70

3K 240 11
                                    

Zavier, Aro, Arsena dan Amelia sedang asyik menikmati sarapan pagi mereka, pagi ini semua orang kembali ke rutinitas mereka masing-masing.

Arsena dan Amelia kembali ke kampus, sedangkan Zavier dan Aro ke markas untuk menyelesaikan masalah mereka dengan Lundo. Lundo sampai hari ini masih menjadi tawanan Nathan, pria itu diletakkan di sel bawah tanah berdamai dengan semua anak buahnya.

"Apa rencana kamu selanjutnya?" Tanya Aro kepada Zavier.

"Saya akan mengirim Lundo ke Vatican, biarkan dia belajar memperbaiki diri disana." Jawab Zavier, Aro langsung tertawa mendengarnya.

"Kamu serius?" Tanya Aro, Zavier menganggukkan kepala.

"Disanalah dia akan mensucikan kembali dirinya."

"Oke baiklah, saya akan meminta salah satu sahabat ppa untuk membimbingnya." Ucap Aro, Zavier menganggukkan kepala setuju.

Zavier melihat kepada Arsena dan Amelia setelah berbicara dengan Aro, dia meraih tangan istrinya.

"Kalian kuliah seperti biasa, sekarang disana sudah aman tapi mas tetap akan mengirim beberapa orang anggota untuk menjaga kalian." Ucap Zavier.

"Terima kasih mas." Balas Arsena tersenyum, Zavier juga membalas dengan senyuman hangat penuh cinta kepada istrinya itu.

Setelah mengantarkan Arsena dan Amelia ke kampus, Zavier dan Aro langsung menuju markas. Disinilah mereka sekarang, di markas kebesaran Zavier, semua bisnisnya berpusat di markas ini.

"Pagi tuan." Sapa Demian.

"Pagi juga Dem, bagaimana dengan Lundo. Maaf kemarin saya tidak datang, badan terasa remuk-remuk." Sahut Zavier sembari berjalan keruangannya.

"Biasa tuan, Lundo masih memberontak minta dilepaskan. Semua sumpah serapah keluar dari mulutnya, dia juga enggan menyentuh makanan yang kita berikan." Jawab Demian.

"Wajar dia bersikap seperti itu, pasti sekarang perasaannya campur aduk menunggu hukuman yang akan diterima." Balas Zavier masuk kedalam ruangan dan duduk di meja kerjanya.

"Pagi tuan." Sapa Lois masuk kedalam ruangan Zavier.

"Pagi juga, bagaimana dengan semua anak buah Lundo?"

"Semua aman dan terkendali tuan, sepertinya mereka juga sudah pasrah."

"Kita tetap menjalankan rencana sesuai yang telah kita sepakati atau kalian memiliki ide lain?"

"Tidak tuan." Balas Lois, Zavier menganggukkan kepalanya.

"Saya mau bertemu dengan Lundo." Ucap Zavier kembali berdiri.

"Baik tuan, silahkan." Sahut Demian, Zavier tersenyum melangkahkan kakinya keluar dan menuju ruang bawah tanah.

Demian, Lois dan Aro mengikuti langkah Zavier, Zavier perlahan menuruni anak tangga menuju sel tempat Lundo mereka tahan.

Lundo yang duduk bersandar di dinding tahanan, langsung berdiri dan menatap tajam Zavier. Pria itu mengepalkan kedua tangannya perlahan mendekati sel tahanan, Zavier tersenyum licik menatapnya.

"Pagi Lundo, bagaimana kabar kamu?" Tanya Zavier, Lundo langsung membuang ludahnya ke arah Zavier, Zavier dengan gerak cepat menggeser tubuhnya.

"Brengxxx, kenapa kamu membawa saya ke tempat ini. Seharusnya kamu langsung menghabisi saya, atau kamu tidak punya nyali?" Teriak Lundo marah.

"Tidak butuh nyali besar untuk menghabisi kamu, tapi saya malah menginginkan hal yang lain dari kamu."

"Hal lain apalagi Zavier? Semua telah selesai, yang saya miliki sekarang hanyalah raga ini." Balas Lundo tertawa mengejek Zavier.

Apakah Kita Bisa Bersama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang