35. Complicated

205 12 0
                                    

Jiwon ngerasa ada yang ngelus rambutnya dan ngebuat dia kebangun.

Jiwon bisa liat Heeseung ternyata uda sadar.

"Kak-" baru aja Jiwon mau nanyain kondisi Heeseung, Jiwon kaget kerena tiba tiba tangan Heeseung yang masih ada di kepalanya itu mulai turun ke dagu. Dan entah kenapa tatapan mata Heeseung berubah jadi lembut banget.

Jiwon tertegun, baru kali ini dia liat Heeseung natap dia se lembut itu, membuat jantungnya terus aja berdesir.

'Ciptaan tuhan memang seindah ini ya' batin Jiwon ketika masih menatap wajah tampan Heeseung.

Jiwon baru tersadar ketika bibir dia dan bibir Heeseung bertemu.

Mata Jiwon membulat dan mungkin karena shock, Jiwon nggk bisa gerakin badannya, seakan mematung. Tapi tidak dengan jantungnya, entah kenapa jantungnya berdesir dan berdetak makin kencang.

Mata Jiwon yang membulat bisa liat mata Heeseung yang tadinya terpejam mulai membuka perlahan dan kembali natap dia. Tapi kali ini tatapan matanya beda.

'Duak'

"Uukhhhh" Heeseung ngerang ketika kepalanya kepentok tembok karena Jiwon tiba tiba ngedorong dia keras banget.

"Aaaarggghh" Heeseung mbungkuk sambil megang kepalanya yang kerasa sakit banget. Sementara Jiwon, setelah ngedorong Heeseung langsung kabur dan masuk kamar Jungwon.

'Blam'

Suara pintu tertutup keras ngebuat Jungwon dan Niki auto kebangun.

"Ng?" Jungwon dengan setengah matanya yang kebuka sementara Niki langsung ke kamar Jiwon karena denger Heeseung yang masih ngerang kesakitan.

"Kak! Lo nggak apa apa?" tanya Niki ketika Heeseung masih ngusap usap kepalanya.

Sementara Jiwon masih nutup mulutnya sambil jongkok di balik pintu kamar Jungwon.

"God!" Jiwon nundukin kepalanya dalam, masih nutup mulutnya pake tangan.

***

"Ji" Jungwon ngetuk pintu untuk kesekian kali, berusaha buka pintu kamarnya yang di dalem ada Jiwon.

"Biarin aja won" Heeseung yang di papah Niki

"Paling dia kecapean semalem ngurusin gue" lanjut Heeseung sambil senyum kecut.

"Sampaiin terimakasih gue ke Jiwon ya. Maaf juga karena gue kesini dengan kondisi kaya gini" Heeseung naikin bahunya, ngebuat Jungwon masih diem.

Ya. Jungwon nggak suka liat Jiwon dan Heeseung makin deket.

"Gue pamit. Thanks ya" Heeseung selanjutnya di papah Niki buat jalan.

Sementara Jiwon yang masih terduduk di balik pintu kamar Jungwon masih diem dengerin suara langkah Heeseung dan Niki yang keluar apartemennya.

'Pip pip pip'

Suara pintu yang menandakan seseorang baru aja keluar ngebuat badan Jiwon makin lemes dan kali ini dia ngeremes rambutnya.

Bisa bisanya dia di cium Heeseung dan dia cuma diem doang. Dan lagi..

Bisa bisanya Jiwon merasa pengen di cium lagi.

"Gila lo Ji. Gila beneran lo" gerutu Jiwon sambil jambakin rambutnya.

***

Heeseung dianter Niki sampe apartemennya. Setelah dudukin Heeseung di kasur kamarnya, tanpa sepatah katapun Niki berusaha pergi.

"Gue tau lo punya banyak pertanyaan" kalimat Heeseung ngebuat Niki yang mau make sepatu jadi negapin badannya.

"Dan apa yang ada di pikiran lo itu salah" lanjut Heeseung ngebuat Niki senyum remeh sambil nundukin kepalanya.

"Emangnya gue mikir apa?" Niki balik badan

"Nik, plis jangan marah dulu, badan gue lagi sakit semua" Heeseung mulai ngrebahin dirinya di kasur sambil meringis kesakitan

"Mau gue panggilin kak Sunghoon?"

"Jangan!" Heeseung langsung berdiri karena kaget sama pertanyaan Niki.

"Ha" Niki ketawa getir liat Heeseung baik baik aja.

"Mm.. Nik.." Heeseung kewalahan sambil mundurin langkahnya.

"Mau mati beneran lo ya??" Niki bersiap membuat Heeseung merasakan babak belur season 2.

"Nik!! Gue kakak lo ya, anak durhaka!" Heeseung mulai lari dari kejaran Niki.

***

Heeseung sama Niki lagi makan sandwich yang di beli Niki buat sarapan.

"Jadi. Gimana?" tanya Niki.

Heeseung menghela nafas panjang.

"As u know lah" Heeseung natap jauh kedepan.

Niki diem. Dia tau alasan Heeseung babak belur, nggak lain nggak bukan, karena kak Cheol.

"Dia ngajakin lo buat balik lagi?" tanya Niki sambil gigit sandwich nya.

Heeseung ngangguk abis itu nunduk.

Jujur. Dia udah muak banget sama anak buah kak Cheol yang hampir tiap 3 bulan selalu datengin dia buat bisa balik ke gang mereka lagi.

"Nggak heran sih, lo dulu tangan kanan kepercayaan kak Cheol" Niki

"Dan lo tau kan dia nggak bakal ngelepasin lo dengan mudah?" lanjut Niki ngebuat Heeseung terdiam.

Cheol adalah tipe yang nggak bakal buang orang kepercayaannya dengan mudah. Kalau Heeseung nggak bisa balik lagi, berarti dia bakal dibuat menderita. Dan Cheol sepertinya sedang mengusahakannya.

"Dulu lo jago berantem. Tapi gue liat lo ada banyak penurunan" terang Niki sambil liatin muka Heeseung yang penuh plaster.

"Lagi sakit aja gue!" Heeseung noel kepala Niki.

Mereka ngehadap depan lagi.

"Jadi, kenapa lo bisa ke apartemen tu cewe?" tanya Niki.

Heeseung seketikaa tertegun. Dia cuma diem doang dan ngebikin Niki makin bertanya tanya.

"Lo nggak suka sama tu cewe kan?" selidik Niki.

"Nggak lah, bego!" Heeseung ngegas.

Beberapa detik mereka hening.

"Lo beneran mau buat dia jadi umpan?" tanya Niki ngebuat Heeseung nengadah natap Niki yang lebih tinggi dari dia.

"Hah?"

"Bukankah itu rencana lo? Sengaja dateng ke apartemen tu cewe dengan anak buah kak Cheol yang masih ngikutin lo. Berharap mereka tau lo punya pacar" terang Niki. Heeseung masih terdiam denger penjelasan Niki tadi.

"Nggak ya?" lanjut Niki ngebikin Heeseung senyum lebar.

"Tambah pinter" Heeseung ngusap kepala Niki.

"Ah!!" Niki kesel napis tangan Heeseung yang ngusap kepalanya.

"Ajaran siapa dulu. Ya kan?" Heeseung kali ini ngusap usap bawah dagu Niki.

"Berhenti nggak!" protes Niki.

"Niki udah besar ya" kali ini tangan Heeseung pindah ke bokong Niki.

"Kak!!!"

***TBC***

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang