PHDDL - (23)

1.6K 169 105
                                    

"T-TAK! INI TAK MUNGKIN!" Boboiboy memeluk erat (Name) yang tidak lagi bergerak dan bernafas. Ia tidak percaya Istrinya telah meninggalkan dirinya.

"(NAAMMEEE)!!"

Boboiboy terus menggeleng sebelum meletakkan dahinya di dahi Istrinya. "Bangun, (Name).... Aku mohon.... Ini tak mungkin.... Hikss.... (Name).... Ukhh...."

Karena kehabisan tenaga, kesadaran Boboiboy menipis perlahan. Ia kembali membaringkan Istrinya di ranjang lalu berbaring di sampingnya dengan air mata yang terus mengalir. "Aku mohon.... Ini.... Cuma.... Mimpi...."

Fajar tiba. Boboiboy terbangun untuk melaksanakan kewajibannya. Ia kembali menangis saat tahu kalau kejadian tengah malam tadi bukanlah mimpi, melainkan kenyataan. "(Name)...."

Dalam doanya, ia terus meminta dan memohon kalau Istrinya tidak meninggalkan dirinya. Setelah itu, ia duduk di kursi kecil di sebelah ranjang (Name) dan menggenggam erat tangan kiri Istrinya.

"Hikss.... (Name).... Jangan pergi.... Aku dah janji akan jaga kau dengan baik.... Tapi aku malah.... Ukhh.... Ape yang kene aku cakap pada Ayah Ichi ngan yang lain nanti.... Hikss.... Aku minta maaf.... Ughh.... Hikss...."

Lirih Boboiboy sambil terus menangis. Ia terus berharap dan memohon agar (Name) dapat kembali bersamanya.




Jam 8 Pagi.




Keadaan (Name) masih tetap sama dari tadi malam. Dan Boboiboy terus memohon dan menangis disampingnya sampai matanya sembab parah.

DEGH!

"Hah! (Name)!" tiba-tiba Boboiboy merasakan adanya detakan kuat dari tangan Istrinya yang ia genggam. Ia yang awalnya menunduk sedih seketika mendongak dan menatap (Name).

"Ugh...." suara lengguhan pelan terdengar dari (Name) yang detak jantung dan nafasnya kembali secara perlahan. Ia bangkit lalu memegang kepalanya dengan tangan kanan.

"(Name)!" Boboiboy seketika sangat bahagia dan lega. Setelah berdiri, ia langsung memeluk erat Istrinya. "Hikss.... (Name).... Terima kasih.... Terima kasih dah bangun...."

Selama beberapa saat, hanya suara isak tangis Boboiboy saja yang terdengar.

"Lepaskan aku, dan minggirlah"

Boboiboy langsung tersentak kaget saat mendengar perkataan Istrinya yang terdengar sedingin es. Berbanding terbalik dengan suhu tubuhnya yang perlahan normal kembali.

"A-Ah, b-baik...."

"Ck" (Name) (?) mendecakkan lidahnya kesal dan sedikit menunduk. Setelah menyingkirkan selimut yang ada di atas tubuhnya, ia turun dari ranjangnya dengan langkah kasar.

"Hiss...."

Boboiboy segera menghampiri Istrinya yang telah berdiri dan memegang kepalanya. "(N-Name), rehat dulu ye? (Name) kan--"

BRAAKK!

"ARGH!"

Saat Boboiboy menyentuh pelan pundak kanan Istrinya, (Name) (?) langsung menghempaskan Boboiboy sampai menghantam dinding kamar dengan keras.

"(N-Name)....?" Boboiboy menatap bingung sekaligus kaget sambil menahan rasa sakit dipunggungnya. Tak lama, ia menyadari perubahan aura ditubuh (Name).

Aura hitam mengerikan yang jauh berbeda dengan milik (Name). Aura gelap yang seakan-akan dapat menelan apapun yang ia inginkan. Dan Aura itu mengelilingi tubuh (Name) dengan aliran yang kuat.

Boboiboy membelalak karena ia sedikit mengenali aura itu. "K-Kau bukan (Name)! Kau.... Aether!"

"Hooo~ Ternyata kau sudah mengetahui tentang diriku ya" (Name) yang telah dirasuki oleh Aether menyeringai keji lalu menghadap ke arah Boboiboy. "Lumayan~"

Pacaran Halal Di Dimensi Lain // Boboiboy x Reader //Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang