bab 49

3.8K 382 19
                                    

"Akh.." Desahan panjang keluar dari mulut Zavier  setelah melepaskan semuanya ke dalam rahim Arsena .

"Terima kasih ya sayang, kapan ya kita akan mendengar kabar baiknya." Ucap Zavier segera menggulingkan tubuhnya ke samping.

"Ya tidak secepat ini juga mas, kalau aku hamil besok malah menimbulkan fitnah. Semua orang akan mengira kalau aku hamil duluan sebelum menikah." Sahut Arsena, Zavier tertawa mendengarnya.

Arsena segera bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi, kebetulan akan subuh jadi Arsena memutuskan untuk segera membersihkan dirinya.

.........

"Alhamdulillah." Ucap Arsena bernafas lega, Arsena dan Zavier telah selesai melaksanakan kewajiban mereka mengerjakan sholat subuh.

"Sayang, mas tidur sebentar ya. Nanti bangunkan mas pas sarapan." Ucap Zavier, Arsena tersenyum menganggukkan kepala dan menyelimuti suaminya.

Arumi memoles wajahnya dengan sedikit riasan, dia berencana akan jalan pagi sebentar sebelum membantu Ibu dan Umi menyiapkan sarapan.

"Pagi Abi." Sapa Arsena ketika bertemu dengan Abdullah di lantai bawah.

"Masih gelap, kamu mau kemana?" Tanya Abdullah.

"Jalan pagi sebentar bi, kebetulan Zavier tidur lagi." Jawab Arsena.

"Ya sudah, Abi juga mau." Ucap Abi, Arsena tersenyum menganggukkan kepala.

Arsena dan Abdullah berjalan menuju pintu gerbang, ketika akan sampai di pintu mereka di cegat oleh anggota yang masih bertugas.

"Pagi Signora, anda mau kemana?"

"Pagi juga, Saya mau jalan pagi bersama abi saya." Jawab Arsena.

"Baiklah Signora, tunggu sebentar saya akan meminta beberapa anggota untuk menjaga Signora."

"Tidak perlu, saya hanya berjalan dekat-dekat sini saja." Bantah Arsena  menolak.

"Jangan Signora, nanti kalau terjadi apa-apa dengan Signora tuan Zavier akan marah besar. Tolong kerjasamanya Signora."

Arsena dan Abdullah saling bertatapan, Abdullah akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Biarkan sajalah Cen, sudah menjadi tugas mereka." Ucap Abdullah.

"Baiklah, saya setuju." Ucap Arsena memberitahukan anggota Zavier.

Anggota yang mencegat Arsena tadi memanggil tiga orang temannya dan meminta untuk mengawal Arsena sebelum membukakan pintu gerbang.

Setelah dipersilahkan keluar, Arsena dan Abdullah keluar dan berjalan santai. Ketiga Anggota Zavier  memantau dari kejauhan, mereka sengaja menjaga jarak biar Arsena dan Abinya merasa nyaman.

"Jadi begini ya rasanya menjadi istri seorang Mafia, kemana-kemana selalu di kawal." Ucap Arsena, Abi tertawa memukul pelan lengan Arsena.

"Kamu harus siap dengan semua ini, ini juga yang terbaik untuk kamu." Sahut Abi, Arsena menganggukkan kepala setuju.

Arsena dan Abdullah menikmati suasana pagi ini, udaranya sangat sejuk. Tidak terdengar hiruk pikuk dan juga bising suara kendaraan, semua terasa damai dan nyaman karena rumah Arsena dan Zavier terletak di kawasan perumahan elit. Jarak antara satu rumah dengan yang lainnya saja sangat berjauhan, pekarangan rumah di sana juga sangat luas.

"Disini mah beda sama di kampung kita ya bi, tidak saling bertemu dan bertegur sapa sama tetangga." Ucap Arsena, Abdullah menganggukkan kepala setuju.

"Disini baru terasa sangat individual, abi tidak akan nyaman Cen. Abi tidak bisa duduk di warung sama bapak-bapak saling bercanda tawa ." Sahut Abdullah tertawa, Arsena juga tertawa.

Apakah Kita Bisa Bersama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang