61. Untold

120 15 0
                                    

Holaa~
Uda pada liburan semesteran ya.. yg udah libur semester, tinggal nunggu rapor atau yg lagi nunggu yudisium, semangaat 🫰🏻 sebenernya ni cerita uda ada konsep smpe chapter 71 jd siap siap liburan bakal update tiap hari (insya allah ya)

btw uda pd nnton trailernya enha blm. nangis banget si konsepnya keren 😭. Kaget bgt ada scene tembak menembak,  karena minggu kmrn author juga nulis konsep scene tembak menembak walau nggak banyak (spoiler). Dah lah. Happoy reading~ 🫶🏻,

***

Hari selanjutnya.

Jiwon duduk di ranjang sembari bercanda dengan Woonyoung. Jiwon adalah pendengar, sementara Woonyoung yang selalu cerita. Dia seneng banget kalau Woonyoung lagi cerita.

"Kaya gitu anjir, masa gue harus ajarin-"

"Yang Ji.." Heeseung datang sambil bawa roti kesukaan Jiwon.

"Pergi!" Jiwon lagi lagi ngelempar Heeseung dengan bantal.

"Ah! Kenapa sih!" Heeseung protes tapi masih jalan menuju Jiwon. Sementara Jiwon uda jengkel banget kenapa ni cowo tiap hari datang.

Alhasil Jiwon turun dari ranjang, mulai mukul Heeseung dengan tongkat penyangga nya.

"Pergi nggak!!"

"A!a!a! Sakit Ji!"

"Pergiiii" Jiwon masih mukul kaki Heeseung dengan tongkat penyangga hingga dia keluar dari ruang inap Jiwon. Dan Jiwon langsung nutup pintunya.

Heeseung yang berada di luar nggak sengaja liat buket bunga yang kemarin dia bawa udah ada di tempat sampah.

"Kenapa sih" Woonyoung heran natap Jiwon yang jalan menuju ranjangnya. Sebuah kemajuan Jiwon udah nggak pake kursi roda lagi. Baru 2 hari lalu Woonyoung liat Jiwon ketawa dijailin Heeseung.

Jiwon cuma diam. Sementara Woonyoung ngambil bantal yang tadi di lempar Jiwon.

***

Hari berikutnya Heeseung masih datang. Dan Jiwon masih ngusir Heeseung dengan memukulnya pake tongkat penyangga.

Hari selanjutnya Heeseung masih datang lagi. Dan masih di usir Jiwon. Semakin hari, semakin keras pula Jiwon ngusir Heeseung. Semakin frustasi juga Jiwon ngusir tu cowo.

Hingga pada suatu hari, ketika Jiwon sedang latihan jalan. Heeseung datang dengan membawa es matcha latte kesukaan Jiwon.

"Bebal banget sih! Gue bilang pergi!!" Jiwon cuma bisa mukul Heeseung pake tangannya karena tongkat penyangga ada di ujung lorong tempat awal Jiwon latihan jalan.

"Kenapa gue harus pergi?" Heeseung juga ikut kesel. Ni cewe bukannya sebelum ini ngejar dia ya. Kenapa tiba tiba berubah gini.

"Sebelumnya lo kan yang nggak suka gue ada di sekitar lo?? Kenapa?? Kenapa sekarang lo deketin gue?? Pergi!!! Kenapa lo nggak pergi!!" Jiwon udah capek tiap hari ngusir Heeseung. Alhasil Jiwon nggak bisa nahan air matanya.

"Kenapa lo ada disini? Gue bilang pergi!!!" pukulan Jiwon makin melemah. Heeseung cuma bisa diam tertegun ngeliat Jiwon yang mulai nangis.

"Kenapa nggak pergi.. Kenapa lo selalu ada disini. Kenapa" Jiwon nunduk tapi Heeseung tau ni cewe lagi nangis.

"Gue nggak bakal pergi" Heeseung megang tangan Jiwon yang dari tadi mukul dia.

"Kenapaaa" nada Jiwon kaya uda capek banget.

"Gue nggak bakal ninggalin lo" Heeseung mencoba melihat muka Jiwon.

"Makanya, kenapaa... Sebelumnya lo selalu ngehindarin gue kan. Kenapa sekarang lo nggak pergi. Gue mohon pergi" Jiwon makin nunduk

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang