PHDDL - (8)

4.4K 271 103
                                    







======


"Kiara! Macam mane keadaan (Name)?!" tanya Daichi yang tergesa-gesa dan baru saja tiba di ruangan rawat putrinya lewat Portal Teleportasi ciptaannya.

"Huft.... (Name) masih dapat bertahan. Kalau (Name) selama 2 hari 2 malam tu tak berusaha sekuat tenaga untuk tak menyerah dan aku lambat datang sikit je, (Name) pasti dah...." ucap Kiara sambil mengepalkan kedua tangannya.

Daichi menghela nafas penuh kelegaan sambil mengelus dadanya. Ia kemudian mendekati dan mengelus kepala putrinya yang masih belum sadar. "Putri ayah kuat sangat rupanya"

Posisi keduanya adalah berdiri di samping kanan (Name).

Kiara menjelaskan kalau (Name) di perkirakan akan bangun besok siang juga sudah tahu seluruh pelakunya. "Daichi, tolong jaga (Name). Aku akan pergi kejap"

"Eh? Nak kemane? Inikan dah tengah malam"

"Buat mereka merasai ape yang putri kite rasakan" Setelah itu, Kiara langsung keluar dari ruangan itu.

Daichi duduk di kursi, di dekat ranjang putrinya sambil menghela nafas dan tersenyum. "Haha, aku rasa mereka tak akan bise mati dengan mudah. Hmm~ Kira-kira berapa lama Kiara akan siksa mereka?"

"Kiara pasti akan urus semua hal tentang mereka. Aku fokus jaga (Name) je lah. Oh iye, baik aku retas kamera kat bilik rawat ni, supaya tak ade yang tahu kalau aku pakai cara khas untuk datang ke sini"

Setelah meretas, Daichi tampak memikirkan sesuatu dengan serius.

'(Name) dah jatuh dalam bahaya yang hampir merenggut nyawa, kalau macam ni aku percepat je buat (Name) jadi kuat. Ape kuase (Name) dah bangkit?'


=====




"Ugh, mimpi teruk lagi...." gumam (Name) yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Saat ini jam 2 pagi. (Name) terbangun karena mimpinya yang buruk. Ia menenangkan dirinya sebelum melihat keadaan sekelilingnya.

"Eh? Bukan lampu tidur tapi senter? Listrik padam ke?" gumam (Name) sambil bangkit dari baringnya perlahan lalu mengusap matanya. "Tadi malam aku.... Eh? Mane ikat rambut dan bando aku?"

(Name) mulai menyadari kalau ada orang lain selain dirinya yang berada di ranjangnya. "E-Eehh?! Boy?! Boy tidur kat sini?!"

Saat kekagetan (Name) belum sirna, ia kembali di buat kaget oleh lampu tidurnya yang tiba-tiba menyala. "Sekarang dah hidup"

(Name) menggelengkan kepalanya beberapa kali, Teleport ke dekat jendela kamarnya lalu melihat keluar. "Hmm, aku rasa tadi malam hujan lebat sangat"

Ia mematikan senter, meng-cas HP-nya lalu kembali Teleport ke tempat tidurnya tadi. Kini (Name) sudah duduk di ranjangnya lalu menatap Boboiboy sambil tersenyum manis.

"Terima kasih dah temankan aku tidur, Boy" ucap (Name) dengan suara sangat rendah lalu mengutak-atik jam kuasa Boboiboy.

".... Ugh.... (Name).... Maaf...." gumam Boboiboy dalam tidurnya.

"Haih, masih merasa bersalah rupanya" setelah menyelesaikan tujuannya, (Name) mengelus pipi Boboiboy lalu menciumnya. "Tak perlu fikirkan hal tu. Mimpi indah, Boy"

Setelah itu, (Name) melanjutkan tidurnya di samping Boboiboy seperti sebelumnya.

15 menit sebelum alarm-nya berbunyi, Boboiboy sudah bangun lalu bergegas meletakkan selimut dan gulingnya kembali ke kamarnya sebelum membangunkan (Name).

Pacaran Halal Di Dimensi Lain // Boboiboy x Reader //Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang