Arsena, Zavier beserta semua keluarganya duduk santai di halaman depan tempat acara besok akan diadakan. Disana juga ada Amelia, Medy dan juga Aro.
"Dekorasinya bagus." Ucap Syila mami mertua Arsena.
"Semua ini hasil karya Amelia mi, dia yang menghiasnya." Sahut Arsena, Amelia tersipu malu duduk di sebelah Aro.
"Kamu hebat Mel." Ucap Syila menatap Amelia.
"Terima kasih mami." Balas Amelia tersenyum.
Ketika pintu gerbang terbuka, semua mata menatap ke arah mobil yang melaju masuk. Zavier dan Aro mengetahui kalau itu adalah mobil Demian, jadi mereka bersikap santai saja melihatnya.
Demian memberhentikan mobilnya tepat didepan tenda, pria itu langsung turun dan sedikit berlari ke arah pintu sebelah untuk membukakan pintu.
Zavier terkejut begitu juga dengan keluarganya ketika melihat Mateo turun dari mobil itu, mereka langsung tertawa bahagia dan tidak menyangka sama sekali. Arsena dan Amelia yang awalnya juga merasa senang, semakin shock ketika Ibu dan Umi keluar dari pintu bagian belakang.
"Umi." Teriak Arsena akan mengejar Uminya, tapi langsung ditahan oleh Zavier.
"Hai, tidak usah lari sayang. Kamu lupa kalau sedang hamil." Ucap Zavier, Arsena meneteskn air mata menganggukkan kepala.
Di semakin merasa bahagia, begitu meliht Abi dan Abah yang turun paling terakhir.
"Kejutan." Ucap Mateo berjalan ke arah keluarganya, Zavier langsung memeluk Opanya itu.
"Opa berhasil." Sahut Zavier .
Arsena tidak mampu membendung air matanya, dia sangat terharu dengan kedatangan kedua orang tuanya. Padahal dia sebelumnya sedih, karena orang tuanya tidak bisa hadir dihari pentingnya dan juga anak didalam perutnya.
Setelah menyapa Mateo dan Gaby, Arsena langsung memeluk Uminya. Kedua wanita itu sama-sama terisak, Abi yang berdiri di belakang juga ikut meneteskan air mata. Semua orang juga ikut terharu, mereka paham kenapa Arsena secengeng ini. Itu karena pengaruh kehamilan yang membuatnya sangat sensitif.
"Iii Abi usil, katanya tidak bisa datang." Rengek Arsena memeluk Abdullah.
"Abi ingin memberikan kejutan untuk kamu, apa kabar kamu nak? Sehat? Kehamilan kamu juga sehatkan?" Tanya Abdullah memeluk erat anaknya.
"Aku sehat Abi, calon cucu Abi juga." Jawab Arsena.
Arsena juga menyapa Ibu dan Abah, dia sangat bahagia keluarganya kembali berkumpul di rumah mereka. Begitu juga dengan Amelia, semenjak kedatangan Ibu dia selalu bergelayut manja di lengan wanita yang telah melahirkannya itu.
"Abi lapar? Ayo makan dulu?" Tanya Arsena,Abi tersenyum menggelenglan kepala.
"Tidak sayang, Abi sudah makan." Jawab Abdullah.
"Ya sudah, lebih baik sekarang kita masuk kedalam rumah. Pasti Opa kalian, Abi dan Abah capek." Ucap Roma, Mateo menganggukkan kepala merangkul bahu adik iparnya itu.
Abi, abah, Umi dan juga Ibu juga ikut masuk, mereka kembali menempati kamar yang sebelumnya pernah mereka tempati di rumah Zavier. Tapi bedanya kali ini, Amelia ikut bergabung di kamar yang sama dengan orang tuanya, karena kamar Aro akan ditempati oleh Mateo bersama dengan istrinya Gaby.
.........
Sinar Mentari mulai menampakkan wujudnya, suasana dirumah Zavier sudah terdengar riuh. Hampir semua orang terlihat sibuk mempersiapkan acara yang akan diadakan pagi ini, Zavier sengaja memulai segalanya di pagi hari. Ibu, Umi dan Amelia membantu Medy menghidangkan makanan diatas meja, sedangkan para pria terlihat membantu anggota merapikan meja dan juga kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
أدب المراهقين"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...