih, Heeseung hobi banget maksa dia.
"Maaf" Jiwon ngerasa nggak enak waktu masuk ke ruang staff dan diliatin sama temen temennya.
"Kok luka lo belum diobatin si, gue kira dia bakal ngobatin lo" gerutu temen part time nya. Jiwon cuma ketawa getir.
"Untung pelanggannya cuma sedikit hari ini" terang yang lain
"Tapi... Beneran jin, lo dapet cincin itu dari kak Taehyun?" tanya yang lain hati hati.
"Udah gue bilang kan. Taehyun yang ngasih. Nih Ji, kalau mau liat inisial nama di bagian dalem cincin ini" terang yang tadi bareng sama Jiwon waktu ni cewe kena gampar.
Jiwon ngambil cincin ber mata hijau emerland itu.
D & T dan dibelakang 2 inisial itu ada simbol Love.
Jiwon tertegun. Terus, kenapa Taehyun ngasih cincin itu ke dia.
"Si Tehyun punya masalah apasih, heran gue" terang yang lain.
"Ji. Lo dipanggil manager" karyawan lain datang dari ambang pintu ruang staff.
***
Jiwon ngetuk ruang manager 3x dengan jantung yang berdegup nggak karuan. Takut takut beneran di pecat. Dan setelah mengetuk, Jiwon mulai masuk ruangan 10x15m itu. Disana dia bisa liat meja manager dan di belakang meja itu ada kursi putar yang lagi membelakangi dia. Kayanya, managernya ada disana, soalnya Jiwon bisa liat ada kepala nyembul dari balik kursi.
"Permisi pak" Jiwon masih deg degan.
"Kemari" titah sang manager ngebuat Jiwon langsung berdiri didepan meja manager.
Kursi itu lalu berputar kearah dia, Jiwon langsung membulatkan matanya begitu menyadari sosok yang duduk di meja manager.
"Kaget?" Heeseung senyum smirk liat Jiwon kaget. Heeseung langsung berdiri dan menuju Jiwon.
"Udah gue bilang, gue yang punya cafe, lo nya ngeyel sih" terang Heeseung langsung dudukin Jiwon di sofa.
Heeseung langsung buka kotak P3K, mulai ngeluarin beberapa obat dan plaster.
Jiwon masih diem diobatin Heeseung. Jujur, dia nggak berani natap cowo di depannya ini, takut takut keinget kejadian kemarin malem. Takut juga jantungnya makin berdegup kenceng.
"Aah" Jiwon ngeryit ketika obat yang Heeseung oles ngenain luka goresnya.
"Tahan bentar" Heeseung masih fokus ngobatin pipinya Jiwon.
"Fuuh.." tiba tiba Heeseung niup luka gores itu dan ngebikin Jiwon spontan noleh ke Heeseung. Nggak expect ni cowo bakal niup lukanya.
DEG
Muka mereka ternyata deket. Ketika mata Jiwon nggak sengaja natap bibir Heeseung, spontan otaknya muter kejadian ketika mereka ciuman kemarin.
Jiwon langsung nutup mulutnya.
"Kenapa?" Heeseung kebingungan.
"B-bau"
"Haa? Bau?" Heeseung kaget dan langsung mencium bau nafasnya sendiri.
"Enggak!!" protes Heeseung
"Bau!!" Jiwon langsung pergi dengan tangan yang masih nutupin mulutnya.
Jiwon ninggalin Heeseung yang masih mencium bau nafasnya sendiri.
"Sikat gigi kali ya" Heeseung langsung bergegas ke kamar mandi
***TBC***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Venom ✅ (END)
Fanfictionalert. bahasa non baku He fell first He fell harder Tentang seroang lee Heeseung yang sering gonta ganti cewe tapi nggak pernah di pacarin. Yang Jiwon yang punya trauma masa lalu dan nggak mau membuka hati buat cowo mana pun.