Arsena, Amelia dan Medy duduk di meja makan menikmati sarapan pagi mereka, kebetulan hari ini Arsena dan Amelia tidak ada jadwal ke kampus jadi mereka terlihat lebih santai menikmati makanan di hadapan mereka.
"Mereka sudah sarapan atau belum ya?" Tanya Arsena memikirkan suaminya.
"Tadi aku sudah mengirim pesan kepada Aro, tapi belum ada balasan." Jawab Amelia.
"Istirahat mungkin Signora." Sahut Medy, Arsena dan Amelia menganggukkan kepala setuju.
"Kemarin aku ketemu Alif." Ucap Amelia, dia sengaja mengatakan ketika Zavier tidak ada disana.
Amelia bukan bermaksud menyembunyikan membahas Alif dibelakang Zavier, tapi dia tidak mau saja membuat mood Zavier memburuk kalau mendengar nama Alfi.
"Hmm, dimana?" Tanya Arsena.
"Di perpustakaan, awalnya aku menghindar ketika melihat dia, tapi malah dihampiri." Jawab Amelia.
"Terus kalian bicara lama dong, bicarakan apa? Bukan aku kepedean ya, tapi sudah pasti membicarakan aku kan?"
"Pastilah, siapa lagi kalau bukan kamu. Dia bertanya panjang lebar."
"Tanya apa?"
"Apa Arsena bahagia, bagaimana dengan rumah tangga Arsena, apa Zavier tidak kasar. Banyaklah, aku sampai muak mendengarnya." Jawab Amelia, Arsena tertawa kecil mendengarnya.
"Lalu aku juga mengatakan kalau kamu saat ini lagi hamil."
"Ha? Kenapa di bilang juga, terus dia bilang apa?"
"Wajahnya langsung berubah, terlihat sangat menyedihkan. Mungkin dia sedih karena ternyata segel kamu telah di buka sama Zavier, bukan dia." Jawab Amelia tertawa, Arsena memanyunkan wajah membalasnya.
"Ya kali orang menikah tidak gituan, mana mungkin." Balas Arsena.
"Orang belum menikah saja bisa begituan juga." Sela Amelia santai, tapi berbeda dengan Arsena dan Medy, mereka berdua menatap tajam Amelia.
"Maksud kamu apa Mel, kalian telah..." Ucap Arsena menjeda perkataannya.
"Ya tidak dong, kamu ini. Maksud aku orang lain, contohnya Julia." Sahut Amelia menatap kesal Arsena, Arsena dan Medy tersenyum kecil menganggukkan kepala.
"Kalau di ajak Aro jangan mau ya Mel sebelum halal."
"Memangnya aku bodoh, ya tidak lah. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana marahnya abah, pasti abah akan menggantungku."
"Bukan kamu saja, tapi juga aku karena tidak bisa menjagamu." Sambung Arsena, ketiga wanita itu pun tertawa lepas saling bertatapan.
"Kemarin abah telepon, dia juga senang mendengar kehamilan kamu."
"Astagfirullahaladzim, aku sampai lupa mengabari Abah dan Ibu." Sela Arsena.
"Ya tidak masalah, kalau Abi dan Umi sudah mengetahui pasti mereka juga akan langsung memberitahukan Abah dan Ibu."
"Iya sih, tapi tetap saja aku seperti melupakan mereka."
"Kalau kamu masih merasa tidak enakan, nanti hubungilah Abah dan Ibu." Ucap Amelia, Arsena menganggukkan kepala setuju.
ಠ﹏ಠ
Dua pria yang saat ini dicemaskan oleh pasangan mereka ternyata bukan sedang beristirahat, tapi sedang berada di ruang bawah tanah markas. Tempat ini adalah tahanan bagi musuh atau penghianat menerima hukuman dari mereka. Zavier, Aro dan Demian sengaja tidak membawa ponsel mereka, karena tidak mau ada yang mengganggu urusan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Novela Juvenil"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...