bab 6

4.4K 261 4
                                    


Zavier terlihat gelisah duduk di depan meja kerjanya, fokusnya terganggu karena memikirkan sikap Arsena. Bayang-bayangan Arsena dan penolakan dari Arsena membuat pria itu frustasi.

"Shitt, kenapa aku malah memikirkan dia terus." Ucap Zavier di dalam hatinya.

Aro yang masuk kedalam ruangan Zavier, menatap heran bosnya itu.

"Kamu kenapa lagi Zav?" Tanya Aro, Zavier menggelengkan kepala.

"Lalu apa yang membuatmu gelisah dan terlihat tidak fokus?"

"Wanita itu berani sekali dia membentak dan menolakku, dia tidak tahu apa berurusan dengan siapa?" Jawab Zavier kesal, Aro tersenyum menggelengkan kepala duduk di sofa.

"Ya pasti tidak tahulah, memangnya kamu menuliskan di dada kamu kalau seorang Mafia." Sahut Aro tertawa, Zavier yang kesal mendengar jawaban asistennya melempar pena kearah pria itu.

"Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang dia." Ucap Zavier.

"Daripada kamu memikirkan dia, lebih baik sekarang kamu memikirkan bisnis kita. Salah satu bisnis kamu yang berada di Sisilia, diganggu oleh Mafia setempat."

"Apa? Berani sekali mereka." Teriak Zavier terkejut.

"Biasalah, mereka ingin menerima persenan juga."

"Brengxxx, sejak kapan saya membagi-bagi hasil dengan mereka. Mereka pikir saya badan amal." Umpat Zavier marah.

"Lalu bagaimana sekarang?"

"Kita berangkat kesana." Jawab Zavier, Aro menganggukkan kepala membereskan barangnya.

Sisilia terletak di bagian selatan Italian, jarak tempuh antara Roma dan Sisilia selama 13 jam. Di sana juga merupakan Sarang para Mafia dan Zavier berhasil mengembangkan bisnisnya di daerah itu. Siang ini Zavier dan Aro akan berangkat ke Sisilia menggunakan pesawat pribadi miliknya, mereka hanya akan menempuh waktu selama 1 jam lebih.

Zavier segera masuk kedalam mobil, bersama aro yang mengemudi di sebelahnya. Mereka langsung menuju Bandara, Zavier melupakan sejenak tentang arsena dan lebih fokus dulu menyelesaikan permasalahan bisnisnya.

    .........

Arsena masuk kedalam kawasan kampus dan langsung menuju kelas, untung saja hari ini masuk siang jadi masalah tadi pagi tidak mengganggu jadwal perkuliahan.

"Arsena." Panggil Jesy, Arsena tersenyum membalikkan badan menunggu Jesy yang kebetulan juga baru sampai.

"Kamu meninggalkan ini tadi pagi." Ucap Jesy menyerahkan berkas seminar semalam.

"Astaga, aku lupa. Kalau tertinggal percuma saja aku ikut seminar itu, tidak akan ada hasilnya. Mana bayarannya juga mahal lagi." Sahut Arsena tertawa.

"Memangnya kamu kemana Sen, kenapa tidak membangunkan aku?"

"Aku ada urusan mendesak Jesy, maaf ya meninggalkan kamu sendiri." Jesy tersenyum menggelengkan kepala.

"Tidak masalah, untung aku kamu tinggal. Kalau tidak pasti semua berkas ini akan hilang." Sahut Jesy, mereka berdua kembali berjalan kearah kelas.

Proses perkuliahan berlangsung lancar dan selesai ketika malam menjelang, Arsena meregangkan tubuhnya segera bangkit dari tempat duduk.

"Jesy aku tempat biasa dulu ya, aku bahkan telah meninggal satu kewajibanku. Aku tidak mau meninggalkan untuk kedua kalinya." Ucap Arsena bergegas merapikan peralatannya.

"Oke, sampai ketemu besok ya." Sahut Jesy tersenyum.

Arsena langsung menuju suatu tempat, tempat itu hampir sama dengan sebuah Mushola. Karena tidak ada fasilitas Mushola di sana, jadi pihak kampus menyediakan tempat itu untuk mahasiswa beragama muslim.

Arsena meletakkan semua barangnya dan langsung mengambil wudhu, dia bergegas untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim. Dia tidak seorang diri, di sana juga terdapat beberapa orang yang sama dengannya, bahkan juga ada perkumpulan sesama muslim yang diadakan di tempat itu.

Arsena bernafas lega, akhirnya dia selesai juga mengerjakan kewajibannya. Dia segera melipat mukena dan ingin segera pulang, karena langit sudah gelap.

Ketika akan keluar, dia tanpa sengaja berpapasan dengan Alif. Alif juga seorang Muslim dan taat beribadah, pria itu juga berasal dari Indonesia dan dia sebenarnya tertarik dengan Arsena. Selain ilmu agama yang dikuasainya, Alif juga mahasiswa yang pintar dan berprestasi.

Kepribadian Alif jauh berbeda dari Zavier, Alif selalu menjaga pandangannya kepada seorang wanita dan Arsema lah satu-satu wanita yang berani ditatap oleh matanya

"Assalamualaikum Sena." Sapa Alif.

  "Waalaikumsalam kak Alif."

"Kenapa kamu belum pulang?" Tanya Alif tersenyum.

   "Kebetulan hari ini kuliah dari siang sampai malam kak."

"Kamu pulang sendiri? Atau kakak antar saja?"

   "Tidak perlu kak, lagian Flat aku juga sangat dekat. Jam segini juga masih ramai, biar aku pulang sendiri saja."

"Oh...oke baiklah. Tapi apa kamu ikut acara pengajian yang akan diadakan besok?"

    "Ikut, kakak ya pembicaranya?" Tanya Arsena, Alif menganggukkan kepalanya.

"Insyaallah aku akan datang, aku permisi dulu ya kak." Ucap Arsena, Alif tersenyum menganggukkan kepalanya.

Arsena bergegas pulang menuju Flat tempat tinggalnya, ketika hampir sampai di depan Flat, Arsena melihat sebuah mobil mewah terparkir di sana.

"Mirip mobil Zavier, tapi untuk apa juga dia kesini. Palingan juga mobil orang lain yang mirip, masa hanya dia saja yang memiliki mobil jenis itu." Ucap Arsena masuk kedalam Flat,tanpa dia sadari kalau yang berada di dalam mobil adalah Demian yang saat ini mengawasinya.

Beberapa jam sebelumnya.

"Demian saya punya pekerjaan untukmu dan saya tidak mau kamu gagal."Zavier mengirim pesan kepada Demian.

"Siap tuan, laksanakan."

"Kamu cari semua informasi sedetail mungkin tentang seorang wanita, namanya Arsena Salma Emilya asal Indonesia dan saat ini kuliah disalah satu Universitas di Roma."

"Baik tuan, saya akan segera mengirimkan apa yang tuan minta." Balas Demian.

Zavier tersenyum kecil membaca pesan dari Demian, saat ini Zavier dan Aro berada di dalam pesawat menuju Sisilia.

Demian merupakan anggota yang setia kepada Zavier, pria keturunan Indonesia dan Italia itu telah lama bekerja dengan Zavier. Zavier orang yang menyelamat Demian dari penderitaan hidupnya, mereka bertemu ketika Demian hidup seorang diri di jalanan. Mencari makan dengan cara mengamen dan penyapu jalanan. Zavier kasihan kepada Demian.

Waktu pertemuan pertama mereka tubuh Demian kurus kering dan juga kusam. Setelah bersama Zavier, perlahan tubuh Demian menjadi sangat sehat dan juga terbentuk sempurna. Bahkan sekarang dia salah satu anggota Zavier yang tampan, mengimbangi ketampanan Zavier dan juga Aro.

Demian fokus dengan layar di depannya, dia mengetikkan nama Arsena Salma Emilya di pencarian. Begitu banyak wajah atas nama Arsena muncul di sana, mulai dari Warna negara Italia, Jepang dan juga Indonesia.

"Waduh...banyak juga ya wanita bernama Arsena. Tapi kalau tidak salah, tuan Zavier mengatakan berasal dari Indonesia dan kuliah di sini." Ucap Demian didalam hati, dia kembali menjelajah.

Selama satu jam lamanya, Demian mencari tahu semua informasi tentang Arsena, termasuk keluarga wanita itu."

"Done." Ucap Demian bernafas lega, dia segera merangkum semua informasi dan nanti akan dikirimkan kepada Zavier.

Ting.

Sebuah pesan kembali masuk ke dalam handphone Demian, pesan dari Zavier.

"Demian, kalau kamu sudah mengetahui tentang Arsena. Tolong kamu awasi dia dan semua aktivitasnya.

"Laksanakan tuan."

Demian tersenyum kecil membalas pesan dari Zavier, dia berpikir kalau Zavier tertarik dengan wanita bernama Arsena. Dan kalau Zavier sudah tertarik dengan seseorang, pasti bosnya itu akan sangat bucin.

   bersambung...

bantu vote

Apakah Kita Bisa Bersama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang