bab 13

3.5K 245 10
                                    

"Demian." Panggil Zavier dari dalam mobil, Demian yang langsung paham dengan panggilan itu menganggukkan kepalanya.

"Signora, saya pamit dulu." Ucap Demian masuk kedalam mobil.

Arsena memundurkan langkahnya dan melihat Zavier yang tidak menatapnya, Arsena menghela nafas kasar begitu kedua mobil pergi dari sana. Arsena terkejut begitu matanya melihat ke arah tangan Zavier, dia melihat jelas tangan pria itu terperban.

"Ya allah, kamu kenapa lagi Zavier." Ucap Arsena didalam hatinya masih melihat ke arah mobil yang perlahan menghilang.

"Sen." Panggil Amelia, Arsena tersenyum menanggapi Amelia dan juga Alif.

"Mereka siapa Arsena, kenapa kamu bisa berurusan dengan pria-pria itu. Kenapa aku merasa aneh ya dengan penampilan mereka, seperti segerombolan mafia." Ucap Arif, Arsena Kembali terkejut. Kenapa Dugaan Alif samadengan Maya, apakah benar Zavier seorang Mafia?.

Pertanyaan itu bermain di kepala Arsena, tapi dia juga tidak mungkin bertanya langsung kepada Zavier, dia tidak mau terlalu mencampuri urusan pria itu.

"Sen." Panggil Amelia membuyarkan lamunannya.

"Saya juga tidak tahu siapa dia kak, kami pernah bertemu beberapa kali. Kebetulan dia juga berasal dari negara kita." Sahut Arsena, Alif menghela nafas lega.

"Lebih baik tidak usah bergaul dengan mereka, sepertinya dia bukan orang baik." Ucap Alif memperingati Arsena, Arsena terdiam.

Dia sedikit tidak suka dengan perkataan Alif, padahal Alif belum mengenal mereka. Arsena mengakui kalau Zavier bukan pria yang baik, tapi tidak seharusnya Alif berkata kasar seperti itu.

Selama di perjalanan menuju Flat, Arsena lebih banyak diam. Hanya Amelia yang berbicara dengan Alif, jadi sewaktu Arsena pamit pulang, Alif menawarkan diri untuk mengantar mereka dengan alasan sudah larut malam.

"Terima kasih ya kak, kami masuk dulu." Ucap Arsena, Alif menganggukkan kepalanya.

"Sama-sama Arsena, besok sholat tarawih disana lagi ya. Oh..iya, ingat kata kakak ya. Jangan bergaul dengan mereka, mereka bukan orang baik." Sahut Alif kembali memperingati Arsena, Arsena menganggukkan kepala singkat dan berjalan masuk kedalam Flat.

Arsena tidak menyadari kalau Zavier masih memperhatikannya, ternyata Zavier kembali berdua saja dengan Demian dan memarkir mobil mereka jauh dari Flat Arsena.

Walau dalam kondisi marah, tapi Zavier sangat ingin melihat Zavier. Demian pusing dengan tingkah Zavier, tinggal Zavier terlalu kekanak-kanakan.

"Kita kembali ke Markas tuan?" Tanya Demian, Zavier menggelengkan kepalanya.

"Kamu maju dan parkir didepan Flat Arsena, kita akan disana sampai saya bosan." Jawab Zavier, Demian terkejut dan melihat ke arah bosnya.

"Kenapa? Kamu tidak mau?" Tanya Zavier menatap sinis kepadanya, Demian menggelengkan kepala.

"Tidak tuan, apapun yang tuan perintahkan, akan saya kerjakan." Jawab Zavier kembali melajukan mobil di seberang Flat Arsena.

5 jam berlalu, Demian dengan sabar menunggu Zavier. Padahal perutnya keroncongan, dia sangat lapar karena belum makan. Zavier tanpa merasa bersalah, duduk disebelah Demian. Zavier tidak melakukan apa-apa, dia hanya duduk dan sesekali matanya melihat kearah jendela kamar Arsena.

"Astaga, ini orang kenapa lagi sih? Masa 5 jam cuma duduk saja." Umpat Demian di dalam hatinya.

Arsena terlihat gelisah dalam tidurnya, dia merasa tidak nyaman dan merasa ada yang memantaunya saat ini. Arsena membuka mata dan meraih ponselnya, ternyata sudah jam 3 pagi. Arsena segera bangkit dan mengambil wudhu untuk sholat malam, ketika Arsena menyalakan lampu dan akan mengambil mukena di kursi depan meja belajar yang terletak di dekat jendela. Arsena melihat sebuah mobil terparkir di seberang Flat, Arsena semakin mendekat ke jendela dan mengetahui kalau itu adalah mobil Zavier.

Apakah Kita Bisa Bersama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang