Jiwon nungguin Jake sambil duduk di deket haunted house. Sampai tiba tiba, Heeseung narik tangan Jiwon ke tempat sepi. Jiwon yang kaget nggak sempet ngelawan.
"Lo ngapain disini?" tanya Heeseung ketus. Jiwon ngeryitin dahinya dalam.
"Lo ngikutin gue?" cecar Heeseung ngebuat Jiwon ketawa getir.
"Nggak boleh?" tanya Jiwon dengan nada jengkel.
"Ji, lo gila ya? Kita nggak ada hubungan apapun!" Heeseung jengkel sementara Jiwon makin mengeratkan kepalan tangannya.
"Kalau kita nggak ada hubungan spesial, kenapa lo nyium gue dua kali?" pertanyaan Jiwon ngebuat Heeseung ketawa.
"Lo kan juga pernah liat gue ciuman sama orang lain"
Tangan Jiwon makin gemetar denger Heeseung yang ngomong enteng banget.
"Ah. Dan juga, 5 hari yang lalu itu bukan ciuman, itu cuma kecupan biasa, kenapa lo berlebihan banget"
"Berlebihan?" Jiwon sebisa mungkin nggak netesin air mata di depan Heeseung.
"Kenapa? Emang nyatanya lo berlebihan" Heeseung senyum smirk dan mulai pergi tapi lengannya langsung di tahan Jiwon.
Jiwon mulai nengadah natap Heeseung.
"Apakah, sedikit aja lo nggak pakai perasaan ketika sama gue?"
"Apa? Lo pikir lo spesial dan berbeda dari cewe lain? Bangun, Yang Jiwon." Heeseung ngedeketin wajahnya sambil senyum smirk.
"Jadi, berhenti gangguin gue!" Heeseung ngelepas tangan Jiwon kasar setelah itu pergi gitu aja. Ninggalin Jiwon yang udah mulai nangis.
Jiwon bahkan nggak nyangka, seorang Lee Heeseung yang selama ini ngebikin wajah dia memerah karena malu, kali ini berhasil membuat wajahnya memerah karena menangis kencang.
Jiwon jongkok sambil megang dadanya yang kerasa sesak bukan main. Dia mukul mukul dadanya sambil nangis.
Emosi Jiwon yang dia tahan selama beberapa hari ini, seketika membludak. Rasa sedih, kecewa, enggan kehilangan, sayang, semua bercampur menjadi satu.
"Aahh..." Jiwon nunduk masih terus nangis. Sampai seseorang manggil nama dia.
Jiwon perlahan nengadah. Disana ada Lee Heeseung yang seketika wajahnya berubah jadi Jake.
'Bego!' batin Jiwon makin nangis. Udah sesakit ini tapi dia masih mengharap yang datang Heeseung.
"Sakit..." Rintih Jiwon masih nunduk sambil megang dadanya.
"Gue pikir nggak bakal sesakit ini. Dia jahat, gue pengen benci sama dia. Tapi.." Jiwon ditengah isakannya.
"Tapi gue nggak bisa benci sama dia.." lanjut Jiwon makin nangis dan membuat Jake meluk tubuh Jiwon yang masih nunduk itu.
"Sakit banget sampai rasanya mau mati" Jiwon mukul dadanya yang semakin dia nangis semakin kerasa sesak alhasil dia kesusahan ngambil nafas. Mungkin karena semua luapan emosi yang dia pendam beberapa hari, tumpah seketika, hingga membuat hatinya terasa sangat sesak.
"Jiwon.. Jiwon.. Hey.. " Jake megang kedua pipi Jiwon berharap dia bisa fokus sama Jake dan nggak ngerasa sesak lagi.
"Take a deep breath okay.. Take a deep breath.." Jake natap Jiwon lurus sambil sesekali ngusap pipi Jiwon yang basah. Walau Jiwon masih nangis sambil kesusahan nafas.
"Jiwon.. Listen.. Take a deep breath.." Jake masih mencoba nenangin Jiwon. Akhirnya Jiwon mencoba buat nenangin dirinya biar bisa ngambil nafas panjang walau bertahap karena dia masih sesenggukan.
"Take a deep breath... Now, let it out.." Suara Jake mulai lembut dibanding tadi waktu awal Jiwon kesusahan nafas karena memang agak panik.
"Take a deep breath..., let it out.." Jake masih nuntun Jiwon biar bisa tenang.
"It's okay.. Everything will be fine" Jake natap Jiwon lurus sambil ngusap usap punggungnya.
"U'll be fine" Jake meluk Jiwon yang udah mulai bisa tenang. Jiwon masih sesenggukan, menyenderkan kepalanya di pundak bidang Jake. Dia udah lemas karena nangis, tapi semua emosinya belum keluar.
Sementara itu di sisi lain, waktu Jiwon nangis sambil kesusahan nafas, Heeseung ikut panik pengen lari kearah Jiwon, tapi langsung berhenti. Dia sadar, dia nggak boleh ada disana.
Walau disana udah ada Jake yang nenangin, dia cuma bisa liat Jiwon yang terus nangis. Heeseung cuma bisa ngepalin tangannya erat. Nggak seharusnya dia punya rencana bodoh kaya gini.
"Maafin gue ji" lirih Heeseung natap sedih Jiwon yang lagi di peluk Jake.
"Maaf.." Heeseung makin nunduk dan tangannya mengepal erat. Dia nggak sanggup liat Jiwon nangis sampai kaya gitu. Tapi dia lebih nggak sanggup lagi kalau liat Jiwon dideket kak cheol.
Dan di sisi lain di lantai 2. Ada seorang cowo senderan pagar pembatas, dia natap Heeseung dengan senyum smirk sambil ngunyah permen karet. Dan disebelahnya ada cewe pakai seragam sekolah yang tadi ngedate bareng Heeseung.
"Mana bayaran gue" si cewe ke cowo yang kaya lagi asik nonton pertunjukan.
Dan tanpa sepatah katapun, si cowo ngasih amplop coklat berisi segepok uang. Si cewe mulai ngitung uang yang ada di dalam sana.
"Lain kali, kalau lo butuh alat, telfon gue ya.." si cewe ngewink ke si cowo.
".. Kak Taehyun" lanjut si cewe
Cowo yang nggak lain Taehyun itu nyuruh si cewe pergi dengan mengibaskan tangannya tanpa menoleh ke si cewe. Dan si cewe pun pergi dengan uang yang barusan dia dapat.
"Pertunjukan yang bagus" gumam Taehyun sambil senyum smirk seolah nggak mau ngalihin pandangannya dari Heeseung yang cuma bisa ngeliatin Jiwon nangis.
***
Jake nganter Jiwon tanpa sepatah katapun. Dia tau Jiwon lagi nggak pengen di tanya apapun.
Jiwon langsung masuk apartemen disusul Jake. Dan ternyata di dalam, Jungwon udah nungguin.
Saat Jiwon jalan menuju kamarnya, Jake buru buru nahan Jungwon ketika dia mau nyamperin Jiwon. Jake gelengin kepala ke Jungwon.
'Blam'
Jiwon pun masuk kamar.
***
Jake ngasih sekaleng cola ke Jungwon sementara dia beli sekaleng bir. Mereka ada di luar toserba.
"Heeseung kan?" pertanyaan Jungwon ngebuat Jake yang abis nenggak bir itu diam.
"Padahal dari awal gue udah bilang sama dia" dahi Jungwon berkerut.
"Jungwon.."
"Sejak awal, gue uda punya firasat jelek sama kak Hee" dahi Jungwon makin berkerut.
"Jiwon bisa suka sama kak Hee, semua salah gue karena nggak bisa jagain adek gue" lanjut Jungwon sambil nunduk.
"Itu bukan salah lo. Dan juga, berhenti nyalahin sesuatu yang nggak bisa lo kontrol" Jake nenangin Jungwon.
"Gue yakin Jiwon lagi kalut sekarang. Gue harap lo nggak tanya apapun sama dia" lanjut Jake
***TBC***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Venom ✅ (END)
Fanfictionalert. bahasa non baku He fell first He fell harder Tentang seroang lee Heeseung yang sering gonta ganti cewe tapi nggak pernah di pacarin. Yang Jiwon yang punya trauma masa lalu dan nggak mau membuka hati buat cowo mana pun.