77. XO (END)

256 23 22
                                    

Malam hari di musim gugur. Jiwon keluar apartemen sembari tersenyum lebar ke Heeseung yang bawa motor. Akhirnya Jiwon lepas gips dan Heeseung udah janji bakal bawa Jiwon jalan jalan pake motor kalau gips nya udah dilepas.

Heeseung nggak turun dari mogenya. Ketika dia merasakan mogenya seperti ada yang menaiki, dia menengok ke belakang sebentar.

"Go go~" Jiwon meluk Heeseung.

"Udah?" Heeseung ngasih helm ke Jiwon. Ketika Jiwon sedang make helmnya, tanpa sengaja Heeseung nyenggol paha Jiwon, membuat tu cowo langsung nengok ke belakang bagian bawah.

Jiwon pake jumpsuit rok pendek. Membuat Heeseung mengerang kesal di balik helm fullface. Dia turun dari motor tanpa melepas helm. Lalu melepas jaket kulitnya dan ia lilitkan ke pinggang Jiwon yang masih nangkiring di mogenya.

"Remember? Gue suka lo pake rok tapi tidak dengan mengekspos paha lo. Oke sweet heart?" Heeseung nyubit pelan pipi Jiwon.

***

Jiwon dan Heeseung udah ada di pinggir sungai han. Mereka menikmati ramen instan yang dibuat di salah satu kedai yang ada disana.

"Wahh... Ramen di pinggir sungai han emang yang terbaik" Heeseung setelah menyeruput ramennya kemudian mengambil sepotong kimbab dan di suapkan ke Jiwon. Mereka duduk saling berhadapan.

"Bilang aja 'ramen yang terbaik' kenapa musti pake embel embel pinggir sungai han"

Heeseung nunjuk Jiwon pake sumpit sembari menyelesaikan kunyahan ramennya.

"Tentu saja ramen yang terbaik. Tapi tingkat paling atas kualitas ramen adalah ketika makan di pinggir sungai han. Apalagi sama Yang Jiwon" Heeseung ngewink ngebuat Jiwon hampir tersedak.

"Cowo Rizz" Jiwon terkekeh kecil.

"Ini bukan rizz. Beneran!" Protes Heeseung.

"Iya iyaa" Jiwon ngusap ujung bibir Heeseung yang kotor karena kimchi.

"Lo nggak ada cita cita buat potong rambut?" Jiwon nyentuh rambut depan Heeseung yang panjang.

"Lo nggak suka rambut gue panjang?" pernyataan Heeseung ngebuat Jiwon ngeryitin sebelah matanya.

"Kenapa? Bikin geli waktu ciuman ya?" kalimat jail Heeseung ngebuat Jiwon tersedak ramennya, membuat Heeseung tertawa sambil ngasih Jiwon air mineral.

"Lo dan pikiran kotor lo" protes Jiwon setelah menegak air mineral.

"Ji. Lo tunggu disini ya" Heeseung setelah ngusap bibir Jiwon yang basah kena air mineral

"Mau kemana?" Jiwon keheranan liat Heeseung yang udah mau ninggalin dia.

"Bentar aja" Heeseung berlari ninggalin Jiwon. Sementara Jiwon mulai menghabiskan kimbab dan kimchi yang belum habis, sembari menikmati pemandangan malam sungai Han.

Jiwon ngehela nafas panjang. Kalau di pikir pikir, dia sempet trauma sama kegelapan setelah kejadian dia di culik 6 bulan lalu. Tapi karena Heeseung selalu mengisi hari hari Jiwon, perlahan trauma gelap itu mulai hilang. Walau kadang kalau denger suara kembang api meletus, dia masih trauma.

Seperti minggu kemarin, waktu Heeseung bawa dia ke pantai incheon dan mengajaknya menyalakan kembang api bersama. Awalnya, Jiwon belum tau kalau dia trauma dengan suara letusan. Dan ketika Heeseung menyalakan kembang api, disitulah Jiwon mulai berteriak dan menutup telinganya sembari jongkok dan menangis. Heeseung yang kaget, spontan meluk badan Jiwon yang gemetar. Jiwon juga inget, gimana paniknya dia meluk Heeseung sambil terus bilang 'jangan pergi'.

Waktu itu Jiwon nggak bisa tidur, membuat Heeseung sampai harus meluk dia hingga ketiduran karena Jiwon masih belum bisa tenang. Jiwon sampai mendusel kedalam pelukan Heeseung. Sepanjang malam, dalam pelukan Heeseung, tangan Jiwon enggan melepaskan pelukannya, seolah takut tu cowo bakal diambil paksa darinya. Sepanjang malam juga, Heeseung nepuk nepuk pelan badan Jiwon. Sesekali mengusap kepala dan mencium puncak kepala Jiwon ketika tu cewe mulai gelisah karena mimpi buruk, dengan satu kalimat 'gue disini' mampu membuat Jiwon kembali tenang sembari memeluk erat tubuh Heeseung.

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang