Zavier yang perasaannya merasa tidak tenang, langsung membawa Arsena ke klinik dokter Natalie.
"Calon anak Signore baik-baik saja, detak jantungnya normal." Ucap Natalie, Zavier dan Arsena bernafas lega mendengarnya.
"Tapi saya sarankan untuk jangan terlalu banyak beraktifitas dulu ya Signora."
"Iya dok."
"Vitaminnya masih ada kan?"
"Ada dok." Jawab Arsena.
"Habiskan saja itu dulu, bulan depan kita lagi."
"Oke, terima kasih dok. Kami permisi dulu." Ucap Zavier, Arsena bersalaman dengan dokter Natalie sebelum keluar dari ruangan.
Arsena dan Zavier tersenyum kepada Amelia dan juga Pero yang menunggu mereka di luar, raut wajah Amelia masih terlihat cemas.
"Bagaimana Rum?"
"Alhamdulillah aku baik-baik saja Mel, kan kamu sendiri yang bilang kalau aku hamil anak mafia. Jadi anak didalam perutku santai saja menghadapi kejadian tadi." Jawab Arsena tertawa berusaha menenangkan perasaan saudaranya.
"Alhamdulillaah Cen, aku sangat cemas. Ketika Aro mengirimkan pesan danenagtakan kalau kita dalam bahaya, aku langsung teringat dengan kamu dan berlari ke kampus kamu. Aku takut kamu kenapa-kenapa Cen."
"Iya Mel, terima kasih ya. Sekarang kamu tidak usah kuatir lagi, aku baik-baik saja dan anakku juga." Ucap Arsena memeluk Amelia, Amelia menganggukkan kepala senang mendengarnya.
Perasaan Zavier semakin tidak karuan, saat ini kemarahan merasuki dirinya. Dia paling tidak suka kalau masalah ini melibatkan keluarga, terutama istrinya yang sedang hamil muda.
Sesampai dirumah, ketika Zavier akan berpamitan kembali ke markas. Arsena menahan suaminya itu, dia meminta Zavier dan Aro duduk di ruang keluarga.
"Ada apa sayang? Mas harus segera kembali ke markas." Ucap Zavier.
"Kalian berdua belum boleh pergi sebelum menjelaskan semuanya, Aku dari awal sudah curiga kalau terjadi sesuatu mas." Sahut Arsena berdiri di depan kedua pria itu dan menatap tajam mereka.
"Sayang."
"Tidak mas, mas belum boleh pergi sebelum menjelaskan semuanya." Bantah Arsena, Zavier dan Aro saling bertatapan.
"Baiklah, kamu duduk dulu." Ucap Zavier, Arsena mengikuti keinginan suaminya dan duduk disebelah Amelia, tepat didepan Zavier dan Aro.
Zavier menghela nafasnya dulu sebelum mulai mengatakan semuanya, Zavier mengatakan dari awal perseteruannya dengan Lundo dan juga rencananya untuk menyerang Lundo.
"Apa tidak bisa di bicarakan secara baik-baik, tanpa harus mengorbankan nyawa semua anggota atau anak buah pria itu?" Tanya Arsena, Zavier menggelengkan kepala.
"Tidak sayang, lagian bukan mas yang memulainya, tapi dia." Jawab Zavier.
"Tapi aku takut kamu kenapa-kenapa mas." Ucap Arsena lirih, Zavier segera berdiri dan duduk disebelah Arsena . Amelia yang awalnya satu tempat dengan Arsena berpindah ke sofa di sebelahnya.
"Mas akan baik-baik saja, lagian banyak anggota yang melindungi mas."
"Tapi buktinya mas sudah beberapa kali cedera, awal kita kenal di bahu, setelah itu di dada dan bahkan mas sampai tidak sadarkan diri beberapa hari. Aku tidak mau mas terluka lagi." Rengek Arsena lirih menatap kedua mata Zavier, Zavier tersenyum memeluk Arsena.
"Makanya doakan mas, doakan misi mas malam ini berhasil dan mas pulang dalam keadaan selamat." Bujuk Zavier.
"Tapi sekarang bukan zaman nabi mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Teen Fiction"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...