58. Jungwon

137 9 0
                                    

Udara dingin menyeruak di daerah hidung dan mulut Jiwon. Matanya sedikit terbuka dan pandangan matanya masih kabur. Samar Jiwon melihat sosok pria berdiri di samping ranjangnya. Namun ketika Jiwon menatapnya, si pria malah pergi. Dan Jiwon mulai kehilangan kesadarannya lagi.

***

Jiwon terbangun di tengah api yang membara. Udara disekitarnya sangat panas dan membuatnya kesusahan bernafas.

"Kak Jungwon.." gumamnya menatap tubuh Jungwon yang sudah terkapar.

"Maaf.. Maaf..." kalimat itu terus ia gumamkan hingga seseorang membangunkannya.

"Jiwon.."

Mata Jiwon terbuka. Dia merasakan udara dingin memenuhi hidungnya, matanya bisa melihat langit langit putih dan merasa kakinya sangat amat sakit.

"Kak Jake" Jiwon begitu melihat wajah Jake yang menatapnya khawatir.

"Ohh.. Thanks God" Jake menunduk, suaranya bergetar, dia menggenggam tangan Jiwon erat.

Jiwon masih mencoba mengingat apa yang terjadi.

"Apa yang lo rasain?" Jake lembut

"Kak Jungwon.." Jiwon mulai panik

"Kak Jungwon mana" Jiwon berusaha duduk.

"Jiwon" Jungwon yang memakai baju rumah sakit datang sembari membawa satu plastik berisi makanan.

Jungwon mulai meluk Jiwon ketika tu cewe mulai nangis. Menenangkan Jiwon yang masih terus saja meminta maaf.

"Maaf"

"Udah nangisnya" Jungwon ngusap pipi Jiwon.

"Sakit ya? Maaf..." Jiwon masih menangisi pelipis Jungwon yang berplaster, sementara Jake terkekeh kecil.

"Luka lo lebih parah bego. Kaki lo patah!" Jungwon agak noyor kepala Jiwon.

***

flashback ketika Jungwon keluar dari dojang.

"Sampai besok" Jungwon ke beberapa temannya lanjut berjalan.

Jungwon membuka layar hp. Pukul 09.50 malam. Dia harus bergegas pulang ke apartemen sebelum pukul 10 malam, takutnya Jiwon udah bangun sebelum dia balik apartemen.

Namun, ketika sedang berjalan di gang sepi tiba tiba ada bayangan hitam dari belakang. Sontak, Jungwon menengok kebelakang.

'Duakk!!' Jungwon pingsan setelah di pukul dengan balok kayu pada bagian belakang kepalanya.

***

"Ha... Lucunya" gumam Cheol menatap wallpaper hp Jungwon. Disana terdapat foto selfie Jungwon yang memakai seragam taekwondo, sedang tertawa lebar sembari mencapit leher Jiwon yang terlihat marah.

"Uuhhh" Jungwon mengeryit karena kepalanya terasa sangat sakit. Mata Jungwon melihat sekitar, bingung dia ada dimana. Terlebih tangan nya di ikat di kursi yang dia duduki.

"Hai" Taehyun mengambil sebuah kursi, dia letakkan sejajar dengan Jungwon. Dagunya menempel di tangannya yang berada di bagian atas senderan kursi. Dia tersenyum ke Jungwon yang masih belum bisa mencerna apa yang terjadi.

"Kenalin... Gue temennya Jiwon" Taehyun masih tersenyum sembari memiringkan kepalanya. Jungwon makin mengeryitkan matanya.

"Mau apa lo?" Jungwon galak sembari berusaha melepas tali yang mengikatnya

"Mau gue? Pertunjukan!" Taehyun tertawa lebar sembari membentangkan tangannya.

"Lo yang bawa Jiwon ke PUB waktu itu kan??" Jungwon majuin badannya yang masih terikat.

"Wah... Kalian kalau marah makin mirip ternyata" Taehyun memperhatikan wajah Jungwon sembari tersenyum lebar.

"BRENGSEK!!" Jungwon berusaha melepaskan diri.

"Dimana Jiwon??"

"Baru beberapa jam, udah kangen sama kembaran?" tanya Cheol jalan dari arah belakang Jungwon.

"GUE NGGAK AKAN SEGAN BUNUH KALIAN KALAU KALIAN NYENTUH JIWON!" Jungwon marah. Membuat Taehyun nahan ketawanya.

"Sebaiknya simpan tenaga lo buat nanti.." Cheol mendekatkan wajahnya ke Jungwon.

"Karena gue yakin, Jiwon pasti bakal lakuin apapun biar lo lepas dari sini" Cheol senyum smirk.

"BRENGSEK!!" jungwon masih berusaha melapskan diri. Rasanya pengen banget ngehajar cowo yang ada didepannya ini. Jiwon salah apa sampai bisa berhubungan sama cowo cowo macem preman ini.

Cheol menunjuk Jungwon dengan kepalanya. Dan seketika beberapa orang berbadan besar mulai memukul Jungwon.

Flashback end

***
Jungwon genggem tangan Jiwon yang masih menatapnya sedih setelah dia selesai cerita.

"Kita lapor polisi aja ya" bujuk Jungwon lembut. Jiwon nunduk sambil gelengin kepalanya. Jiwon mulai nangis.

"Mereka bilang, kalau gue bawa polisi, mereka bakal bawa Woonyoung" Jiwon masih nunduk sembari mengusap pipinya yang basah.

"Gue nggak bisa nyeret lebih banyak orang berharga di deket gue" Jiwon masih nangis mulai di peluk Jungwon.

"Kita cari jalan sama sama. Gue nggak mau lo menderita kaya gini sendirian" Jungwon pelan ngusap punggung Jiwon.

***

Sunghoon, Sunoo dan Niki sedang duduk di dalam rumah kontainer pinggir sungai han. Mereka terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Jadi, kak Cheol tetap nargetin Jiwon meskipun dia udah nggak sama kak Hee lagi?" Niki

"Kak Cheol nggak bakal pernah melepas apa yang udah dia gigit" Sunghoon ngelipet kedua tangannya di depan

"Terus. Rencana kita apa?" Sunoo gigitin kukunya gugup.

Sunghoon gelengin kepalanya. Dia sendiri juga bingung.

"Gue takut kak Hee langsung ke base mereka dan nantangin kak Cheol. Kalian tau kan premannya kak Cheol ada banyak, yang ada kak Hee yang meninggal disana" Sunghoon singkat. Dia ngajak Sunoo dan Niki buat berunding tanpa Heeseung karena takut Heeseung bakal terus terusan nyalahin dirinya sendiri.

"Kak Hee dimana?" Niki

"Latihan Boxing" Sunoo.

"Baguslah" Niki

"Biarin dia sendiri. Kita juga harus latihan" Sunghoon ngelempar pisau lipat ke Niki dan ditangkap sama Niki.

"Maksud lo? Kita bakal ngelawan kak cheol??" Sunoo kaget.

"Sunoo. Saat ini, yang bisa jagain lo adalah diri lo sendiri. Ingat itu" Sunghoon keluar. Niki ngerangkul pundak Sunoo buat ikut keluar.

***TBC***

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang