Arsena tersenyum ketika Zavier membukakan pintu mobil untuknya.
"Grazie, Signore." Ucap Arsena, Zavier menganggukkan kepalanya.
"Memangnya kita mau kemana?" Tanya Arsena disaat Zavier telah melajukan mobil keluar dari kawasan kampus.
"Lihat saja nanti." Jawab Zavier meraih tangan Arsena dan menciumnya.
"Oke baiklah." Balas Arsena tersenyum.
Zavier melajukan mobilnya menuju markas, Arsena mengetahui arah tujuan mereka.
"Mau ngapain di markas?" Tanya Arsena penasaran.
"Mami Cena cerewet ya, lihat saja nanti " Jawab Zavier tertawa kecil melihat Arsena memanyunkan wajah karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Zavier.
Sesampai di markas, Zavier segera memarkir mobil dan kembali membukakan pintu untuk Arsena. Suasana disana sangat bising, karena suara dari baling-baling helikopter milik Zavier.
"Sore Signora." Sapa Demian.
"Sore juga Dem." Balas Arsena tersenyum.
"Ayo." Ajak Zavier membawa Arsena menuju helikopter.
"Kita mau kemana sayang?"
"Nanti kamu akan mengetahuinya " Jawab Zavier membantu istrinya naik keatas dan setelah itu Zavier juga ikut naik.
"Semoga selamat sampai tujuan Tuan." Teriak Demian menutup pintu, Zavier tersenyum melambaikan tangannya.
Zavier memasang seatbelt Arsena dan juga dirinya, setelah semua selesai anggota yang bertugas hari ini mulai mengerjakan tugasnya.
"Siap tuan?" Tanya Anggota Zavier.
"Oke." Jawab Zavier.
"Bismillah." Arsena dan Zavier sama-sama mengucapkan ketika Helikopter perlahan naik ke udara.
Zavier tersenyum menggenggam tangan istrinya. Arsena menikmati penerbangan mereka, apalagi pemandangan sore ini sangat bagus.
"Masya Allah indah sekali sayang." Ucap Arsena, Zavier tersenyum menganggukkan kepala.
"Seindah kamu." Sahut Zavier, Arsena tersipu malu mendengarnya.
Setelah menempuh beberapa jam, Zavier dan Arsena sampai di tujuan mereka. Helikopter milik Zavier mendarat di halaman rumah kediaman keluarga zy.
"Jadi kita pulang?" Tanya Arumi senang.
"Iya sayang, mami merindukan kamu." Jawab Nathan segera turun dari helikopter dan kembali membantu Arumi turun.
"Selamat datang sayang." Teriak Syila langsung berlari menghampiri anak dan menantunya.
"Mami, apa kabar? Arsena merindukan mami." Sahut Arsena, kedua wanita itu saling berpelukan hangat.
"Mami juga sayang."
"Mami jahat, mentang-mentang sudah memiliki menantu aku dilupakan." Ucap Zavier menggoda Syila, Syila dan Arsena tertawa mendengarnya.
Syila melepaskan pelukan Arsena dan segera memeluk Zavier.
"Mana mungkin sayang, kalau bukan karena kamu, mami tidak akan bertemu dengan Arsena." Sahut Syila, Zavier mencium kening Syila melepaskan kerinduannya.
"Ayo masuk." Ajak Syila menggenggam tangan Arsena berjalan ke arah rumah, Zavier mengikuti dari belakang.
Gelak tawa terdengar di ruang keluarga rumah Nicola, setelah makan malam mereka duduk berempat disana.
"Sebulan lagi mau 4 bulan ya Rum?" Tanya Syila.
"Iya mi." Jawab Arsena.
"Kalian mau melaksanakan acara 4 bulanan dimana? Di sini atau di rumah kalian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Teen Fiction"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...