Arsena anak tunggal di keluarganya, berbeda dengan Amelia yang masih memiliki dua orang adik laki-laki Hisyam dan juga Rasyid. Arsena dan Amelia tumbuh bersama, hidup dalam lingkungan orang tua yang taat beragama. Abi Arsena bekerja menjadi guru agama, sedangkan abah Amelia bekerja di pengadilan agama di daerah mereka. Abi Arsena adalah adik dari abah Amelia, mereka pun tinggal berdekatan. Abi dan Abah Arsena membangun rumah di tanah peninggalan orang tua mereka.
Amelia dan Arsena di-didik menjadi pribadi yang baik dari kecil, bahkan mereka tidak pernah diajarkan untuk membenci seseorang. Kalaupun ada orang yang berbuat jahat kepada mereka, mereka harus memaafkan dengan lapang dada. Dan ini untuk pertama kalinya dalam hidup Arsena dan Amelia membenci seseorang, mereka berdua membenci Alif.
Arsena berjalan memasuki bandara beriringan dengan Amelia, Alif yang melihat mereka berdua tersenyum bahagia.
"Sena." Panggil Alif, Arsena menghela nafasnya dan berusaha tersenyum kepada Alif.
"Kakak pikir kalian tidak akan datang, Ayo kita langsung check in." Ucap Alif, Arsena dan Amelia saling bertatapan mengikuti Alif.
Arsena, Amelia dan Alif telah berada didalam pesawat, Arsena dan Amelia meminta tempat duduk terpisah dengan Alif. Jadi mereka berdua duduk di depan kursi Alif, walau sedikit kesal tapi Alif mengikuti keinginan kedua gadis itu.
"Kami telah didalam pesawat." Amelia mengirim pesan kepada Aro.
"Oke, semoga penerbangan kalian lancar dan selamat sampai di rumah. Nanti setelah mendarat hubungi aku lagi." Balas Aro, Amelia tersenyum kecil membacanya.
Senyuman Amelia menarik perhatian Arsena, dia penasaran dengan sikap saudaranya itu.
"Kamu kenapa Mel? Perasaan ada yang aneh sama kamu." Tanya Arsena heran.
"Nanti saja aku ceritakan ya Cen, ada kak Alif. Nanti dia dengar pembicaraan kita." Jawab Amelia, Arsena menganggukkan kepala setuju.
Jarak tempuh antara Roma ke Indonesia menggunakan pesawat adalah selama 16 jam, penerbangan Roma-Indonesia tidak langsung tapi mereka akan transit dulu di Dubai.
Selama penerbangan Arsena tidak banyak berbicara dengan Alif, dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan membaca al quran dan memejamkan matanya dan terkadang memikirkan Zavier.
Tepat jam 6 pagi mereka mendarat di Bandara Soekarno Hatta dan akan menempuh waktu sekitar 3 jam lagi sampai di rumah Arsena dan Amelia. Rumah orang tua Arsena dan Amelia berada di Bandung, mereka juga besar di kota itu.
"Kakak akan mengantar kalian, baru kakak pulang kerumah." Ucap Alif, Arsena menggelengkan kepalanya.
"Tidak usah kak, merepotkan."
"Tidak masalah, kebetulan kakak di jemput sama saudara kakak." Balas Alif, Arsena melihat kearah Amelia. Amelia menganggukkan kepala setuju, lebih baik seperti ini daripada mereka naik kendaran umum karena badan mereka juga sudah sangat lelah dan capek.
Seorang pria mendatangi mereka, pria itu langsung memeluk Alif.
"Akhirnya datang juga, saya sudah menunggu dari sahur."
"Maaf ya Lam." Sahut Alif.
"Sen, Mel. Perkenalkan saudara kakak, Alam." Ucap Alif memperkenalkan saudaranya.
"Alam." Ucap Alam, Arsena dan Amelia tersenyum menganggukkan kepala.
"Jadi ini yang namanya Arsena, Alif selalu menceritakan kamu Sen." Ucap Alam, Alif tersipu malu memukul lengan saudaranya.
"Huss..." Sahut Alif, Arsena dan Amelia kembali tersenyum, padahal hati Arsena sangat kesal mendengarnya.
"Perkenalkannya di lanjutkan nanti saja, lebih baik kita jalan sekarang." Ajak Alif, Alam tersenyum menganggukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Ficção Adolescente"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...