Tadi malam setelah hujan meteor selesai, Boboiboy dan (Name) tidak tidur bersama dalam satu ranjang karena keduanya sibuk mengatur ingatan masing-masing setelah berpecah.
Keduanya mengingat semua kejadian yang dialami atau di lakukan oleh ketujuh pecahan mereka.
'A-Aku buat semua tu?!' Boboiboy dan (Name) terkadang merasa malu dan terkekeh pelan sendiri saat mengingatnya.
Dini hari. Setelah kedua pasutri itu sholat bersama, (Name) ikut ke kamar Boboiboy dan berbaring di ranjang. Ia memeluk manja suaminya itu.
"(N-Name).... Geli" ucap Boboiboy sambil tersenyum saat istrinya mendusel-duselkan wajah di dadanya.
"Hum.... Boy Wangi...."
Boboiboy mengelus lembut punggung Istrinya. "Hahaha, (Name) pun sama. Dah, jom tidur lagi"
"Mm" akhirnya keduanya tidur lagi dengan perasaan tenang dan senang.
*****
Sementara itu, di tempat lain. Terlihat ada Taufan dan Halilintar yang tengah lari-lari pagi keliling kompleks seperti yang setiap hari keduanya lakukan.
"Taufaann! Tunggu lah!" seru Halilintar yang entah bagaimana dapat tertinggal dari adik pertamanya.
"Hehe, Kak Hali lambat lah" ucap Taufan dengan riang.
"Haih, kite lari santai lah. Apesal kau tiba-tiba lari cepat sangat? Tak macam biasanye"
"Emm~ Hehe, tak ade. Cuma nak je. Sekali-sekali~"
"Hm, yelah tu"
Keduanya lanjut berlari-lari pagi bersama secara berdampingan. Mereka menikmati hawa sejuk sebelum matahari terbit. Halilintar menatap curiga adiknya yang tiba-tiba terlalu bersemangat.
'Hmm.... Ape ade hal baik yang dah jadi pada Taufan?' batin Halilintar.
Benar. Halilintar memang peka sekali. Hal baik yang terjadi pada Taufan adalah kakinya yang sakit sudah sembuh total karena obat dari (Name).
'Hehe, terima kasih, (Name)~ Oh iye. Obatnye dah habis, aku akan bagi balik wadahnye nanti sesuai janji. (Name) seharusnye masih kat rumah tu kan?'
Halilintar berakhir pasrah untuk menuruti permintaan adiknya untuk berlari memutar beberapa kali lagi.
*****
Jam 8 Pagi. Boboiboy dan (Name) baru menyelesaikan pekerjaan harian mereka. Keduanya membereskan ranjang udara, baju-baju dan berbagai perabotan lain yang mereka gunakan saat terpecah tujuh.
"Fuuhh.... Selesai juga akhirnye...." gumam Boboiboy sambil memejamkan mata dan merebahkan tubuhnya di sofa sebelum merasakan ada tangan yang mengusap pelan dahinya.
"Hm?" Boboiboy membuka matanya perlahan lalu melihat orang yang mengelusnya yaitu Istrinya. Ia mengalihkan tangan (Name) ke pipinya. "Mmm~ Sejuk"
"Hahaha, penat sangat, Boy?"
"Tak. Penat sikit je"
(Name) duduk di sebelah suaminya setelah Boboiboy duduk dari baringnya. "Kalau tak penat sangat.... Boleh tak aku minta sesuatu?"
"Hm?" Boboiboy langsung merasa gemas pada Istrinya yang tiba-tiba terlihat sangat imut dimatanya. "Boleh~ (Name) nak minta ape dari Boy? Cakap je dengan nyaman"
"Emm.... Peluk~" ucap (Name) dengan nada malu-malu dan wajahnya merona tipis.
'HUWAAA! COMELNYEE!' saking gemasnya, Boboiboy hampir saja kelepasan untuk menggigit pipi Istrinya itu. Tapi ia berhasil menahan dirinya. "Okay~ Senang je tu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacaran Halal Di Dimensi Lain // Boboiboy x Reader //
Romance[ 3 ] Boboiboy dan (Name) harus pergi ke Dimensi Lain untuk menyelesaikan misi tanpa bisa menolak? Misi antar Dimensi? Dimensi para Boel berada? Ini Musibah atau Berkah? "Permainan Dimulai" -Daichi Boboiboy hanya milik Monsta