Sesampai di Sisilia, Zavier dan Aro langsung menuju sebuah restoran. Disanalah, mereka akan melakukan kesepakatan dengan pihak Mafia setempat.
Hampir satu jam lamanya, Zavier berdebat dengan para mafia, karena begitu banyak permintaan dari mereka dan tidak ada satupun yang disetujui oleh pria itu.
Zavier mengepalkan kedua tangannya, dia sangat marah mendengar perkataan para mafia.
"Tidak, 15 persen terlalu banyak. Itu sama saja kalian memeras saya dan meraup semua keuntungan yang saya punya." Ucap Demian geram, para mafia di depannya saling bertatapan.
Mereka kembali berembuk, mereka harus menerima hasil dari bisnis yang dihasilkan oleh Zavier karena terletak di daerah mereka.
Zavier menggelengkan kepalanya, dia pikir akan sulit berurusan dengan para mafia ini ternyata mereka bisa dikendalikan dengan mudah.
"5 persen, kalau kalian tidak setuju maka saya tidak akan bersikap baik lagi." Ucap Zavier.
"Apa tidak terlalu sedikit, sedangkan anda meraup untung banyak di daerah kami."
"Sedikit, kalian pikir 5 persen itu sedikit. Kalian bisa hidup satu bulan tanpa melakukan apa-apa, dan kalian mendapatkan 2 kali dalam sebulan. Itu yang kalian katakan sedikit, ayolah.. jangan sebercanda itu kalian kepada saya." Ucap Zavier tersenyum licik, Aro juga tersenyum sinis menatap ke arah mereka.
Para mafia kembali menghitungnya, sampai akhirnya mereka menganggukkan kepala setuju.
"Baiklah 5 persen, dua kali dalam sebulan."
"Tapi ada satu syarat." Sela Zavier, para mafia menatap heran kepadanya.
"Syarat apa?"
"Mulai sekarang jangan pernah lagi mengusik bisnis saya, kalau kalian masih melakukannya. Maka kesepakatan ini batal."
Para Mafia kembali berbicara sesama mereka, mereka tidak mau kehilangan kesempatan merasakan keuntungan dari Zavier. Apalagi para Mafia lokal yang hanya mengandalkan badan besarnya saja, tapi otak buntu untuk berpikir dan lebih suka mencari dengan jalan pintas, yaitunya memeras.
"Oke baiklah Signore, kami berjanji akan menjaga bisnis anda asalkan anda juga menepati kesepakatan kita." Ucap Ketua mereka, Zavier menganggukkan kepalanya.
Aro dan Zavier segera keluar dari tempat itu menuju mobil, dia jengah melihat para mafia lokal yang mencari keuntungan dari bisnisnya.
"Seharusnya kamu sudah paham apa yang akan kamu lakukan Aro." Ucap Zavier yang saat ini sudah berada di dalam mobil menuju markas yang berada di Sisilia.
"Saya akan memanipulasi keuntungan kita, akan saya buat lebih kecil dari yang sebenarnya."
"Bagus, kamu memang bisa diandalkan." Sahut Zavier menepuk bahu Aro.
"Brengxxx." Umpat Aro diiringi tawa bahagia Zavier.
Aro adalah sahabat Nathan, mereka sama-sama duduk di bangku perkuliahan. Entah karena memang sudah sejiwa, keduanya langsung akrab di awal pertemuan. Di saat Zavier mengajak Aro ke rumah orang tuanya yang berada di Swiss, ketika itulah Aro mengetahui latar belakang dari sahabatnya. Aro terkejut luar biasa, Zavier yang terlihat biasa dan bergaul dengan semua orang ternyata seorang keturunan Mafia ternama. Aro kagum dan berkata kalau dia ingin mengikuti jejak Zavier, sejak saat itu Zavier mengajari semua Ilmu kemafian dan juga bela diri.
Sampai akhirnya mereka berdua sepakat untuk mengembangkan bisnis keluarga Atala di Negara Italia, beruntung Aro Warga Asli Italia, jadi jalan Zavier untuk mengembangkan bisnisnya di sana berjalan lancar.
.........
Arsena langsung tertidur ketika sampai di flat, tubuhnya terasa sangat lelah. Dini hari wanita itu terbangun, dia telah terbiasa bangun di jam yang sama untuk melaksanakan sholat sunah yang dikerjakan di sepertiga malam.
Arsena dengan khusuk mengerjakannya, dia juga berdoa banyak untuk kedua orang tua di rumah dan kelancaran pendidikannya disana. Setelah selesai Arsena segera berdiri akan membereskan semua perlengkapan. Ketika sudut matanya melihat ke arah jalan, Arsena terkejut melihat mobil mewah berwarna hitam itu masih terparkir di sana.
"Itu mobil siapa ya? Apa salah satu penghuni Flat di sini. Tapi masa mobil sebagus itu tinggal di sini, kan tidak cocok." Ucap Arsena mengambil kerudung dan berjalan ke arah jendela.
"Tapi mobilnya mirip sekali dengan punya Zavier, Kenapa aku malah teringat pria itu." Gumam Arsena menggelengkan kepala kembali ke ranjang untuk melanjutkan tidur sampai subuh menjelang.
Demian bergantian dengan seorang anggota menjaga Flat Arsena, ketika Arsena melihat ke arah mereka dari jendela, Demian juga bisa melihat bayangan di balik kain gorden itu.
"Kenapa dia bangun malam buta seperti ini, apa dia belum istirahat." Tanya Demian kepada anggota yang duduk disebelahnya.
"Terbangun mungkin ketua, kan tadi lampu kamarnya mati. Dan sekarang mati lagi, sepertinya dia kembali tidur. Bisa jadi kebelet pipis." Jawab pria di sebelahnya, Demian menganggukkan kepala setuju.
Sebegitu detailnya Demian mencari informasi tentang Arsena, bahkan letak flat yang dihuni wanita itu dia juga mengetahuinya.
Paginya setelah memastikan ArsenA sampai di kampus dengan selamat, Demian kembali ke markas untuk membersihkan diri. Dia meminta dua orang anggota menggantikan tugasnya berjaga di kampus, dia tidak ingin mengecewakan Zavier.
Sesampai di Markas Demian di minta untuk menemui Zavier, ternyata bosnya itu juga telah kembali dari Sisilia dini hari tadi.
Demian langsung menuju keruangan Zavier, karena pintu ruangan terbuka Demian langsung masuk ke dalam. Terlihat Zavier sedang duduk di meja kerja sembari menikmati kopi pagi ini, sedangkan Aro terlelap di atas sofa.
"Tuan."
"Demian, informasi apa sayang kamu dapatkan?" Tanya Zavier.
Demian berjalan ke salah satu laci dan mengambil beberapa lembar berkas dan langsung memberikan kepada Zavier.
"Saya juga sudah mengirimkan email kepada tuan." Ucap Demian.
"Saya terlalu sibuk dan belum melihatnya." Jawab Zavier membaca lembaran itu dengan teliti, semua informasi tentang Arsena ada disana.
"Lalu apa lagi yang kamu ketahui?" Tanya Zavier melihat kearah Demian.
"Sepulang dari kampus, Signora langsung ke Flat dan tidak keluar lagi. Tapi dini hari sepertinya dia terbangun selama setengah jam dan setelah itu kembali tidur. Paginya dia juga langsung pergi ke kampus, hanya itu yang saya ketahui saat ini tuan."
"Kenapa kamu mengetahui dia terbangun dini hari? Kamu masuk kedalam Flat?" Tanya Zavier heran, Demian menggelengkan kepala.
"Tidak tuan, kebetulan flat yang signora huni terlihat dari jalan di depannya." Jawab Demian, Zavier menganggukkan kepala setuju.
"Oke baiklah, terima kasih Demian. Saya sangat puas dengan hasil kerja kamu, bahkan kamu bisa mendapatkan nomor handphonenya juga. Sekarang kamu boleh membersihkan diri dan istirahat, sepertinya kamu begadang semalaman." Ucap Zavier tertawa, Demian menganggukkan kepala keluar dari ruangan Zavier.
Pekerjaan orang tua Arsena menarik perhatian pria itu, ternyata Papa Arsena seorang ustad. Beliau merupakan seorang Pegawai negeri, guru mata pelajaran Agama dan juga seorang guru mengaji, sedangkan ibu Arsena hanyalah ibu rumah tangga biasa.
"Jadi ini alasan Arsena memakai hijab, ajaran dari kedua orang tuanya." Ucap Zavier tersenyum, entah kenapa dia merasa tenang setelah mengetahuinya.
Setelah membaca semua informasi tentang Arsena, Zavier segera berdiri dan akan pulang ke Apartemen. Pria itu ingin istirahat sebentar dan rencananya nanti akan mendatangi Flat wanita itu, dia penasaran dengan reaksi Arsena ketika melihatnya disana.
"Tunggu kejutan dari aku Arsena." Ucap Zavier tersenyum kecil masuk ke dalam mobil.
Bersambung..
bantu vote....
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Teen Fiction"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...