"Pembunuh! Apa kesalahanku padamu sampai kau membunuhku?!"
"Dasar kejam! Aku punya keluarga yang harus aku temui! Sebab kau membunuhku, aku tidak bisa bertemu mereka!"
"Pembunuh! Dasar Pembunuh kejam yang tidak punya hati! Kenapa kau membunuh kami semua, hah?! Apa salah kami?!!"
"I-Itu.... Aku ade--"
"Kau Pembunuh kejam.... Kau harus ikut bersama kami...."
"H-Hah?! T-Tunggu! T-Tidaakk!"
=====
"HAH! HAH.... Aku.... Mimpi...." Boboiboy terbangun dari tidurnya akibat mendapat mimpi buruk. Keringat dingin mengalir dari beberapa bagian tubuhnya. "(Name)! Aku perlukan (Name) sekarang!"
Di tengah malam ini, Boboiboy lekas berlari untuk pergi ke kamar Istrinya. Setelah sampai, ia langsung masuk lalu duduk di kursi milik (Name) dan memandang wajah damai Istrinya yang tengah tidur.
Ia memegang tangan kanan Istrinya dengan sangat perlahan dengan air mata yang telah mengalir sejak terbangun tadi. "(Name)...."
Grep
"Eh?!" gumam Boboiboy pelan saat tangan Istrinya seakan menggenggam balas. Ia pun refleks menatap kembali ke wajah Istrinya.
"Boy...." panggil (Name) dengan nada sangat pelan setelah membuka matanya perlahan lalu duduk dari baringnya. "Ade ape? Eh?! Apesal kau menangis ni?!!"
"A-Aku...."
(Name) segera menyingkirkan sebagian selimutnya. "Dah. Sini naik dulu"
"Mm, baik" Boboiboy tersenyum manis lalu naik ke ranjang Istrinya itu.
(Name) tersenyum lembut lalu mengelus pelan pipi kiri Boboiboy yang telah duduk tepat dihadapannya. "Sayang? Ade ape? Nak cerita pada (Name)?"
Boboiboy mengangguk pelan sambil menikmati elusan tangan (Name). "Tadi aku terbangun sebab dapat mimpi buruk...."
"Aku mimpi.... Orang yang aku hapuskan sebab diorang dah terinfeksi, muncul dan marah pada aku.... Diorang semua salahkan aku sebab dah bunuh mereka.... Ukhh.... Dan Mereka semua.... Paksa serta tarik aku untuk ikut diorang, ke dalam kegelapan...."
Hening sejenak.
(Name) menyusun perkataannya dengan hati-hati. "Sayang" ia membuat suaminya tengah menangis itu menatap ke arah wajahnya. "Takpe~ Itu semua mimpi dan tak akan terjadi pada Boy. Aku pastikan itu"
Ia segera menarik Boboiboy ke dekapannya yang langsung dibalas oleh Boboiboy. 'Rebut kau, huh? Kalau itu terjadi, aku akan hancurkan roh-roh tu untuk rebut kau balik. Kau milik aku.... Boy'
"Tenang, Sayang~" ucap (Name) lembut.
"Mm...." gumam Boboiboy sambil mengangguk pelan dan membenamkan wajahnya di dada atas (Name).
"Boy, tak semua yang gelap dan hitam tu buruk. Ade baiknye" ucap (Name) sambil mengelus pelan punggung Boboiboy. "Dengan Kegelapan, kite tahu ape Cahaya tu. Malam hari memang gelap, tapi hal tu buat kite dapat nampak dengan jelas Bintang selain matahari, Bulan, Kembang Api, bahkan juga Aurora dan Bintang jatuh. Itu tak buruk, kan?"
Boboiboy mengangguk pelan.
"Kite sendiri pun selalu perlukan Kegelapan. Masa tidur, kite selalu tutup mata supaya tak nampak ape-ape baru dapat tidur, betul kan?" Boboiboy kembali mengangguk. "Tak semua yang gelap dan hitam adalah buruk dan jahat. Dan tak semua yang terang dan putih adalah baik dan benar"
![](https://img.wattpad.com/cover/357181105-288-k200614.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran Halal Di Dimensi Lain // Boboiboy x Reader // END
Romance[ 3 ] Boboiboy dan (Name) harus pergi ke Dimensi Lain untuk menyelesaikan misi tanpa bisa menolak? Misi antar Dimensi? Dimensi para Boel berada? Ini Musibah atau Berkah? "Permainan Dimulai" -Daichi Boboiboy hanya milik Monsta