Back Home

2.3K 168 24
                                    

Sehun - Jongin / Mature / Smutt / Fluff / Semi Canon / Alternatif Universe / Yaoi / OS

Note: This's Boys love story. Man x Man. Cerita yang menampilkan hubungan sesama pria! Don't like, don't read! Just feel free to leave this story!

Warning: Rating M for Lime and explicit sex scene. Mature content. Anal sex. Offensive Language. Yaoi. Out of Carachter. No children allowed! Typo! Bottom! Jongin.

.
.
.


Jongin mengerjapkan matanya beberapa kali. Mata bulatnya sedikit sayu, masih merasa mengantuk dan juga matanya sedikit pegal. Pegal karena dia sejak tadi bolak-balik memakai lalu melepas kacamatanya, berulangkali. Bukan apa-apa, dia hanya malu atau mungkin tak terbiasa mengenakan kacamata tebal karena minus matanya didepan para fansnya.

Dia berdiri diantara para peserta basic training militer lainnya. Berbaris rapi karena hari ini adalah hari peringatan terakhirnya menjalani basic training selama tiga minggu, sebelum menjadi seorang tentara. Setelahnya mereka nantinya akan ditugaskan dalam posisi dan perannya masing

Bangun terlalu pagi, padahal dia bukanlah tipe 'morning person' yang suka atau selalu bangun pagi. Jika tak ada jadwal syuting, Jongin akan habiskan paginya dengan tidur, lalu bangun saat menjelang makan siang. Berbeda saat dia memiliki jadwal promosi album baru, dia akan bangun dini hari. Itupun karena keharusannya hadir di acara musik. Jika tidak, tentu saja Jongin lebih memilih tidur.

Karena bangun terlalu pagi inilah ia masih merasa mengantuk. Dia bahkan lupa memakai contact lens minus-nya. Lupa memasang name tag di seragam militer yang ia kenakan. Bahkan memakai topi baret pun tak rapi. Well, dia memang bukan tipe orang yang mandiri. Orang terdekatnya selalu mengurusnya, jadi wajar jika disaat seperti ini ia merasa harus melakukan semuanya sendiri.

Lagi, dia kembali mengerjapkan matanya. Memejamkan matanya sejenak karena matanya terasa lelah. Inginnya dia menguap lebar, tapi dirasa tak sopan, Jongin urungkan sekalipun ia mengenakan masker di wajahnya. Dan saat upacara perpisahan telah selesai, seseorang berseragam militer menarik tangannya untuk segera keluar dari barisan. Dia juga sempat bersalaman dengan peserta basic training lainnya. Jongin senang, dia mendapatkan banyak teman disini. Setidaknya, dia bisa menjalani hari-harinya normalnya sebagai masyarakat biasa, bukan sebagai seorang idol.

Jongin berjalan kearah pintu keluar, namun dengan cepat managernya menghentikannya. Dan dia baru sadar jika ibu-nya datang untuk menjemputnya. Oh, salahkan matanya yang minus sembilan karena jika tak memakai kacamata atau contact lens minus-nya, apa yang ia lihat hanyalah titik-titik kecil berwarna-warni. Wajar jika dia tidak menyadari kehadirannya ibunya.

Jongin tersenyum dari balik masker yang ia kenakan. Berjalan beriringan bersama sang ibu, untuk kembali pulang.

.
.
.

.
.
.



Sehun memarkirkan Ferarri-nya, setelahnya ia bergegas untuk menemui seseorang yang mungkin saja saat ini sedang menunggunya.

Tiga minggu tak jumpa, hatinya berdebar. Katakan dia berlebihan, tapi nyatanya itu yang ia rasakan. Berdegup kencang, terlalu excited saat ia akan bertemu lagi dengan kekasihnya yang selama tiga minggu berada di camp pelatihan militer.

Pintu ia buka, tak perlu menekan bel pintu rumah, karena ia punya akses khusus untuk keluar masuk rumah ini. Dan dia disambut oleh Jongin yang duduk di sofa abu-abu super besarnya.

Sehun terdiam, tersenyum lebar. Mungkin jika ia bisa, ia akan tersenyum lebar hingga nyaris menyentuh daun telinganya saat melihat Jongin duduk disana. Harusnya ia yang menyambut kepulangan Jongin, tapi karena kesibukannya, dia baru bisa datang sekarang.

SeKai's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang