60. Forget me not

118 13 2
                                    

"Turunin gue" ketus Jiwon

"Kalau gue turunin, emangnya lo bisa jalan. Kan enggak" Heeseung masih gendong Jiwon.

Jujur Jiwon super duper malu di liatin sama tiap orang yang jalan ngelewatin mereka.

***

Heeseung nurunin Jiwon di ranjangnya. Kemudian makein selimut.

"Tidur-"

"Pergi" ketus Jiwon.

"Gue baru aja dateng loh, udah di usir-"

"Pergi!!" kali ini Jiwon ngelempar bantal yang ada di belakangnya.

"Yang ji!"

"Pergi!!" Jiwon ngelempar selimut. Heeseung udah semakin mundur. Tapi Jiwon masih mencoba mengambil gelas plastik yang ada di meja sebelah ranjangnya buat di lempar.

"Pergii!!"

Ketika Heeseung udah di ambang pintu ruang rawat inap Jiwon. Disana ada Jake yang ngedorong kursi rodanya Jiwon.

"Lo punya telinga kan? Dia nyuruh lo pergi" Jake dengan sengaja nyenggol Heeseung dengan kursi rodanya Jiwon, membuat Heeseung spontan makin mundur.

'Sreg' Jake nutup pintu ruang inap Jiwon dan menyisakan Heeseung yang masih terdiam di luar.

Jake mulai mengambil bantal dan selimut yang di lempar Jiwon. Sementara Jiwon udah tiduran munggungin Jake.

Pelan Jake ngangkat kepala Jiwon buat naruh bantal. Lalu mulai nyelimutin badan Jiwon. Dia tertegun. Kali ini apa lagi. Kenapa ni cewe nggak pernah keliatan bahagia. Andai aja Jiwon bisa suka sama dia. Jake bakal tiap hari bikin Jiwon tertawa.

"Good night" Jake singkat sembari tersenyum kecut.

***

"Selamat datang. Oh.. Wali nya snow" perawat di meja resepsionis menyambut kedatakan Heeseung yang seminggu belakangan ini gantiin Jiwon buat jenguk snow.

"Halo" Heeseung agak nundukin badannya singkat dan menuju kandangnya snow.

"Snow" Heeseung jongkok sembari mengetuk singkat kandang transparan itu. Snow terlihat menaikkan kaki depannya ke pintu kandang seperti senang melihat Heeseung datang buat main sama dia.

"Kondisinya sudah jauh membaik" salah satu perawat mendekati Heeseung sembari membawa dokumen snow. Heeseung mulai berdiri.

"Snow sudah boleh pulang" lanjut perawat itu singkat. Sementara Heeseung menatap diam snow yang masih mencona keluar dari dalam kandang.

"Apa si nona belum bisa datang?" tanya perawat, dijawab senyum kecut dan gelengan singkat dari Heeseung.

"Tolong jaga snow sampai beberapa waktu kedepan, untuk tagihannya bisa dialihkan ke kartu ini" Heeseung menyodorkan kartu kreditnya.

***

Jiwon berada di taman rumah sakit. Suntuk banget kalau seharian di kamar. Masih menggunakan kursi roda, Jiwon mengayunkan roda menuju seorang anak kecil yang menangis sendirian.

"Kenapa nangis?" tanya Jiwon ke anak kecil yang masih nangis dan membiarkan es krimnya meleleh di tangan.

"Hue.." si anak kecil nunjuk balonnya yang tersangkut di ranting pohon. Sebenernya kalau Jiwon berdiri dia bisa meraih balon itu.

"Tunggu ya, biar kakak ambilkan" Jiwon ngusap kepala si anak kecil.

Setelah mengunci roda di kursinya biar nggak jalan. Pelan, Jiwon berdiri dengan satu kaki dan mencoba mengambil tali balon yang hampir dapat dia raih.

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang