Helikopter yang membawa Zavier, Aro dan Demian perlahan turun di dek kapal paling atas. Genta dan semua anggotanya juga telah sampai di sana. Suara tembakan juga terdengar di bagian dalam kapal dan di pulau, sepertinya anggota Genta juga menyerang sampai kesana."Waspada, utamakan keselamatan." Ucap Zavier kepada Aro dan Demian, mereka segera berlari ke bawah kapal.
Tembakan demi tembakan menggema di sana, baik di dalam kapal maupun di pulau.
"Zav, mas akan ke pulau. Kamu selesaikan yang disini, karena beberapa barang kita sudah diturunkan." Ucap Genta segera meninggalkan Zavier.
Zavier dengan lincah membasmi semua para bajak laut, puluhan jasad bergelimpangan di dalam kapal.
"Kita juga harus ke pulau, pasti disana lebih banyak dari pada di ini." Ucap Zavier, Aro dan Demian menganggukkan kepala setuju.
Mereka bertiga segera keluar kamar dan berlari ke arah pulau melaku Dermaga.
Zavier melihat sekitarnya, dia yakin para bajak laut itu telah merencanakan sebelumnya. Atau berkemungkinan disini daerah kekuasaan mereka, karena Dermaga dibuat sangat panjang sampai ke tengah laut, jadi dari kapal mereka tidak lagi membutuhkan kapal kecil menuju ke pulau.
Zavier dengan sigap segera membantu Genta, mereka berdua saling bekerja sama. Sedangkan Aro dan Demian bekerja sama dengan anggota Genta.
"Waspada Zav, kita tidak mengetahui seluk beluk pulau ini." Ucap Genta melihat kekiri dan kekanan dengan mata jelinya.
Lagi-lagi tembakan kembali terdengar, sepertinya anggota Zavier dan Genta menemukan tempat bajak laut itu.
"Brengsek, itu barang kita mas." Teriak Zavier marah.
"Bangsat, habisi mereka semua." Balas Genta berlari lebih dalam, Zavier mengiringi dari belakang.
Dua jam lamanya mereka semua berjuang disana, saling membantu sama lain supaya tidak terlalu banyak korban yang berjatuhan. Ketika Genta akan membalikkan badannya, mata elang pria itu menangkap sebuah sinar merah yang mengarah kepada Zavier.
"Zav, awas sebelah utara kamu "Teriak Genta, Zavier reflek membalikkan badan dan melihat kearah yang dikatakan Genta.
Zavier terkejut ketika melihat peluru meluncur kencang ke arahnya, pria itu mengangkat tangan untuk menyelamatkan kepalanya.
"Au.." Rintih Zavier ketika dua buah peluru mendarat di bahu dan lengan tanganya sebelah kiri.
Genta yang itu semua sangat marah dan meradang, dia membabi buta menembak kearah pohon itu.
Bughh...
Sniper yang berada di atas pohon tumbang ke bawah dan terkapar di tanah, tubuhnya bersimbah darah dan langsung pergi menghadap kuasa saat itu juga.
"Tuan." Teriak Demian mengejar Zavier yang merintih kesakitan, seluruh tangan mulai dari bahu sampai pergelangan tangan berlumuran darah.
"Segera bawa Zavier pergi dari sini, obati lukanya. Mas akan segera menyusul setelah semua selesai dan barang-barang kita di pastikan berlayar kembali." Ucap Genta, Demian dan Aro menganggukkan kepala segera memapah Zavier kembali ke kapal dan terbang kembali ke Markas.
Dua buah luka tembak sudah bisa bagi seorang Zavier, tapi entah apa yang ada di peluru itu sehingga menyebabkan tubuhnya sangat lemas dan juga panas dingin.
"Brengsek pelurunya beracun." Umpat Zavier, Aro dan Demian terkejut mendengar nya.
"Kita harus segera sampai di rumah sakit, tuan harus segera minum obat penawarnya." Ucap Demian kepada pilot, pilot kembali menerbangkan Heli menuju Markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Roman pour Adolescents"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...