59. Forget me not

124 15 0
                                    

Hellouurr~
Maaf ya chapternya banyak kali 🫠. semoga kalian nggak bosen ya.. ini udah mau puncak konflik kok, jadi jangan tinggalin author ya 😭. chapter extra untuk liburan extra. happy holiday all~ ❤️

***

Jiwon duduk di kursi roda. Tangannya mengayunkan roda menuju mesin kopi otomatis di salah satu sisi lorong.

"Oh?" Jiwon kaget karena seseorang mendorong kursi rodanya dari belakang.

"Mau kemana?" ketika Jiwon menengok ke belakang. Disana ada seorang pria sedang tersenyum tipis kearahnya.

"K-kok lo ada disini?" gagap Jiwon, nggak nyangka Heeseung yang mendorong kursi rodanya.

"Gue tanya, mau kemana?" kali ini kepala Heeseung dimiringkan menatap Jiwon. Sontak Jiwon menatap kedepan

" Kopi.." Jiwon memalingkan mukanya yang mulai memerah.

"Oke" Heeseung mendorong kursi roda Jiwon lagi sembari tersenyum.

***

"Latte kan?" Heeseung nyodorin se kaleng latte hangat ke Jiwon.

"Thanks" Jiwon menerimanya dengan penuh keheranan. Ni cowo kok tiba tiba sikapnya berubah gini. Jiwon dari tadi memalingkan mukanya dari Heeseung.

Sementara Heeseung menyesap kopi hitamnya sembari menatap Jiwon yang nggak mau menatapnya.

"Gimana kata dokter" tanya Heeseung. Sementara Jiwon masih belum mau membuka kaleng hangat yang masih berada di tangannya tersebut.

"Yahh.." Jiwon nunduk mainin kaleng kopi tersebut.

Beberapa detik hening. Jiwon masih kebingungan dengan sikap Heeseung yang tiba tiba berubah. Sementara Heeseung masih natap Jiwon dalam diam. Cowo itu menatap wajah khawatir Jiwon dengan sedih. Dia nggak bisa bayangin gimana paniknya Jiwon waktu dia terkurung dalam rumah yang terbakar itu. Dan tanpa sengaja Heeseung melihat pipi Jiwon yang tergores.

"Sakit?"

DEG.

Jiwon kaget natap Heeseung yang tiba tiba jongkok depan dia dan ngusap pipinya.

Tapi anehnya, Jiwon tiba tiba teringat senyuman menyeramkan Cheol. Sontak Jiwon nepis tangan Heeseung kasar.

"Ji-"

Jiwon buru buru mengayunkan roda biar bisa pergi dari sana.

"Yang Ji" baru aja Heeseung berdiri dan mencoba mengejar Jiwon. Didepannya muncul Jungwon yang menatapnya benci. Jungwon langsung mendorong kursi roda Jiwon buat kembali ke kamarnya.

***

Malamnya.
Heeseung balik ke rumah kontainer setelah latihan boxing.

"Makan malam kak" Niki bawa ayam 2 box buat makan malam.

Baru saja Heeseung mau merebahkan diri. Tiba tiba Sunghoon datang dan jalan cepat menuju Heeseung.

"Lo ke rumah sakit?" Sunghoon marah narik kerah Heeseung.

"Lepas. Kita ngomong baik baik" Heeseung natap Sunghoon tajam. Sunghoon nurunin tangannya. Tatapan mata itu udah lama banget nggak dia liat.

***

"Lo tau sendiri kak cheol nggak bakal ngelepasin Jiwon" Heeseung natap kearah sungai han membuat Sunghoon ketawa getir.

"Jadi maksud lo, lo bakal ngorbanin kita demi tu cewe?"

"Bagian mana gue bilang bakal ngorbanin kalian demi Jiwon?" Heeseung natap Sunghoon kesal.

"Dengan lo terang terangan deket sama Jiwon, ITU SAMA AJA-"

"Gue deket atau jauh dari Jiwon, kak cheol nggak bakal lepasin dia!" Heeseung natap Sunghoon tajam

"Gue cuma mau ngelindungin dia dari deket" lanjut Heeseung. Sunghoon ketawa getir.

"Terus, kita bakal lo tinggal?"

"Hoon. Gue nggak pernah bilang bakal ninggalin kalian!" Heeseung kesal.

"Tapi paling nggak, beban lo berkurang"

"Park Sunghoon!"

"Iya kan? Kalau sama Jiwon, lo tinggal ngelindungin 1 orang. Sementara kita ber 3. Kita cuma beban kan buat lo" Sunghoon langsung pergi.

"Hoon!!" Heeseung nahan tangan Sunghoon dan langsung di tepis kasar.

"Park sung-" baru Heeseung mau ngejar Sunghoon, tangannya di tahan Niki. Heeseung berdecak sembari nyisir rambut depannya ke belakang, frustasi.

"Kak Hoon cuma khawatir sama gue dan kak Sunoo"

"Nik-"

"Iya tau. Lo juga nggak bakal ninggalin kita ber tiga" Niki masukin tangannya ke saku jaket sembari duduk di kursi.

"Kak Hoon cuma khawatir sama lo, semakin banyak orang yang berada di dekat lo, semakin besar pengorbanan lo buat mereka" penjelasan Niki ngebuat Heeseung terdiam. Niki senyum liat Heeseung seperti sedang berfikir.

"Gue cuma berharap lo nggak ngelakuin semuanya sendirian karena kita juga nggak akan ninggalin lo" Niki bangkit sembari ninju pelan lengan Heeseung.

***

Jiwon gigitin sedotannya sedari tadi, pandangan matanya kosong menatap pohon yang bergoyang karena angin.

Jake miringin kepalanya agar masuk dalam pandangan Jiwon.

"Eh" Jiwon langsung tersadar. Dia lagi ada di taman rumah sakit sama Jake.

"Something bothering you?" tanya Jake sembari ngusap ujung bibir Jiwon yang barusan makan sandwich.

Jiwon gelengin kepalanya sembari tersenyum kecut.

"Woonyoung udah pindahan kan?" pertanyaan Jiwon di jawab anggukan singkat oleh Jake. Dia ngehela nafas lega.

"Kak. Gue boleh minta tolong?" Jiwon natap Jake dengan kerutan di dahi. Jake tertegun sebentar. Belakangan Jiwon sering ngeryitin dahinya. Sebenernya dia ada masalah apa sih.

Jake senyum sembari nyentuh dahi Jiwon dan membuat kerutan itu hilang.

"Anything"

"Tolong jagain Woonyoung ya"

"Ha?" Jake kaget dengan permintaan Jiwon.

"Anterin dia pulang sampe apartemennya kalau dia pulang malam" Jiwon.

"Lo khawatir setelah apartemen Woonyoung kebobolan?" pertanyaan Jake membuat Jiwon mengangguk pelan.

"First of all. U should worry about your self. Kaki lo masih dalam masa pemulihan. Bukan berarti pikiran lo yang harus jalan kemana mana" Jake megang kepala Jiwon dengan kedua tangannya sembari tertawa kecil.

"Kak.." Jiwon nurunin tangan Jake dan menggenggamnya sembari memohon. Jake terdiam beberapa detik.

"Terus. Yang jagain lo siapa?"

"Ada kak Jungwon"

"Dia juga pasien, ji"

"Tapi Woonyoung sendirian" Jiwon masih memohon.

"So do you!" Jake membuat Jiwon terdiam. Jujur Jake agak jengkel karena Jiwon lebih mengakhawatirkan orang lain ketimbang dirinya sendiri.

"Ji, kaki lo patah, dan lo mau gue jagain Woonyoung yang sehat?"

"Kak.." Jiwon memohon.

"Lo bisa jagain Woonyoung" tiba tiba dari belakang Jiwon ada Heeseung yang makein selimut di pangkuan Jiwon.

"Dia..." Heeseung naruh tangannya di kepala Jiwon. Kemudian tersenyum paksa ke Jake.

"Biar gue yang jaga. Fair kan?" lanjut Heeseung dan tiba tiba gendong Jiwon.

"Ehh... Kak!!" Jiwon yang kaget di gendong Heeseung ala bridal style cuma bisa natap Heeseung dan Jake secara bergantian. Jake yang kaget cuma bisa berdiri sembari natap Jiwon yang udah di gendong Heeseung buat masuk gedung.

***TBC***

Sweet Venom ✅ (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang