41. Consequence

179 12 0
                                    

Walaupun masih mabuk, Jiwon nggak suka di sentuh sama orang asing. Dengan susah payah Jiwon mencoba buat ngelepas tangan yang meluk lengannya.

"Woy. Itu jatah gue!" suara berat seorang cowo membuat 3 cowo yang gangguin Jiwon langsung nengok ke belakang.

"Siapa lo?" ketus salah satu cowo.

Jiwon mencoba buat liat cowo yang berdiri 5 meter di depan dia. Cowo tinggi yang punya rambut depan agak panjang dan pirang.

"Yang jelas, bukan bajingan kaya kalian" cowo yang nggak lain Niki itu nyisir rambut depannya ke belakang.

"Wah... Si brengsek ini sok jagoan banget"

"Kesiniin dia selagi gue masih minta baik baik" Niki

"Lo kalau mau ikut kita, ngantri!" terang salah satu cowo ketawa sambil meluk Jiwon.

Jiwon kesel mencoba buat lepas dari pelukan cowo tadi.

"Gue udah minta baik baik ya. Tapi kalian yang mulai" Niki natap tajam 3 cowo itu.

Ketiga cowo itu ketawa. Salah 2 dari mereka mulai maju dan mengeluarkan tinju. Dengan gesit Niki menghindar dan alhasil bogem itu malah ngenain temen si cowo.

Dengan satu pukulan, Niki berhasil mengenai wajah salah satu cowo  dan membuatnya tersungkur. Selanjutnya kaki jenjangnya gesit menendang cowo yang 1 sampai membuatnya jatuh dan ngaduh megang ulu hatinya.

"Mau bagian mana lo?" tanya Niki gertakin kedua tangannya sambil jalan kearah cowo yang masih megang Jiwon.

"Brengsek!" 3 cowo tadi akhirnya lari pergi.

"Waahhh.." Jiwon ketawa kecil sambil tepuk tangan.

"Mau kemana si mabok sendirian malem malem gini" gerutu Niki sambil ngambil tas Jiwon yang jatoh.

"Hehe.." Jiwon jalan lagi dan masih sempoyongan membuat Niki menghela nafas berat. Karena Jiwon dari tadi jatuh terus, mau nggak mau, Niki mulai mapah Jiwon buat duduk di mini market terdekat.

"Uuhh..." tubuh Jiwon jadi agak melayang karena Niki yang tinggi banget.

"G-gue terbang!! Waaaahhh terbaaangg.. Hahahaha" Jiwon kegirangan di papah Niki.

"Berisik!"

"Gue terbang dong! Hehehe..."

"Lo nya aja yang pendek" gerutu Niki membuat Jiwon seketika berhenti tertawa. Niki yang keheranan nengok kearah Jiwon yang udah natap dia tajam.

"K-kenapa?" tanya Niki. Beberapa detik, Jiwon masih natap tajam Niki, tapi sedetik kemudian dia nangis.

"Gue nggak pendek!" Jiwon tantrum sementara Niki menghela nafas berat. Ngurusin orang mabuk ternyata ngrepotin juga.

Alhasil Jiwon terus terusan nangis sampe heeseung dateng.
Flashback end

***

Jiwon pakai masker ke kampus. Takut kalau ketemu Heeseung. Dia jalan cepet menuju gedung kampusnya sambil sesekali celingukan.

Sialnya, dari jarak 50 meter didepan, Jiwon bisa liat Heeseung yang ketawa bareng Sunghoon, dan seketika mata mereka bertemu.

'Sialan!' batin Jiwon benerin maskernya dan langsung balik badan.

'Bruk'

"Eh.." Jiwon kaget karena begitu dia balik badan langsung nubruk seseorang.

"Jiwon?" ternyata Jake.

"Jiwon!" sialnya lagi, Heeseung manggil dia. Dan dengan cepat Jiwon langsung narik lengan Jake buat pergi dari sana. Ninggalin Heeseung yang kebingungan.

Sunghoon diem natap Heeseung yang masih keheranan di tinggal Jiwon, dia terus natap Jiwon yang narik Jake buat segera pergi.

"Hafal banget" Sunghoon singkat sambil jalan ninggalin Heeseung.

"Ha? Apanya?" tanya Heeseung tapi nggak di gubris Sunghoon. Padahal Jiwon pake masker dan jarak mereka tergolong jauh, tapi Heeseung langsung bisa ngenalin Jiwon.

***

"Lagi main spy?" tanya Jake ketika Jiwon untuk kesekian kalinya nengok kebelakang dan memperlambat laju jalannya.

"Ha?" Jiwon nengadah natap Jake.

"Gue ada kelas loh" terang Jake membuat Jiwon agak loading bentar.

"Oh! Ya ampun kak! Maaf.." Jiwon langsung ngelepas tangannya yang masih gandeng lengan Jake, ngebuat Jake katawa kecil.

"Lagi marahan sama kak Hee?" tanya Jake. Sebelum di tarik Jiwon, dia liat Heeseung yang manggil Jiwon.

"Nggak" Jiwon garuk hidungnya yang gatal. Tapi Jake bisa tau dari gelagat Jiwon. Jiwon dan Heeseung ada sesuatu. Dan sesuatu itu merupakan progress dari hubungan mereka.

Jake nunduk sambil senyum kecut.

Jake naroh tangannya di kepala Jiwon, membuat Jiwon nengadah natap Jake.

"I hope u well" Jake senyum lembut, tapi Jiwon bisa liat ada raut wajah sedih disana.

"Apanya?" tanya Jiwon dan hanya di jawab senyum sama Jake.

'Gue harap dia nggak nyakitin lo' batin Jake.

"Gue ke kelas dulu ya" Jake ngusap usap kepala Jiwon dan langsung pergi ninggalin Jiwon.

***

Jiwon ngehampirin kucing yang sejak masuk kampus ini dia pelihara di gedung belakang. Dia jongkok, terus ngisi tempat makan si kucing yang lagi hamil itu.

"Makan yang banyak biar lahirannya lancar ya" Jiwon ngelus elus kucing putih yang lagi makan itu.

"Lucunya" guman Jiwon ketika si kucing makan sambil ngedusel tangannya.

"Disini ternyata" suara seseorang mampu membuat Jiwon mematung di tempat. Ya, Heeseung.

Heeseung jongkok di sebelah Jiwon. Ikut ngelus si kucing.

"Lo ngehindarin gue" terangnya singkat.

"Karena udah inget?" lanjutnya sambil nengok ke Jiwon. Jiwon langsung gigit bibir bawahnya abis itu dia nunduk dalam.

"Maaf" Jiwon singkat. Heeseung ketawa kecil liat wajah Jiwon memerah walau mukanya hampir ketutupan.

"Inget semuanya?" pertanyaan Heeseung dijawab gelengan sama Jiwon.

"Gue cuma inget waktu muntah di.. Jaket" Jiwon hati hati, masih nggak enak hati. Heeseung terdiam.

"Terus?"

"Kok lo bisa nganter gue pulang?" pertanyaan Jiwon lagi lagi membuat Heeseung terdiam.

"Lo nggak inget?" pertanyaan Heeseung dijawab dengan gelengan kepala. Dia diem lagi.

"Gue.. Bikin salah ya?" Jiwon takut dia berulah lebih dari yang dia inget. Heeseung diam natap Jiwon.

'Jangan sakit' wajah Jiwon yang natap Heeseung dengan tatapan cemas kemarin malam, mampu membuat hati seorang Lee Heeseung porak poranda.

"Iya" Heeseung natap Jiwon lembut. Yang di tatap langsung nengok ke Heeseung karena ngerasa nggak enak.

"Kesalahan besar" lanjut Heeseung masih natap Jiwon. Entah kenapa mata Heeseung natap Jiwon lembut dan ngebuat perasaan dia makin nggak karuan.

'Karena lo bikin gue makin goyah' batin Heeseung.

Setelah itu Heeseung genggem tangan Jiwon yang masih ada di badan si kucing, lalu mencondongkan wajahnya ke Jiwon dan mengecup singkat bibir Jiwon.

Jiwon membulatkan matanya kaget.

"Dan ini adalah konsekuensinya" lanjut Heeseung membuat Jiwon nahan nafasnya karena wajah mereka deket banget.

***TBC***

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang