Extra Part 9

2.8K 126 8
                                    

"Maaf, ternyata Mommy salah dalam mendidik kamu selama ini. Mommy yang ceroboh, Mommy yang lalai,"

"Enggak! Mommy jangan bilang gitu! Mommy tolong maafkan aku, maafkan aku."

Amareia memalingkan wajahnya, tak ingin melihat wajah anak perempuannya yang menangis tersedu-sedu dalam posisi berlutut. Dia tak menyalahkan anaknya, menyalahkan dirinya sendiri yang gagal menjadi orang tua. Dia gagal mendidik anak perempuannya, dia gagal menjadi seorang Ibu yang tepat untuk anak perempuannya.

Di sana, ada Dexter juga yang lainnya. Mereka memilih diam dengan kepala tertunduk, sakit mendengar tangisan Aysele, lebih sakit melihat Amareia yang berusaha tegar. "Aysele bilang sama Mommy, Nak. Mommy salah di bagian mana saja dalam mendidik kamu, tolong bilang sama Mommy, sayang. Biarkan Mommy memperbaiki diri,"

"Aku yang salah, Mom! Demi Tuhan, aku yang salah. Maafkan aku," Aysele memeluk kaki sang Ibu dengan tangisan yang semakin pecah, semakin kuat pula Amareia menopang pertahanan dirinya.

"Ya Tuhan, kesalahan apa yang aku perbuat di masa lalu? Mengapa hal ini terjadi pada anakku ya Tuhan?"

Di antara Kakak dan Ayahnya, Archer mengepalkan tangan dengan kuat, matanya sudah memerah. Dia paling tidak bisa melihat Ibunya berusaha tegar seperti ini, "Mom. Jangan menahan, menangislah, Mom." Archer tak bisa diam saja, dia bicara yang membuat Dexter menganggukkan kepala ke arah istri tercintanya.

"Menangis tidak akan menyelesaikan masalah, Archer."

"Tapi setidaknya, dengan menangis, Mommy bisa merasakan sedikit kelegaan."

"Bisakah? Sedangkan Mommy gagal menjadi seorang Ibu, Mommy gagal mengajarkan anak perempuan Mommy untuk menjaga kehormatannya. Mommy gagal, Archer."

Archer langsung mendekat, dia mengisyaratkan melalui mata, membuat Dexter ikut mendekat, dia membantu Aysele berdiri lalu memeluk anak perempuannya itu. Sedangkan Archer, dia memeluk sang Ibu. "Menangislah, Mom. Luap kan kekecewaan Mommy pada kami, anak-anak Mommy yang gagal menjalani hidup kami. Maafkan kami,"

"Tidak, kalian tidak gagal. Mommy yang gagal mendidik kalian, sekarang harus bagaimana Mommy memperbaiki diri, Archer? Mommy rasanya tidak mampu,"

Drasteia yang baru tiba ikut mendekat, dia baru melihat situasi namun langsung menemukan inti permasalahan. Dia melihat sang Ibu yang tengah di peluk Kakak laki-lakinya, dia mendekat. "Apa mau Kak Aysele sebenarnya? Ingin hubungan kalian diresmikan atau bagaimana?"

Suasana langsung hening, mereka menatap Drasteia yang bicara tanpa basa-basi. "Sekarang bukan waktunya merengek menyesal, karena semua sudah terjadi atas kesadaran Kak Aysele sendiri. Jika ingin menyesal, kenapa tidak berusaha menghentikan sejak awal? Jelas tidak akan menghentikan sejak awal, karena Kak Aysele pun ikut menikmati segalanya."

Aysele merasa tertampar akan ucapan Adik bungsunya, di mana seharusnya, Aysele yang menjadi percontohan untuk Adik-adiknya tapi kini, dia merasa tak pantas menjadi percontohan. Ucapan Adiknya benar, tidak salah sama sekali. Jika dirinya memang menyesal, harusnya berhenti sejak awal, sejak dia tahu konsekuensi atas apa yang dia lakukan.

Beberapa jam lalu, Aysele pikir, hubungannya dengan Damian yang kembali dekat setelah sekian tahun tidak akan diketahui oleh Ayahnya. Tapi Aysele terlalu naif, dia lupa siapa Ayahnya dan bagaimana koneksi sang Ayah meluas. Untuk Dexter, sangat mudah memantau pergerakan anak-anaknya termasuk apa saja yang mereka lakukan diluar sana.

Memiliki kebebasan bukan berarti lepas pengawas, Dexter tetap menjaga anak-anaknya dari kejauhan, memastikan kenyamanan untuk mereka. Begitu pun pada Aysele, awal-awal, Dexter memberi ruang untuk Aysele dekat dengan Damian dan diam saja saat Aysele tak kunjung jujur perihal kedekatannya dengan Damian. Tapi akhirnya, Amareia mengetahui.

Menyerahkan kehormatannya sebagai perempuan mungkin masih bisa dimaafkan dalam pergaulan saat ini, tapi jika sudah jadi sekarang, Amareia rasanya semakin sakit berkali-kali lipat. "Mommy akan introspeksi diri atas kelalaian Mommy mendidik kalian, sekarang, kalian bebas memilih mau melangkah ke mana untuk melanjutkan hidup, Mommy akan selalu mendukung."

Amareia melepas pelukan Archer, wanita itu mendekati Aysele, mengecup keningnya sebelum pergi menuju kamar yang tentu saja di susul oleh Aillard.

"Mommy,"

"Kenapa, sayang?"

"Mommy tidak ingin meluapkan kekecewaan Mommy pada Aysele?"

"Untuk apa? Menghakimi juga bukan jalan yang tepat, biarkan Adikmu merenungi kesalahannya agar dia tak melakukan kesalahan kedua tanpa berpikir jutaan kali."

"Tapi kesalahan Aysele sangat fatal, Mom."

"Selagi dia mampu bertanggung jawab atas hidupnya, biarkan saja, Aillard. Mommy terlanjur kecewa pada diri Mommy sendiri yang gagal mendidik kalian,"

"Mommy tidak gagal, Mommy adalah Ibu terbaik untuk kami. Mommy yang paling terbaik,"

Amareia tersenyum, "Jadilah panutan untuk Adik-adikmu, Aillard."

"Pasti, Mom. Aku menyayangi Mommy,"

"Mommy lebih menyayangimu,"

***

"KELUAR KAMU AYSELE!! KELUAR PELAKOR!!"

Aysele langsung berjalan cepat menuju pintu utama, dia melihat Aillard tengah menghadang seorang wanita. "Tante Vivian?"

"Akhirnya pelakor ini muncul, sini kamu jalang! Beraninya menggoda suami orang, giliran didatangi, kamu ketakutan? Cih!"

"T-Tante, aku─"

"Apa? Membela diri pun tidak ada manfaatnya, Aysele! Saya tidak menyangka, wanita berpendidikan seperti kamu ternyata sukanya sama suami orang? Aysele, saya tahu kamu wanita baik-baik dan saya jauh dari kata baik, tapi saya lebih tak menyangka, yang terlihat baik-baik ternyata busuk!"

Aillard hanya diam, dia bahkan menyingkir, membiarkan Vivian juga Aysele berhadapan. "Apa ini kebahagiaan yang kamu incar, Aysele?! Merebut suami orang? Padahal kamu perempuan! Adik kamu perempuan! Ibu kamu juga perempuan! Bisa-bisanya kamu berlaku tak punya otak!"

Aysele tiba-tiba berlutut di depan Vivian, saat tadi melihat Ibunya berusaha tegar, Aysele menyadari betapa dia membuat kesalahan begitu besar. "Tante aku mohon, maafkan aku. Maafkan atas khilafku, maafkan aku!"

"Tidak ada khilaf jika terulang setelah lima tahun tak saling menyapa, Aysele. Kamu menyakiti hati saya, sungguh."

"Vivian,"

***

Kelanjutannya sudah ada di karya karsa yaa!

Ending juga sudah ada di karya karsa yaa!

Penasaran ga gimana kelanjutan hubungan Aysele dan Damian??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penasaran ga gimana kelanjutan hubungan Aysele dan Damian??

Terus gimana sama Vivian??

GAS CEK! CUMA 5K GUYS!!!

Jerat Takdir Dua MasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang