bab 75

1.4K 200 11
                                    

Kabar bahagia yang dibawa Mateo sepulang dari rumah Aro menambah suka cita suasana di rumah Zavier siang ini. Keluarga Arsena terlihat sangat bahagia, terutama abah. Sekarang dia tidak gelisah lagi memikirkan hubungan Amelia dan Aro.

"Vier, Opa mengundang keluarga Aro besok malam kesini." Ucap Mateo, Zavier tersenyum menganggukkan kepala.

"Baik Opa, nanti Zavier akan meminta Arsena untuk menyediakan masakan yang enak ." Sahut Zavier .

"Kenapa harus membuat Arsena sibuk, biar kami saja." Sela Gaby Omanya.

"Iya, kamu ini. Selagi ada Mami dan Oma disini, biar semua tanggung jawab kami." Sambung Syila, Casey yang duduk disebelahnya menganggukkan kepala setuju.

"Kami juga siap membantu." Ucap Ibu tersenyum.

"Iya benar, kan ada Ibu dan Umi juga. Jadi biarkan Arsena menikmati masa kehamilannya, selagi masih ada kami disini." Sahut Syila tertawa, semua orang juga ikut tertawa.

Zavier menganggukkan kepala setuju, dia sangat senang melihat keluarganya dan keluarga Arsena berkumpul seperti ini.

"Oke baiklah, Arsena akan bebas tugas kali ini." Balas Zavier.

............

Robert dan Wilona saat ini di dalam perjalanan menuju rumah Julia, sebagai sahabat yang baik Robert akan memberitahukan fakta sebenarnya tentang Julia dan Harve. Tujuan Robert menemui papa Julia bukan untuk melabrak atau memperkeruh keadaan, tapi dia ingin berada didekat sahabatnya itu ketika dalam keadaan seperti ini.

Robert menghentikan mobilnya tepat didepan rumah Toni, Robert menatap Wilona sebelum turun.

"Toni dan Janet harus mengetahuinya sayang, ini bukan masalah yang kecil." Ucap Wilona.

"Iya sayang, mau tidak mau mereka harus menerima fakta yang sebenarnya." Sahut Robert tersenyum lirih, Wilona menganggukkan kepala meraih tangan Robert.

"Rekamannya?" Tanya Wilona.

"Sudah aku pindahkan ke ponselku." Jawab Robert.

"Ya sudah, ayo kita turun." Ajak Wilona, Robert menganggukkan kepala setuju.

Wilona dan Robert disambut baik oleh Janet, mereka diajak masuk dan duduk di ruang keluarga.

"Aku panggil Toni dulu ya." Ucap Janet, karena kebetulan Toni berada di ruang kerjanya.

"Baik." Jawab Robert dan Wilona bersamaan.

Robert kembali tersenyum lirih melihat ke arah Wilona, walau perasaan mereka tidak nyaman tapi mereka tidak bisa menundanya terlalu lama.

"Hai." Sapa Toni, Wilona dan Robert tersenyum kepadanya.

"Apa kabar? Sudah lama kita tidak berjumpa. Kamu juga tidak pernah datang lagi ke perusahaan?" Tanya Robert, Toni tersenyum lirih menggelengkan kepala.

"Saya malu bertemu dengan kamu." Jawab Toni.

"Kita sahabat, berbagi dalam suka dan duka. Masalahmu juga menjadi masalah saya. Saya sedikitpun tidak marah dengan apa yang terjadi ." Ucap Robert, Toni menghela nafas kasar menatap Robert.

"Saya kecewa Bert, harapan saya memiliki menantu sebaik anak kamu hancur sudah." Sahut Robert lirih, terlihat jelas kesedihan di matanya.

Robert terdiam melihat kesedihan sahabatnya, persahabatan mereka sudah sangat lama. Berawal di bangku perkuliahan, sampai membangun perusahaan bersama. Saling berbagi dalam suka dan duka, saling mendukung satu sama lainnya. Dan kesedihan Toni juga merupakan kesedihan bagi Robert, apalagi sekarang menyangkut dengan kedua anak mereka.

Apakah Kita Bisa Bersama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang