Pagi hari yang mendung berangin. Terlihat (Name) tengah berada di balkon lantai dua dan memandang ke arah langit. Ia saat ini tengah memikirkan hal yang terjadi padanya fajar tadi."Boy, jom bangun, Sholat subuh"
".... Aku dah tadi"
"Eh? Apesal tak ajak aku?"
"Mm...."
Boboiboy tidak menjawab apa pun lagi dan langsung tertidur. (Name) pun berakhir sholat sendirian. 'Boy dah mengantuk sangat kot'
(Name) mencoba positivethinking dengan hal itu. Saat jam tangannya telah menunjukkan jam 06.30 pagi, (Name) pun turun ke lantai satu untuk memasak sarapan.
"Eh? Boy?" ditempat cuci piring, (Name) mendapati suaminya tengah mencuci piring bekas makanannya. Ia pun berjalan mendekatinya. "Macam mane tubuh kau, Boy? Dah terasa sihat?"
Saat hendak menyentuh dahi suaminya, Boboiboy tiba-tiba menghalangi tangan Istrinya dengan lengan. "Aku dah oke"
"Ah, baiklah" (Name) menatap kaget sekaligus bingung sambil menurunkan tangannya. Lalu ia mencium aroma makanan yang di makan oleh Boboiboy tadi yaitu mie instan.
'Eh?! Hal ni baru pertama kali terjadi. Boy biasanye tak sarapan mie'
"(Name)"
"Ah! Ya, Boy?" (Name) tersadar dari lamunannya saat mendengar panggilan dari Boboiboy.
Boboiboy sedikit menunduk dan menatap ke arah bawahnya. "Kau tak payah masakkan aku. Masak je untuk diri kau sendiri"
"A-Ape....?! T-Tunggu, ape mak--" ucapan (Name) terpotong saat Boboiboy meletakkan piring ke tempatnya sampai menimbulkan suara.
"Aku pergi dulu" Boboiboy langsung melenggang pergi ke tangga untuk menuju ke lantai dua.
"B-Boy! Tunggu!" seruan (Name) tidak dihiraukan oleh sang pemilik nama yang terus berjalan lalu memasuki kamar.
Kini (Name) sendirian di dapur lalu bergumam. "Masakan aku tak sedap?"
Ia menghela nafas sebelum membuat sarapannya juga Kopi untuk menenangkan dirinya sendiri. "Aku buat salah ke?"
(Name) makan dan minum sambil memikirkan kesalahan apa yang telah ia lakukan pada Boboiboy. Tapi sekeras apapun ia memikirkannya, ia tidak dapat menemukan letak kesalahannya.
Di saat yang sama. Boboiboy yang tengah berada di dalam kamarnya duduk di balik pintu dan menunduk sedih. Ia sendiri merasa sakit telah menghindari Istrinya. "Ukhh.... Maaf.... Maafkan aku...."
Karena pikirannya tengah tidak tenang, (Name) setelah mandi menyibukkan dirinya sendiri dengan kegiatan rumah. Seperti menyapu, mengepel, bersih-bersih rumah dan halaman. Ia juga mencuci dan menyetrika pakaiannya.
Boboiboy terus berada di dalam kamarnya, sementara (Name) terus beraktifitas di luar kamar sambil mendengarkan musik dari earbuds miliknya.
Akhirnya waktu sholat dzuhur tiba, (Name) yang baru saja menyelesaikan seluruh pekerjaannya dan wudhu pergi ke ruang ibadah untuk sholat.
"Huh?! Apesal bilik ni terkunci?" gumam (Name) saat pintu ruangan tidak mau terbuka. Beberapa menit kemudian, pintu terbuka dan keluarlah seseorang dari sana. Siapa lagi kalau bukan Boboiboy.
"Uh...." (Name) menatap kaget, sementara yang di tatap segera mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju ke kamarnya.
"Boy, kenape kau sholat sorang-sorang. Bukannye lebih baik berjamaah macam biasanye?" ujar (Name) sambil mengikuti langkah suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran Halal Di Dimensi Lain // Boboiboy x Reader //
Romance[ 3 ] Boboiboy dan (Name) harus pergi ke Dimensi Lain untuk menyelesaikan misi tanpa bisa menolak? Misi antar Dimensi? Dimensi para Boel berada? Ini Musibah atau Berkah? "Permainan Dimulai" -Daichi Boboiboy hanya milik Monsta