SeKai's Love Story

Pak Sehun

Oh Sehun x Kim Jongin

Sehun - Jongin / Mature / Romance /PWP / Office AU / Yaoi / OS /

Note: This's Boys love story. Man x Man. Cerita yang menampilkan hubungan sesama pria! Don't like, don't read! Just feel free to leave this story!

Warning: Rating M for Mature! Explicit Sexual Content! No Children allowed!
Hard Yaoi. Typo. Office AU! Top! Sehun. CEO! Sehun. Boss! Sehun. Dilf! Oh Sehun.
Secretary! Jongin. Always Bottom! Jongin. Porn Without Plot. Explicit Sexual Content. Explicit Language. Blow job. Dirty Talk. Drunk Sex.

Summary: Lika-liku kehidupan seorang sekretaris di sebuah perusahaan besar, bernama Kim Jongin.

.
.
.

Kim Jongin, pria berusia tiga puluh satu tahun. Bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan international chain. Karirnya bisa dibilang cukup cemerlang. Itupun karena usahanya yang menjadikan dirinya sendiri sebagai budak korporat. Hingga di usianya yang sudah sangat-sangat matang untuk menikah, Jongin masihlah lajang hingga sekarang.

Semua teman-temannya iri padanya. Berpikir Jongin punya pekerjaan yang sempurna. Hidupnya terjamin tanpa tagihan dimana-mana. Ditambah memiliki bos yang rupanya mempesona. Jika setiap hari harus bekerja untuk melihat wajah tampan sang bos-pun rasanya tak apa. Tak ada hari Minggu berleha-leha, pun tak apa-apa.
Tapi itu semua hanya terlihat bagus di depan saja. Mereka, teman-teman Jongin yang iri, tidak tahu saja, apa yang Jongin hadapi setiap harinya.

Jujur saja, Kim Jongin sudah muak dengan kehidupan kantornya. Dadanya sesak dan kepalanya pusing tujuh keliling setiap kali masuk ke dalam lift. Sudah diwanti-wanti oleh psikolognya kalau beban kerja tidak melulu bisa sebabkan rasa stres yang mendalam, tapi perasaan mau bunuh diri ini kurang lebih karena bosnya adalah pak Sehun. Oh Sehun.

Bos tampan yang diagungkan oleh banyak wanita. Yang terlihat sangat-sangat sempurna, nyaris tanpa kekurangan, nyatanya tak se-elok rupa dan penampilannya. Jika boleh bilang, bosnya itu, Oh Sehun lebih mirip seperti setan. Bos minim ekspresi, dingin dan tak berperasaan. Yang membuat Jongin berasumsi jika ia sedang mengalami depresi karena pekerjaannya serta bosnya.

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya Jongin tidak percaya jika dia ini sedang depresi. Barang kali dia cuma dramatis, atau memang lemah saja untuk menjadi seorang budak korporat. Bisa saja Jongin selama ini membuat-buat gejala asam lambungnya yang dipicu stres itu, sebagai alasan saja.

"Jongin, dimana mobilnya?" Telinga Jongin berdenging sekali lagi. Alkohol yang dia tenggak ugal-ugalan di kamar mandi VVIP room seperti masuk ke dalam tiap sel darahnya, memenuhinya di segala rongga dan memaksa perutnya diaduk seperti salad yang ia makan tadi pagi. Perkataan Pak Sehun dengan instan membuat darahnya naik ke otak.

"Tadi valet, Pak. Ditunggu di lobby, ya. Saya ke bawah dulu." jawabnya dengan cepat. Sejengkel-jengkelnya Jongin terhadap bosnya, dia tidak akan pernah bisa memaki-maki Pak Sehun. Tidak di tempat kerja, tidak juga di lorong hotel tempat acara penting diadakan seperti sekarang ini.

"Kenapa malah valet? Saya kira kamu yang menurunkan saya di lobby karena kamu mau parkir di basement?" tanya Pak Sehun lagi. Menuntut jawaban dari sekretarisnya yang sudah oleng tak bisa berdiri tegak dengan wajah memerah samar.

"Tadinya saya mau parkir di basement, Pak. Tapi tadi bapak telfon saya terus, jadi saya pikir ada urgent. Jadi saya langsung valet." Jongin berucap sembari menundukkan kepala, entah minta maaf, entah mengheningkan cipta.

Pak Sehun tidak memberikan respon apapun kecuali helaan napas berat. Dia memperhatikan langkah kaki Jongin yang susah payah, bergoyang sana sini dan kentara sekali ingin merangkak sambil muntah-muntah. Matanya mengawasi sekeliling, lorong ini begitu sepi. Sebagian tamu VVIP sudah meninggalkan hotel atau masuk ke kamar untuk beristirahat. Tidak ada siapapun di sini.