"Apa mereka semua telah hangus bersama dengan mobil itu?" Tanya Lundo.
Dua orang pria yang merupakan anak buah Lundo saling bertatapan, setelh itu mereka menggelengkan kepala kepala.
"Bicara, apa kalian berdua bisu?" Teriak Lundo kesal.
"Tidak ada jejak manusia didalam mobil itu tuan, bahkan sedikitpun tulang tidak kami temukan. Tidak mungkin mereka hangus, karena kondisi mobil juga tidak terlalu parah. Hanya berserakan, dan terbakar di bagian depan
"Apa?" Tanya Lundo heran, padahal dia yakin bim itu telah terpasang di mobil.
"Sepertinya mereka lebih dulu pergi sebelum mobil itu meledak tuan."
"Lalu kemana mereka? Apa kalian menelusuri jalanan itu?"
"Iya tuan, kami tidak menemukan mereka."
"Brengxxx, apa Zavier lebih dulu menangkap mereka." Teriak Lundo memukul keras meja kerjanya.
"Keluar, kalian sama saja tidak ada yang becus." Teriak Lundo lagi mengusir anak buahnya.
Jake yang baru sampai di markas Lundo mendengar teriakan pria itu, dia berpapasan dengan anak buah Lundo sebelum masuk ke dalam ruangan.
"Lundo ada?" Tanya Jake.
"Ada tuan di dalam rumahnya." Jawab salah satu pria, Jake segera masuk kedalam ruangan Lundo.
"Ada apa lagi? Kenapa kamu terlihat sangat marah?" Tanya Jake menutup pintu dan duduk di sofa.
"Mau apa kamu datang kesini?" Tanya Lundo menatap tajam Jake, Jake tersenyum licik membalasnya.
"Kenapa? Apa yang kamu rencanakan gagal ?" Jake bali bertanya.
"Semua berantakan, Brengxxx." Jawab Lundo beranjak dari meja kerja dan ikut duduk di sofa."
"Kenapa?"
"Saya mengirim tiga orang anak buah untuk membom markas Zavier, tapi malah meleset. Setelah itu saya berencana untuk memusnahkan mereka, saya memasang bom di mobil yang membawa mereka. Tapi ketika mobil itu meledak, tidak ada jejak manusia yang tertinggal. Saya yakin mereka saat ini bersama dengan Zavier." Jawab Lundo, Jake kembali tertawa lepas mendengarnya.
"Lundo...Lundo.. kamu tidak mendengarkan perkataan saya. Jangan mencari masalah dengan Zavier, sekarang kamu lihat sendiri kan bagaimana hasilnya. Saya yakin Zavier menerima tantangan kamu, maka lebih baik kamu bersiap-siap."
"Brengxx, kamu malah membuat saya semakin kesal. Jadi apa tujuan kamu kesini?"
"Saya yakin kedatangan saya akan semakin membuat kamu marah."
"Apa? Cepat katakan jangan bertele-tele Jake." Umpat Lundo marah.
"Tanah yang kamu inginkan itu, sekarang sudah digarap oleh Zavier. Sepertinya dia akan membangun sesuatu di sana, bahkan Zavier telah melegalisasi kalau tanah itu sepenuhnya hak miliknya."
"Benar-benar licik, memangnya mau di bangun apa disana?" Tanya Lundo penasaran.
"Entahlah saya belum mengetahuinya, tapi sepertinya sebuah bagunan yang besar dan luas." Jawab Jake.
"Entah apa lagi yang akan direncanakan pria itu, membuat jalan kita semakin sulit."
"Pastinya dan sekarang kamu malah bermain-main dengannya. Jadi tunggu saja pa yang akan dia lakukan, saya yakin Zavier tidak akan tinggal diam." Ucap Jake tertawa kecil menertawakan kebodohan Lundo.
Jake tidak habis pikir dengan pikiran Lundo, kenapa dia terlalu obsesi ingin menghancurkan Zavier padahal sangat jelas terlihat kekuatan Zavier jauh diatas Lundo. Lundo hanya anak kemarin sore, yang mencoba peruntungan dengan bisnis ini. Sangat berbeda dengan Zavier, darah mafi sudah mengalir di tubuhnya bahkan masih didalam kandungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Teen Fiction"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...