PHDDL - (27)

1.9K 180 150
                                    


Dini hari. (Name) terbangun lebih awal tanpa ada alasan apa pun. Ia mengusap matanya perlahan lalu melihat suaminya yang masih setia tidur dalam dekapannya.

'Comelnyee....' (Name) memandangi wajah Boboiboy dengan senyum yang mengembang dan sesekali mengelus dan mencium pipi tembam suaminya itu.

Ia perlahan melepaskan diri, bangkit dari baringnya, bersandar di sandaran ranjang lalu memutuskan untuk membaca buku hadiah dari Boboiboy tadi malam karena dirinya tidak dapat tidur kembali.

"Light" (Name) menciptakan satu bola cahaya kecil yang melayang di dekatnya untuk menerangi buku yang akan ia baca.

"Mmm.... (Name)...." Boboiboy bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya karena tidak merasakan Istrinya ada di dekatnya seperti tadi malam. ".... Jangan Pergi...."

'Eh?' (Name) awalnya mengira Boboiboy terbangun, tapi ternyata tidak. Ia dengan lembut mengelus rambut suaminya. "Tenang~ Aku tak akan pergi. Tidurlah lagi"

"Mmm...." berkat elusan (Name), Boboiboy kembali tidur dan mempererat pelukannya pada bantal yang di berikan oleh Istrinya.

(Name) tersenyum hangat sebelum menghentikan elusannya dan lanjut membaca bukunya. Tak berselang lama, listrik akhirnya hidup. (Name) meniup lilin-lilinnya untuk memadamkan apinya.



Beberapa saat kemudian....



Waktu sholat tiba 15 menit lagi. (Name) yang terus membaca buku dari tadi, menyudahi acara membacanya, menyimpan buku itu lalu dengan perlahan membangunkan Boboiboy.

"Boy, jom bangun"

"Mmm.... Oke...." Boboiboy perlahan mengumpulkan kesadarannya lalu melihat (Name) telah duduk di sebelah dirinya yang masih berbaring. "Eh....? Sejak bile (Name) bangun....?"

"Hm, dah sejak tadi pun. 1 Jam lepas kot"

Mendengar itu, Boboiboy lekas duduk dari baringnya lalu menatap khawatir ke arah Istrinya. "Kenape (Name) bangun awal sangat?! (Name) dapat mimpi buruk ke?!"

(Name) tersenyum sebelum mengelus pelan pipi kiri Boboiboy. "Takde lah. Aku tiba-tiba terbangun je, lepastu aku putuskan untuk baca buku yang Boy hadiahkan tadi malam"

Boboiboy mengangguk paham lalu menghembuskan nafas lega. "Oh iye. Ini dah adzan ke, (Name)?"

"Belum lagi. 15 minit lagi. Aku sengaje bangunkan Boy awal sikit"

"Hehehe, terima kasih. Sebab belum adzan lagi.... Boy boleh bermanja ngan (Name) kan?"

"Hm, boleh" (Name) meluruskan kedua kakinya lalu menepuk-nepuk pahanya.

"Yeay!" (⁠≧⁠▽⁠≦⁠) Boboiboy dengan antusias berbaring lagi dan membuat paha (Name) menjadi bantalnya.

Keduanya saling diam dan tersenyum. (Name) mengelus rambut dan sekitar wajah suaminya. Sementara Boboiboy menikmati semua elusan yang ia dapatkan.

"(Name)"

"Ya?"

".... Kalau (Name) dinikahkan dengan orang yang tak (Name) kenal macam mane?"

'Eh?! Apesal Boy tanya macam ni?!' (Name) sedikit kaget dengan pertanyaan Boboiboy yang tiba-tiba. "Aku.... Akan belajar untuk mencintainya"

(Name) menunduk untuk menatap wajah suaminya tanpa menghentikan elusannya. "Macam yang aku buat sebelum aku ingat ngan Hari Pernikahan kite. Aku belajar untuk cintai kau, Boy. Dan aku berhasil bahkan sebelum aku ingat Hari Pernikahan kite"

Pacaran Halal Di Dimensi Lain // Boboiboy x Reader //Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang