Fated

2.3K 136 33
                                        


Oh Sehun - Kim Jongin

Sehun x Jongin / Romance / Drama / Alternatif Universe / M / Yaoi / OS /

Note: This's Boys love story. Man x Man. Cerita yang menampilkan hubungan sesama pria! Don't like, don't read! Just feel free to leave this story!

Warning: Rating M for save.
Offensive Language. Hard Yaoi. Out of Carachter. Typo. Top! Sehun. Always Bottom! Jongin. Twins! Sehun.

Summary: "Everything is fated"

.
.
.

"Jadi, sudah sampai mana persiapan pernikahanmu, Jong?"

Suara sahabatnya mengalihkan perhatian Jongin dari ice latte yang sedang dia minum. Mata bulat almond-nya menatap Moonkyu.

"Empat puluh persen, mungkin?" Jongin menjawab dengan nada sedikit tak yakin, membuat Moonkyu yang melihatnya mengernyit heran.

"Mungkin?" Moonkyu berucap, "Jawabanmu terdengar tidak meyakinkan."

"Karena aku sendiri tidak terlalu tahu, sudah sampai mana persiapannya. Semua aku serahkan pada asisten pribadiku."

Moonkyu menghela nafas panjang, "Jongin, ini pernikahanmu. Bagaimana bisa kau menyerahkan semuanya pada asisten pribadimu?"

Jongin mengendikkan bahunya, kembali meminum ice latte miliknya. "Kau tau sendiri aku tipikal orang yang tidak mau ambil pusing' kan?"

"Tapi itu pernikahanmu!" Moonkyu tak tahu lagi bagaimana Jongin berpikir. Dimana-mana setiap orang yang akan menikah pasti akan terlihat excited, tapi Jongin tak begitu. Pemuda tan itu justru terlihat terlalu santai, terlalu biasa saja.

"Shixun saja sibuk bekerja." Jongin mengaduk-aduk latte-nya menggunakan sedotan. "Dia juga menyuruh sekretarisnya untuk mengurus semuanya."

"Hahh.. terserah kau saja lah, Jong." Moonkyu menghela nafas panjang. Ia menyandarkan punggungnya, menyamankan posisi duduknya. Sudahlah, toh ini bukan pernikahannya. Sahabatnya yang akan menikah kenapa dia yang jadi repot? Jika Jongin bisa sesantai ini, biarkan saja.

.
.
.

Jongin terfokus pada game di ponselnya. Berbaring di sofa dengan nyaman tanpa memperdulikan pekerjaannya. Ia limpahkan semua pekerjaannya pada asisten pribadinya yang sekarang sedang duduk di meja kerja Jongin dengan setumpuk dokumen yang harus di periksa hari ini juga.

Park Chanyeol melakukan tugasnya dengan begitu baik. Tanpa mengeluh walaupun ia di bebani dengan setumpuk pekerjaan setiap harinya. Ditambah ia juga harus mengurus persiapan bos mudanya itu. Apa boleh buat, toh dia menyukai pekerjaannya itu.
Dia terlalu mengidolakan bos mudanya itu hingga lupa bagaimana caranya mengeluh sekalipun Jongin selalu semena-mena melimpahkan banyak pekerjaan untuknya. Sekali lagi Chanyeol terlalu memuja bos mudanya itu. Sekalipun Jongin memarahinya, ia akan tetap tersenyum tipis.

Chanyeol melirik jam tangannya. Pukul tiga dan dia ingat Jongin belum makan siang. Ia melirik pemuda tan yang masih terfokus pada ponselnya. Tentu saja ia tak akan ingat makan jika sudah terfokus bermain game.

"Jongin?"

"Hm," Jongin hanya menjawab dengan gumaman. Fokusnya masih tertuju pada ponselnya.

"Kau tidak makan siang? Apa tidak lapar?" Chanyeol bertanya, mengesampingkan sejenak dokumen yang menumpuk dihadapannya. Ia mendahulukan Jongin sekalipun dirinya sendiri juga belum makan siang. "Kau mau makan apa?"

Nada penuh perhatian itu mampu membuat Jongin melirik kearah Chanyeol. Pemuda tan nampak berpikir sejenak, lalu menggeleng kecil. "Aku tidak lapar."

Chanyeol menghela nafas kecil. Jongin selalu begini. Selalu melewatkan makan siang padahal kebiasaan ini tak baik untuk kesehatan. "Mau kubelikan sandwich?"

SeKai's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang