"Kalian berdua duduk di situ." Ucap Zavier memerintah Aro dan Demian.
"Ada masalah apa tuan?" Tanya Demian penasaran.
"Aro kamu pegang Al-Qur'an ini dan kamu tablet ini Demian, Simak hafalan saya. Kalau salah langsung bilang saja." Jawab Zavier, Aro dan Demian saling bertatapan.
"Saya tidak mengerti tuan." Ucap Demian, Aro juga menganggukkan kepala setuju.
"Saya juga baru mau belajar, kan kamu tahu sendiri agama kami berdua beda sama kamu." Sambung Aro.
"Masa itu saja kalian tidak bisa."
"Ya tidak lah, satu nama hurufnya saja saya tidak tahu tuan." Ucap Demian, Zavier memanyunkan wajahnya kesal.
"Ya sudah saya minta tolong sama keluarga saya yang lain saja, kalian tidak bisa diharapkan. Oh..iya Aro kalau kamu tetap mau sama Amelia, kamu harus belajar dari sekarang " Sahut Zavier mengambil Al-Qur'an dan tablet ditangan Aro dan Demian, setelah itu Zavier keluar dari kamar.
Di ruang tengah keluarga Zavier bertemu dengan Mateo, pria itu duduk di sebelah Mateo.
"Opa bantu aku dong."
"Mau bantu apa lagi, perasaan selama ini Opa yang selalu membantu kamu."
"Aku serius opa." Rengek Zavier.
"Ya kamu mau apa?"
"Opa dengarkan hafalan aku ya, nanti kalau ada yang salah langsung Opa perbaiki."
"Jangan sama Opa, kan Opa juga masih belajar."
"Opa..ayolah Opa..sebentar saja."
"Opa takutnya malah menyesatkan kamu, jangan sama Opa. Cari mami kamu sana."
"Memangnya mami aku dimana Opa?"
"Di taman belakang."
"Oke baiklah." Ucap Zavier segera berjalan ke arah taman belakang.
"Minta tolong sama orang yang juga lagi belajar, itu sama saja bunuh diri Zavier." Umpat Mateo kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Zavier tersenyum berjalan kearah Oma dan maminya yang duduk bersantai di taman belakang sore ini, dia pun segera duduk disebelah Syila maminya.
"Mi, bantu aku dong." Rengek Zavier.
"Bantu apa sayang?"
"Dengerin dong hafalan aku, kalau salah langsung diperbaiki ya."
"Oke, sini Al-Qur'annya." Ucap Syila, Zavier segera memberikan kepada Syila.
Syila menyimak dengan fokus, begitu juga dengan gaby yang ikut membuka tablet Zavier.
"Alhamdulillah." Ucap Syila bernafas lega, akhirnya Zavier mampu menaklukan tantangan abi Arsena .
"Ijab kabulnya bagaimana? Jangan-jangan kamu juga lupa menghafalnya?."
"Tidak Oma, Vier sudah menghafalnya juga."
"Syukurlah, jadi besok amankan?" Tanya Gaby lagi.
"Insyaallah." Jawab Zavier tersenyum sumringah.
.........
Hari yang ditunggu pun datang juga, terlihat kericuhan di dalam mansion. Dimana semua orang sedang bersiap-siap untuk segera mengantarkan Zavier ke rumah Arsena.
"Seserahannya sudah lengkap belum?" Tanya Gaby.
"Sudah mbak." Jawab Casey yang tertawa kecil melihat Gaby yang paling antusias.
"Kalau sudah semua yuk jalan." Ajak Mateo, semua orang menganggukkan kepala setuju.
Zavier diam tak banyak bicara duduk didalam mobil, Aro yang mengemudi dan Demian disebelahnya. Zavier duduk seorang diri di belakang, masih fokus menghafal surat Ar Rahman dan juga bacaan Ijab kabul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Fiksi Remaja"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...