Heeseung lagi gitaran di apartemennya sendirian. Dia lagi practice lagu buat festival kampusnya. Kebetulan dia diminta untuk jadi salah satu pengisi disana.
Sambil bersenandung, Heeseung masih fokus latihan sambil menghafal kunci gitar, sampai hp nya berbunyi tanda telfon masuk.
Dari Niki.
"Halo?"
"Lo dimana?"
"Di apartemen"
"Ke toserba deket seveneleven ya!"
"Kenapa?"
"Huaa..... Hu... Huuu.. Huuu" suara cewe nangis di sebrang ngebuat Heeseung ngeryitin dahinya dalam. Keknya kenal sama ni suara.
"Cewe lo nangis!"
"Haa? Siapa? Jiwon?"
"Huhuhuu.. Hiks... Hikss" lagi lagi suara cewe nangis. Ini suara si Jiwon?
"Buruan!!" ketus Niki langsung matiin panggilan telfon.
"Apasih" Heeseung buru buru make jaket dan keluar apartemen.
***
Heeseung jalan cepat ketika dia liat Niki lagi duduk di luar mini market, sama seorang cewe yang lagi nundukin kepalanya, di meja gazebo mini market.
Pengelihatan Heeseung makin jelas ketika dia makin deket sama mereka. Dia bisa liat cewe yang lagi nundukin muka di meja itu badannya gemeter karena nangis.
"Jiwon?" Heeseung nyentuh kedua pundak Jiwon dan entah kenapa ni cewe makin nangis.
"Kenapa?" tanya Heeseung ke Niki yang sejak tadi acuh.
"Tau!" ketus Niki
"Nik!"
"Tanya aja sendiri!!" Niki makin ketus.
"Huaaaa....." kali ini Jiwon negapin badannya walau masih sambil nangis.
"Ji? Lo nggak apa-?"
"Dia jahaat" Jiwon ngadu. Yang mau nggak mau ngebikin Heeseung senyum kecil karena baru tau sisi Jiwon yang ini.
"Apa?"
"Dia..." Jiwon nunjuk Niki sambil nangis.
"Lo apain sih Nik!"
"Bodo!" Niki masih acuh sedari tadi ngelipet kedua tangannya di depan.
"Dia ngatain gue pendeeek.. Hu... Huu..." Jiwon makin mewek.
"Apa?" Heeseung nahan ketawa.
"Dia bilang gue pendeekk.." Jiwon nenggelemin kepalanya lagi di meja. Sementara Heeseung natap Niki.
"Emang pendek" gumam Niki.
"Nik!"
"Apasih" Niki kesel
"Dia nggak tau apa diaa... Gue... Insecure... Sama.. Wony... Nggak tau.. Diaa" Suara Jiwon nggak jelas karena selain sambil mewek, dia masih nenggelemin mukanya di meja.
Heeseung natap Niki sambil gerakin bibirnya, seperti bilang. 'Mabuk'
Dan di jawab anggukan sama Niki.
"Pulang ya.." bujuk Heeseung ketika sadar ni cewe lagi mabuk.
"Nggak!! Suruh dia minta maaf dulu sama gue!!" kali ini Jiwon negapin badannya sambil nunjuk Niki, marah.
"Lah emang gue bikin salah?" acuh Niki.
"Nik!"
"Apasih kan gue bener, dia pendek!"
"Huaaaaa..... Kaan.. Dia ngatain laagiii" kali ini Jiwon nangis sambil meluk perut Heeseung yang masih berdiri di sebelah dia.
"Nyenyenyee..." Niki masang muka ngeledek.
"Ya ampun" Heeseung mijit kepalanya liat Jiwon sama Niki.
***
Jiwon dari tadi jalan sambil nyanyi nyanyi nggak jelas, tentu saja dengan sempoyongan.
"Waahh bulannya ada banyak. Muter muuuteer" Jiwon berhenti jalan sambil nengadah mengacungkan jari telunjuknya ke langit.
Sementara Niki sama Heeseung jalan di belakangnya, sambil waspada kalau kalau Jiwon melakukan sesuatu yang berbahaya atau aneh.
Heeseung masih natap Jiwon yang jalan di depan dia sambil ketawa kecil. Menarik juga sisi Jiwon yang baru dia tau. Ternyata kalau Jiwon mabuk, kepribadiannya berubah 180 derajad.
"Kesengsem lo!" Niki ngusap muka kakaknya.
"Apasih!" protes Heeseung
"Ati ati kesengsem beneran"
"Siapa pula" Heeseung dengan santai membenarkan posisi poni rambutnya.
"Laaalllaalalaaa..." Jiwon muterin pohon pinggir jalan sambil bergumam.
"Kok lo tadi bisa ketemu dia sih" Tanya Heeseung.
"Nggak tau, kebetulan aja. Gue lagi mau ke mart, malah ketemu dia yang lagi di gangguin segerombolan cowo"
"Posisi dia mabuk gini?" pertanyaan Heeseung dijawab anggukan singkat dari Niki.
"Ya ampun!" baru juga Heeseung meleng sedikit dari ngawasin Jiwon. Ni cewe udah mau nabrak pohon aja. Heeseung langsung narik kerah belakang Jiwon biar nggak kepentok pohon.
"Oo?? Maaf!!" Jiwon nunduk 90 derajad kearah pohon karena hampir nabrak.
"Hehe" Jiwon berdiri sambil hormat ke pohon
"Ya ampun. Gue jadi nggak pengen mabok" Niki natap Jiwon yang masih linglung.
"Hauuss!" Jiwon balik badan sambil protes ke Heeseung.
***
Heeseung duduk di luar mini market sama Jiwon yang udah naroh kepalanya di meja.
Heeseung duduk senderan sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaket, masih natap Jiwon yang sejak duduk, matanya udah merem.
"Nih!" ketus Niki sambil ngasih sebotol air mineral.
"Wuahh" Jiwon kesenengan langsung menenggak air mineral itu sampe habis.
"Wuaakhhh" sambil ngusap mulutnya, Jiwon sembarangan ngelempar botol kosong itu kearah Heeseung.
"Woy!" protes Heeseung.
"Hehe" Jiwon masih merem.
'Bruk' seketika tubuh Jiwon ambruk di meja.
"Ampun deh!" Niki makin bete ketika liat Jiwon udah pingsan.
***
Heeseung mau nggak mau mapah Jiwon, sementara Niki nyari Taxi. Dan untung aja mereka cepet dapet taxi.
Dengan pelan Heeseung memasukkan tubuh Jiwon ke dalam taxi. Sementara Niki duduk di depan samping supir. Heeseung duduk di belakang sama Jiwon.
"Wuahh" Heeseung kepanasan karena ni cewe kebanyakan tingkah kalo lagi mabuk. Dia ngelepas resleting jaketnya.
"Nggggg" Jiwon yang masih merem itu tetiba ngedusel Heeseung dan berakhir tidur di pundaknya.
"Gerahh" tangan Heeseung pelan nyingkirin kepala Jiwon dari pundaknya.
"Ng?" Jiwon ngebuka sedikit matanya sambil natap Heeseung. Spontan Heeseung langsung ngefreeze natap Jiwon.
"Lee Heeseung" gumam Jiwon dengan mata yang sedikit terbuka. Dahi Jiwon langsung berkerut dalam. Dia bisa liat bekas luka di wajah Heeseung. Kayanya, dari beberapa hari yang lalu, waktu Heeseung dateng ke apartemen Jiwon dan ngambruk.
"Sakit?" Jiwon nunjuk pipi Heeseung. Heeseung terdiam liat Jiwon yang natap dia cemas.
"Jangan sakit" tatapan Jiwon masih cemas, dan Heeseung juga masih terdiam natap Jiwon.
"Jangan.." gumam Jiwon yang langsung tertidur lagi.
Dari sudut mata, Niki ngeliat Heeseung yang mematung.
***TBC***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Venom ✅ (END)
Fanfictionalert. bahasa non baku He fell first He fell harder Tentang seroang lee Heeseung yang sering gonta ganti cewe tapi nggak pernah di pacarin. Yang Jiwon yang punya trauma masa lalu dan nggak mau membuka hati buat cowo mana pun.