74. Brought the Heat Back

152 14 11
                                    


Jiwon ngobatin luka di wajah Heeseung di salah satu sudut cafe. Wajahnya memar karena di hajar Jay. Sementara Jay udah pulang dijemput managernya.

"Lo kenapa tadi berusaha ngelerai. Bahaya tau nggak. Ah" Heeseung nahan sakit ketika diobatin Jiwon. Heeseung, kalau Jiwon nggak ngelerai mereka, dia bakal terus ngehajar Jay. Tapi karena Jiwon ada di dekat dia, dia takut ni cewe kena pukul juga makanya Heeseung langsung berhenti.

"Sakit kan? Lagian kenapa tiba tiba ngehajar orang" Jiwon antara jengkel dan khawatir. Heeseung terdiam natap Jiwon yang masih ngobatin lukanya.

"Lo.. " Heeseung terlihat ragu ragu. Jiwon sesekali melirik kearah Heeseung, menunggu ni cowo ngomong.

"Lo.. Kenapa nangis" Heeseung natap Jiwon, antara khawatir dan cemburu. Dia pikir, Jay ngebuat Jiwon nangis. Entah karena masa lalu mereka atau apa.

"Ha?" Jiwon terlihat gagap. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali. Masa dia mau bilang kalau dia nangis gegara Jay ngomong rumor nggak berdasar soal Heeseung. Malu lah!

"N-nggak ada" Jiwon kikuk masih mengobati luka Heeseung.

"Kok nggak jujur" Heeseung membenarkan posisi duduknya menghadap Jiwon.

"Nggak, bukan urusan lo" Jiwon mulai membereskan kapas dan salepnya.

"Bukan urusan gue?" Heeseung terlihat nggak suka.

"Bukan hal yang penting kok-"

"Yang Jiwon punya siapa" Heeseung tiba tiba menarik kursi Jiwon biar lebih mendekat.

"Masih tanya itu?" Jiwon kesel masih membereskan kapas.

"Liat gue" Heeseung megang kedua pipi Jiwon biar menghadapnya. Jiwon masih belum mau melihat ke mata Heeseung.

"Yang Ji!" Suara Heeseung tegas membuat Jiwon mau nggak mau natap tu cowo. Jiwon natap mata Heeseung dan seketika wajah Jiwon memerah.

"Eh?" Heeseung kaget liat wajah Jiwon yang memerah. Seketika Heeseung hanya terdiam. Membuat Jiwon langsung membuang kapas kapas yang ada di sana.

Meninggalkan Heeseung sendirian masih terdiam.

Jiwon balik ke mejanya buat ngajak Heeseung balik, tapi tiba tiba tangannya di tarik Heeseung buat pegi dari sana.

"Kak Hee!" Jiwon protes tapi tenaga Heeseung lebih kuat. Heeseung menarik Jiwon menuju sebuah gang dengan lebar satu meter.

"Lo mau apa" Jiwon panik ketika Heeseung menariknya ke dalam gang sempit itu, lalu menyudutkan Jiwon ke tembok dan mengunci Jiwon dengan kedua tangannya.

"Yang Jiwon" Entah kenapa panggilan itu terasa dingin. Heeseung masih nunduk.

"Lo belum selesai sama masa lalu lo?" kini Heeseung natap Jiwon dengan tatapan dingin. Jujur hati Jiwon terasa tertusuk pisau. Jauh lebih sakit dari pada saat Cheol mengiris tangannya.

"Apa?"

"Gue tanya, lo belum selesai sama Jay?"

"Lo ngomong apa sih" Jiwon ketus.

"Kalau nggak. Jawab gue, kenapa lo tadi nangis" Heeseung masih dengan tatapan dingin sementara Jiwon natap cowo didepannya dengan wajah memerah. Jiwon mengalihkan pandangannya.

"Lo kan nggak perlu tau" Jiwon nutup bagian bawah wajahnya dengan lengan. Berharap bisa menutupi wajah meronanya.

"Jadi, wajah merona ini karena cowo lain?" Heeseung dengan nada terluka.

"Hah? Lo ngomong apa simmbb" ketika Jiwon nengok kearah Heeseung, dia malah mencium bibir Jiwon.

"Kak!" Jiwon berusaha lepas dari Heeseung yang terlihat marah tapi masih berusaha mencium Jiwon.

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang