Lois memberhentikan mobil tepat di depan pintu gerbang, Arsena semakin penasaran dengan apa yang berada di balik pintu gerbang yang besar dan megan itu.
Sebenarnya Zavier juga penasaran, walau dia telah melihat foto rumah yang telah selesai direnovasi, tapi tetap saja ingin melihat secara langsung.
Lois membunyikan Klakson, pintu gerbang pun terbuka dengan lebar dan mobil yang dikemudikan Lois kembali melaju masuk kedalam.
Arsena terpana melihat rumah didepan matanya, Rumah yang sangat besar, walau tidak sebesar mansion Zavier. Halamannya juga sangat luas, di sebelah rumah juga terdapat sebuah bangunan berlantai dua.
"Kamu suka sayang?" Tanya Zavier, Arsena menoleh ke arah Zavier.
"Ini rumah siapa?"
"Rumah kita sayang, ini suprise dari aku untuk kamu." Jawab Zavier, Arsena terkejut.
"Jadi kamu membeli rumah untuk kita? Kapan?"
"Sewaktu kita di Indonesia, aku sengaja membeli rumah yang besar. Jadi Amelia, Aro dan Demian tinggal bersama kita."
"Astaga mas, tapi aku sangat suka. Terima kasih ya, aku tidak membayangkan akan tinggal di rumah sendiri di kota ini."
"Mulai hari ini kamu nyonya rumahnya, kalau kamu tidak suka dengan dekorasinya kamu bisa mengubah sesuka hatimu." Ucap Zavier, Arsena menganggukkan kepalanya senang.
Sesampai di depan rumah, Arsena langsung turun dan melihat ke sekeliling rumah. Dia suka dengan halaman yang luas, nanti dia berencana akan membuat kebun bunga disalah satu sudut halaman. Dia sangat tertarik dengan kebun bunga yang berada di mansion, dulu Arsena suka duduk-duduk di kebun bunga itu dan berencana ingin membuat yang sama.
"Selamat datang di rumah kami Abi, abah." Ucap Zavier, Abi dan abah menganggukkan kepala bahagia.
"Rumah kalian sangat besar dan luas." Sahut Ibu tertawa melihat Arsena dan Amelia saling berlarian dan tertawa di halaman depan.
"Lihat mereka seperti anak kecil, pakai berlarian segala." Ucap Umi juga tertawa melihat Arsena dan Amelia.
"Rumahnya besar ya Cen, nanti membersihkannya bagaimana ya?"
"Kita berdua lah." Jawab Arsena tertawa.
"Memangnya aku boleh tinggal disini Cen."
"Kan memang kamu akan tinggal disini, aku pernah mengatakan kepala Zavier kalau aku tidak mau berpisah dengan kamu."
"Benarkah Cen?" Tanya Amelia antusias, Arsena menganggukkan kepala.
"Terima kasih Cen, nanti kita urus bersama-sama."
"Iya dong, makanya harus ada kamu. Kalau aku sendirian bisa gempor juga ini badan." Jawab Arsena tertawa merangkul Amelia, Amelia juga tertawa mendengarnya.
Semua masuk kedalam rumah dan mereka kembali terpana melihat semua interior di dalamnya. Di ruang tamu terdapat Sofa besar dan juga bagus, di bagian dinding terdapat dua buah foto. Foto pernikahan Arsena dan Zavier berdua dan juga foto dengan keluarga besar mereka, sedangkan di rumah tengah terdapat sofa yang juga lebih besar dan sebuah televisi selebar dinding. Begitu juga dengan ruangan makan dan dapur, semua peralatan masak juga sudah tersedia lengkap disana.
"Selamat datang Signora Arsena." Sapa seorang pelayan wanita, masih muda dan diperkirakan umurnya tidak jauh berbeda dari Arsena dan Amelia.
"Terima kasih." Jawab Arsena mengulurkan tangan, Medy langsung menyambut tangan Arsena.
"Saya Medy."
"Medy adalah kepala pelayan di rumah ini, dia yang akan mengurus semuanya. Medy dulunya adalah salah satu anak pelayan di keluarga Aro, jadi Medy dan Aro sudah berteman dari kecil." Ucap Zavier menjelaskan, Arsena menganggukkan kepala setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Ficção Adolescente"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...