49. Hoodie

137 12 0
                                    

Jake jalan menuju cafe tempat Jiwon kerja part time. Jungwon minta tolong lagi sama Jake buat nganter Jiwon.

"Lo yakin mood Jiwon nggak bakal rusak? Kayanya dia lagi bener bener butuh sendirian deh" Jake ketika telfon Jungwon. Jake bisa denger suara helaan nafas berat di ujung telfon.

"Firasat gue nggak enak kak" kalimat singkat itu membuat Jake akhirnya mau jemput Jiwon.

Ketika Jake sudah dekat dengan cafe. Jake bisa liat beberapa temen Jiwon yang seperti pamitan ninggalin Jiwon sama seorang cowo. Jake ngeryitin matanya.

"Siapa?" gumamnya.

Ketika Jake mau manggil Jiwon, ternyata dia malah udah naik moge si cowo dan pergi gitu aja, alhasil Jake langsung telfon Jungwon.

"Halo?"

"Jungwon. Lo ada kenal temen cowo Jiwon selain kak Hee?"

"Temen cowo? Mm...... Oh? Apa temen part time dia ya. Katanya ada temen part time nya yang bisa sulap dan beberapa kali ngajarin dia sulap. Kenapa?"

"Jiwon pulang sama cowo tadi. Gue nggak kenal sih" Jake jalan balik.

"Eh?" Jake tetiba ngeh.

"Kenapa?"

"Nggak won. Dia nggak nganter Jiwon balik. Kalau dia nganter Jiwon harusnya lewat dongdaemun. Bukan univ Hanyang. Apa.. Dia mau jalan jalan dulu ya?" terang Jake ragu.

"Lo coba telfon dia. Gue coba liat gps ya" Jungwon langsung matiin sambungan telfon.

Jake nyari taxi sambil telfon Jiwon.

"Taxi!"

***

Jake lagi ada di dalam taxi dan disaat itu Jungwon telfon.

"PUB!"

"Apa?"

"Jiwon ada di Pub Star! Lo kesana duluan gue susul!" Jungwon langsung matiin sambungan telfon.

"Pub star pak" Jake panik. Jiwon belum kuat minum, kenapa pula dia ke pub.

***

Jake buru buru masuk ke dalam pub yang musiknya memekakkan telinga dan juga remang membuat pandangan Jake terbatas.

Jake kesusahan nyari Jiwon di tengah kerumunan orang yang ada di pub tersebut.

"Jiwon!! Yang Jiwon!!" beberapa kali Jake manggil Jiwon dan membuat beberapa orang yang ngelewatin dia menatap penuh heran.

"Jiwon!!" Jake sampai di lantai 2, berharap bisa lebih mudah mencari Jiwon di lantai 1.

'Prang!!' suara pecahan botol dan gelas itu terdengar jelas di tengah suara dugem yang keras.

"Jiwon?" Jake akhirnya liat Jiwon yang berdiri sambil sempoyongan megang kepalanya.

Jake makin kaget ketika seorang cewe jambak rambut Jiwon sampai terjatuh dan bersiap mengayunkan botol miras yang tebal itu kearahnya.

"Jiwon!!!"

***

'Prang!!'

"Kyaaa!!" seketika semua musik berhenti dan beberapa orang mulai teriak panik.

Suara pecahan botol miras itu berbarengan dengan sebuah pelukan hangat yang tiba tiba dirasakan Jiwon.

Jiwon yang masih di peluk itu nengadah. Disana ada seorang cowo berhoodie hitam dan bermasker hitam, kepalanya tertutup tudung hoodie. Wajah mereka dekat dan mereka bertatapan selama beberapa detik. Dari matanya, Jiwon langsung teringat seseorang.

'Duak' seorang cowo nendang badan si cowo berhoodie.

Tangan kanan si cowo berhodie, meluk kepala Jiwon sementara tangan kirinya nahan badannya biar nggak jatoh. Tapi sayang, ternyata, tangan kirinya menginjak pecahan botol.

"Uughh" rintihnya pelan.

"Bangun lo!!" Cowo tadi tiba tiba narik tudung hoodie si cowo yang ngelindungin Jiwon dari pecahan botol miras.

Dengan sekali tendangan, cowo berhoodie hitam itu mampu membuat lawannya jatuh tersungkur. Dan dia langsung pergi gitu aja, karena security uda mulai datang.

"Jiwon.. Lo nggak apa apa? Ada yang luka?" Jiwon natap wajah Jake yang entah kenapa ada banyak di depan dia. Jiwon gelengin kepalanya berharap bayangan Jake berubah jadi 1.

Jake langsung makein jaketnya ke Jiwon setelah liat bajunya basah berbau alkohol yang sangat menyengat.

"Ayo keluar dulu" ajak Jake sambil megang kedua bahu Jiwon. Ketika berdiri, Jiwon nengok ke belakang, tempat dia tadi duduk. Anehnya cowo berhoodie itu udah ilang. Menyisakan 4 orang yang natap dia kesal karena mulai di tahan security.

***

Jake mapah Jiwon yang sempoyongan, mereka udah jalan sekitar 100 meter dari PUB.

"Aahhh" Jiwon megang kepalanya yang masih terasa sangat pening.

"Mau istirahat dulu? Disini ya, biar gue cari taxi" Jake mapah Jiwon ke sebelah pohon pinggir jalan. Dia jongkok sambil nenggelemin kepalanya, senderan pohon. Sementara Jake cari taxi sambil telfon Jungwon.

"Lo dimana?" tanya Jake di telfon sambil jalan nyari taxi.

"Ah ya.. Jiwon ketemu, gue lagi mau cari taxi" lanjutnya

"Uuhh.. Sakit" gumam Jiwon yang masih jongkok. Kepalanya masih sangat pening. Badannya nggak stabil, miring kekanan dan kekiri siap mau jatuh. Dan ketika badannya beneran mau jatuh, seseorang menangkapnya.

Jiwon perlahan nengadahin kepala. Didepannya ada seorang pria berhoodie hitam dan bermasker hitam yang tadi nolongin dia.

Cowo itu cuma diam megang kepala Jiwon sambil ngecek. Seperti memastikan cewe ini nggak kena pecahan kaca dari botol tadi. Si cowo bolak balikin kedua tangan Jiwon, nyentuh pundak dan punggungnya berharap ni cewe nggak mengeluarkan reaksi kesakitan. Sementara Jiwon terdiam natap cowo yang lagi ngecek badannya tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Kak Hee" gumam Jiwon mampu membuat cowo didepannya seketika mematung. Matanya berkedip perlahan natap cowo bermasker di depannya.

Tangan Jiwon yang lemas itu berusaha melepas masker yang menutupi wajah bagian bawahnya, tapi si cowo langsung berpaling menghindar.

"Kak Hee" Jiwon bergumam sambil megang tangan si cowo, membuatnya sedikit merintih karena Jiwon megang tangannya yang luka.

"Gue.. Lagi mimpi kan?" sorot matanya sedih natap si cowo.

"Rasanya.. nggak mau bangun" Jiwon natap cowo di depannya sambil tersenyum kecut dengan mata yang berkaca kaca.

Seketika si cowo langsung pergi, tapi langsung di tahan. Jiwon megang ujung lengan Hoodie si cowo.

"Jangan pergi" Jiwon natap si cowo dengan mata yang berkaca kaca. Si cowo tertegun bentar, tapi dengan pelan dia ngelepas tangan Jiwon yang nahan dia.

Jiwon natap sedih cowo berhoodie hitam yang pergi itu.

"Jangan pergi" seketika Jiwon jatuh terduduk dan akhirnya pingsan.

***TBC***

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang