69. Sacrifice

153 17 2
                                    

Jiwon jalan perlahan menuju Heeseung yang sebenarnya Jiwon nggak bisa liat dengan jelas. Pengelihatannya makin memudar. Jiwon pikir, ini adalah akhir dari hidupnya ketika samar dia mendengar suara teriakan Heeseung dibarengi dengan suara tembakan. Dan seketika Jiwon hanya bisa melihat gelap.

Sementara itu suara Heeseung yang berteriak membuat jantung Jungwon berdebar nggak karuan. Dia melihat Heeseung yang dengan cepat memeluk tubuh Jiwon yang mau ambruk. Seketika Jiwon pingsan di pelukan Heeseung. Heeseung pun ikut ambruk setelah sebuah timah panas mengenai bahu kanannya.

"KAK HEE!!"

"JIWON!!!"

Sementara Polisi yang langsung menembak kaki dan tangan Cheol bergegas menuju Cheol dan mengamankan senjatanya. Suara tembakan pertama adalah pistol Cheol yang diarahkan ke Jiwon walau yang kena Heeseung. Tembakan kedua dan ketiga dari pistol polisi yang nembak kaki dan tangan Cheol.

"Ughhh.." Heeseung ngerang kesakitan setelah ambruk. Dia menatap Jiwon yang matanya sudah terpejam.

"Jiwon" rintihnya sembari menggenggam tangan Jiwon. Dia takut Jiwon terkena tembakan Cheol tadi. Jujur Heeseung nggak tau dari pistol mana asal suara 3 tembakan itu, yang jelas dia pengen ngecek kondisi Jiwon. Berharap ni cewe nggak terkena tembakan.

"Jiwon" Jungwon nangis memangku kepala Jiwon sementara Heeseung sudah mulai kehilangan kesadarannya ketika Sunghoon, Niki dan Sunoo menghampirinya.

***

Jiwon dan Heeseung dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulans. Jungwon mengikuti ambulans Jiwon. Disana Jiwon diberikan pertolongan pertama untuk menghentikan pendarahan di tangannya.

Sementara Heeseung mengerang kesakitan selama perjalanan menuju rumah sakit. Ternyata tertembak itu sakitnya luar biasa.

"Pasien. Tolong jangan banyak bergerak. Anda bisa kehilangan banyak darah" terang petugas ambulans khawatir menatap darah yang terus menetes di lantai mobil ambulans. Sementara Sunghoon ikut membantu menahan badan Heeseung agar nggak kebanyakan gerak.

***

"Dua pasien butuh donor darah segera!! Golongan AB dan A!" perawat yang menjaga IGD terlihat menelfon pusat palang merah.

Ranjang Jiwon langsung menuju ruang penanganan. Sementara ranjang Heeseung segera menuju ruang operasi.

Sunghoon, Sunoo dan Niki menunggu di luar ruang operasi dengan perasaan kalut. Sunoo menangis sembari terduduk dan di peluk Niki. Mereka tak hentinya berdoa agar operasinya berjalan lancar.

Sementara Jiwon masih tak sadarkan diri di ranjang penanganan. Dia mendapat operasi kecil di bagian tangan karena pembuluh darahnya ikut tergores dan menyebabkan pendarahannya terus mengalir.

Kasa berlumuran darah terus saja dibuang oleh perawat yang menangani Jiwon dan juga di meja operasi tempat Heeseung di tangani. Dua orang tak sadarkan diri di ruangan berbeda, yang terus saja mengeluarkan banyak darah, membuat perawat harus terus memompa kantong darah agar nyawa mereka dapat terselamatkan. Sementara orang orang yang menunggunya terasa tercekik waktu. Kenapa waktu terasa sangat lama ketika para dokter dan suster menangani mereka berdua.

Jake langsung datang memeluk Jungwon begitu sampai di rumah sakit.

"Everything will be fine" Jake sembari menepuk nepuk pundak Jungwon yang terus bergetar karena menangis. Walau ia berusaha untuk tidak ikut menangis. Jujur, waktu Jungwon telfon sembari menangis tadi, dunia Jake terasa runtuh. Dia pikir dia nggak akan bisa liat Jiwon lagi.

"Wali Yang Jiwon" seorang perawat terlihat panik memanggil Jungwon. Jungwon bergegas menuju perawat.

"Karena stok darah AB semakin menipis dan pasien masih kekurangan darah, kami akan mengecek HB anda untuk di pastikan apakah dapat di donor ke pasien" Jake bisa mendengar penjelasan perawat dari balik tirai. Tangannya mengepal keras begitu tau kondisi Jiwon yang sekarang.

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang