PHDDL - (22)

1.5K 166 95
                                    


Pagi hari pun tiba. Cahaya matahari hari ini tidak mampu menembus awan. Walau begitu, awannya tidak gelap, melainkan putih yang tebal.

Boboiboy hari ini awalnya ingin berbicara dengan (Name) serta berhenti menghindarinya. Tapi dirinya kembali mendapatkan mimpi buruk. Malah jauh lebih buruk dari sebelumnya.

Ia bermimpi membunuh (Name) dengan cara yang sadis dan sangat kejam.

"Ukhh.... (Name)...." gumam Boboiboy yang baru saja bangun dari mimpinya. "Haih.... Aku nak bagi hadiah ni pada (Name) semalam...."

Hm? Apa yang Boboiboy kemarin lakukan sampai pergi terlalu lama? Hadiah apa itu?

Sebenarnya kemarin Boboiboy tidak lagi mendapat mimpi buruk setelah menghindari sentuhan fisik dengan (Name). Jadi ia kemarin pergi membeli hadiah untuk Istrinya sekaligus minta maaf dan menjelaskan semuanya.

Awalnya ia pergi ke pinggir pantai dulu untuk mempersiapkan dirinya pada saat akan menghadapi dan menjelaskan semuanya pada (Name) nanti. Cukup lama Boboiboy berada disana.

Lalu ia pergi ke toko buku. Tapi karena cuaca yang buruk, banyak toko yang tutup. Ia mencari ke toko buku yang lain, tapi banyak toko tersebut tidak ada buku baru. Kebanyakan (Name) sudah memiliki buku-buku yang ada di toko itu.

Jadi ia pun berkeliling toko buku. Kemudian Boboiboy pergi ke supermarket untuk membelikan (Name) bubuk Puding. Ia juga berencana akan membuatkan (Name) Puding nanti setelah makan malam.

Tapi saat ia baru pulang dan masuk rumah, Boboiboy kembali terbayang-bayang seluruh mimpi buruknya saat mendapat pelukan dari Istrinya. Akhirnya ia pun menunda rencananya dan menyimpan hadiahnya dulu.

"Haahh...." Boboiboy menghela nafas berat sebelum terkejut dengan tampilan waktu di jam tangannya. "HAH?! Dah jam 8 Pagi?!"

Boboiboy lekas pergi mandi di kamar mandinya yang di lantai satu. Setelah selesai, ia sama sekali tidak melihat keberadaan (Name). 'Emm.... (Name) kat mane ye?'

"Ini...." akhirnya Boboiboy melihat sedikit perubahan. Ia melihat kue Muffin yang ia simpan tadi malam telah berkurang dua dan gelas di rak berkurang satu.

"Mesti (Name)" gumam Boboiboy sambil tersenyum manis lalu membuat sarapan untuk dirinya.

Beberapa waktu berlalu. Boboiboy yang kini telah duduk di sofa dan menonton Tv, belum kunjung melihat keberadaan Istrinya.

'(Name) pergi ke?'

Ia memeriksa parkiran, tapi motornya tetap berada di tempat dan tidak bergeser dari tempatnya dari kemarin. Saat kembali masuk ke dalam rumah, Boboiboy akhirnya melihat orang yang ia cari.

Terlihat (Name) tengah berjalan santuy sambil memegang tablet di tangan kirinya, memakai Headphone putih di telinganya dan tangan kanannya memegang Muffin coklat. Ia fokus dengan tablet itu sambil makan dan berjalan.

"Mm.... Yang ni dah selesai...." gumam (Name) sebelum duduk di ujung kanan sofa.

Boboiboy mematung. Ia terbayang mimpinya semalam saat melihat (Name). Dalam mimpinya, ia menikam Istrinya sendiri berulang-ulang padahal (Name) sudah tak bernyawa saat ia menikam jantungnya sekali.

'U-Uugghh....' keringat dingin turun di punggungnya dan perasaannya campur aduk. Di satu sisi, ia ingin meminta maaf dan mengakhiri jarak yang telah ia buat. Tapi di sisi lain, ia masih belum sanggup untuk menghadapi (Name).

Boboiboy bergegas ke kamar mandi dulu untuk menenangkan dirinya yang terasa kacau sebelum duduk di ujung kiri sofa.

Hening.

Pacaran Halal Di Dimensi Lain // Boboiboy x Reader //Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang