Jiwon dipapah Jungwon dan Jake sampai di kasur. Sementara Jake nyopot kaus kaki Jiwon, Jungwon kaget liat darah di tangan adeknya.
"Loh. Tangannya berdarah" Jungwon panik. Buru buru ngambil kasa dan alkohol buat ngebersihin darahnya.
"Jiwon luka?" Jake kaget karena tadi dia udah panik duluan, pengen buru buru bawa Jiwon keluar jadi nggak sempet ngecek badan Jiwon.
"Dingin" rintih Jiwon ketika Jungwon ngebersihin telapak tangannya dengan alkohol. Sementara Jungwon keheranan karena setelah tangannya bersih, di sana nggak ada luka apapun.
"Bukan darah Jiwon" Jungwon keheranan nengadah natap Jake, mencoba mencari jawaban.
***
"Nggak bisa dibiarin si Taehyun, dia udah 2x ngebuat Jiwon dalam masalah" gerutu Jungwon kesal ketika Jake selesai cerita.
"Dua kali?" Jake heran.
"Yah.. Ada lah" Jungwon yang kelewat kesel udah males buat cerita.
"Terus. Lo belum tau siapa cowo berhodie hitam itu?" tanya Jungwon dan dibalas gelengan kepala dari Jake
"Berarti itu darah dia kan" gumam Jungwon.
***
"Aaahhh..." Jiwon bangun bangun langsung nungging karena kepalanya pusing banget. Sementra Jungwon yang walaupun nggak kejatah masak, jadi masakin adeknya sup pengar.
"Minum dulu" Jungwon duduk di pinggir ranjang sambil ngasih segelas minuman madu hangat. Jiwon mulai duduk sambil nerima minuman hangat itu.
"Ji.." Jungwon seperti pengen ngomong sesuatu tapi ragu.
"Lo keluar aja deh dari kerja part time lo"
"Hmm?" Jiwon keheranan masih menyesap air madu.
"Lo selalu kena masalah ketika lo kerja disana. Gue takut masalah lo semakin besar. Keluar aja ya, toh uang saku dari papa mama lebih dari cukup kan" bujuk Jungwon ngebuat Jiwon terdiam.
"Lo inget kejadian semalem kan?" tanya Jungwon.
Ya, dia inget walau samar. Dia di cekokin miras sampai bajunya basah dan..
'Prangg!'
Suara pecahan kaca itu..
"Ji.." Jungwon nyentuh lengan Jiwon. Ngebuat tu cewe langsung periksa seluruh badannya.
"Kenapa?" Jungwon heran.
"Gue.. Gue nggak luka?" Jiwon heran karena dia sama sekali nggak ngerasa sakit. Kalau ingatannya nggak salah, mereka mukul Jiwon pake botol miras.
"Lo nggak inget? Ada orang berhoodie hitam yang ngelindungin lo dari botol miras"
"Hah?" Jiwon heran. Emang iya? Kayanya tadi malam dia ngerasa kepalanya mau pecah deh.
"Tadi malam tangan lo berdarah, tapi waktu gue bersihin ternyata lo nggak luka"
"Jadi maksudnya, itu bukan darah gue?" tanya Jiwon. Jungwon cuma ngangguk.
"Untung aja ada yang nolongin lo. Kalau nggak, mungkin lo udah di IGD sekarang" Jungwon natap Jiwon yang masih cengo kebingungan.
"Makanya.." Jungwon megang tangan Jiwon.
"Resign dari part time lo ya" bujuk Jungwon dengan boba eyes nya. Sementara Jiwon natap tangannya yang di genggem.
'Rasanya.. Nggak mau bangun'
"Eh?" Seketika sebuah kepingan ingatan tentang tadi malam muncul. Tapi siapa? Siapa seseorang berhoodie yang dia genggem tangannya itu.
"Ji....." Jungwon ngerengek sambil goyang goyangin tangan Jiwon yang dia genggem.
"Iya iya, gue resign"
"Bener ya!" Jungwon kesenengan
***
Heeseung jalan menuju gedung kampusnya. Sementara Jiwon jalan keluar dari gedung kampus. Jarak mereka terhitung 50 meter. Jiwon berusaha ngalihin pandangannya. Pun Heeseung.
"Yo!! Hee" seorang temen tiba tiba geplak punggung Heeseung.
"Aahh!!!" Heeseung kesakitan sambil nunduk.
"Eh? Kenapa?" temennya keheranan liat Heeseung kesakitan megang punggungnya. Perasaan dia nggak keras keras amat geplaknya.
"Sakit, bego!" protes Heeseung ngebuat Jiwon yang masih jalan bareng Woonyoung itu curi pandang kearah Heeseung.
"Ah, lemah lo! Gue aja nggak keras keras amat mukulnya"
"Berisik!"
"Basket kuy nanti sore!" ajak temennya. Jiwon ngelewatin Heeseung tanpa sepatah katapun.
"Libur dulu. Pengen istirahat"
"Napa sih, lo sakit?"
"Nggak, lagi males aja" dan suara mereka pun semakin menjauh.
"Eh. Ji lo liat kak Hee tadi?" Woonyoung
"Ngapain gue liat liat dia" Jiwon gengsi.
"Eh. Enggak lho.. Waktu kita ngelewatin mereka, gue liat tangan kak Hee di perban" pernyataan Woonyoung seketika ngebuat Jiwon berhenti jalan. Woonyoung pun keheranan.
"Lo bilang apa?"
"Tangan kak Hee di perban"
"Telapak tangannya?" tanya Jiwon memastikan, dan dibalas anggukan sama Woonyoung. Tapi seketika Woonyoung senyam senyum ngegodain Jiwon.
"Khawatir lo ya"
"Enggak! Siapa yang khawatir" Jiwon kesel lanjut jalan.
***
Jiwon telfon Taehyun dengan perasaan jengkel. Setelah di ingat ingat, Taehyun nggak ada dari Jiwon mulai di cekokin sampai dia mau di pukul pake botol miras. Nggak bertanggung jawab banget.
"Jiwon~" suara Taehyun ceria banget ngebuat Jiwon makin kesel.
"Lo dimana. Gue perlu ngomong" Jiwon ketus.
"Ooh.. Mau kesini?" tawar Taehyun.
***
Jiwon berangkat pake taxi karena lokasi nongkrong Taehyun agak masuk ke gang.Jiwon makin kesel lagi ketika dia sampai di lokasi, ternyata ada sekitar 5 orang yang nongkrong disana padahal dia uda bilang mau ngobrol berdua sama Taehyun.
"Kang Taehyun!" Jiwon manggil Taehyun di tengah beberapa orang yang nongkrong disana. Ngebuat 5 orang itu langsung nengok.
"Oh.. Uda nyampe? Kemari" ajak Taehyun sambil senyum enteng, ngebuat Jiwon makin keliatan kesel, dia masih berdiri di tempatnya.
Sampai tiba tiba, salah seorang dari 5 orang itu jalan menuju Jiwon.
"Lo mau ngobrol sama Taehyun?" tanya nya. Jiwon hanya diam masih natap Taehyun kesal.
"Tapi gimana dong.." orang itu bungkukin badannya sampai mukanya setara dengan muka Jiwon.
"Masalah Taehyun, masalah kita juga" terangnya sambil senyum smirk. Ngebuat Jiwon mundurin kakinya selangkah.
"Ya ampun Yeonjun, jangan dibikin takut gitu dong.." salah seorang dari mereka, jalan menuju Jiwon dan si cowo yang di panggil Yeonjun itu.
"Lo temennya Taehyun kan? Temen Taehyun temen kita juga. Kenalin.." cowo itu ngulurin tangannya kearah Jiwon.
"...Gue Cheol" dia terseyum sembari naikin sebelah alisnya.
***TBC***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Venom ✅ (END)
Fanfictionalert. bahasa non baku He fell first He fell harder Tentang seroang lee Heeseung yang sering gonta ganti cewe tapi nggak pernah di pacarin. Yang Jiwon yang punya trauma masa lalu dan nggak mau membuka hati buat cowo mana pun.