"Mereka mau keluar itu, ayo sembunyi." Ucap Arsena mendorong Zavier dan juga Amelia.
Amelia langsung masuk kedalam toko, sedangkan Zavier dan Aro saling bertatapan heran tapi tetap mengikuti Arsena dan Amelia masuk kedalam toko di sebelah restoran. Medy dan Demian memilih untuk tetap diam dan juga ikut masuk kedalam toko, semua pelayan toko menatap heran kepada mereka.
"Ayo masuk." Ucap Arsena menarik baju Zavier supaya lebih masuk kedalam biar tidak ketahuan sama Julia.
"Lagian kenapa kita harus sembunyi sayang, kan bagus kalau langsung ketangkap basah." Tanya Zavier heran.
"Kalau mau menangkap basah mereka, kenapa tidak dari tadi pas duduk di restoran. Kenapa di tunggu keluar dulu?" Jawab Arsena kesal.
"Kan mas sama Aro juga baru sampai."Balas Zavier pelan, Arsena segera membungkam mulutnya suaminya.
"Sudah jangan bicara lagi." Ucap Arsena, gelak tawa Aro dan Demian pecah melihat Zavier yang tidak bisa berkutik lagi karena di bungkam oleh Arsena
Amelia mengendap-ngendap melihat keluar, wanita itu bernafas lega setelah melihat Julia dan Harve turun kelantai bawah.
"Mereka sudah pergi." Ucap Amelia.
"Alhamdulillah, kita hampir saja ketahuan." Sahut Arsena menghela nafasnya kembali mendorong Zavier keluar dari toko.
"Maaf ya, kita mengganggu kalian." Ucap Arsena tersenyum malu kepada semua pelayan toko yang menatap mereka, para pelayan itu menganggukkan kepala mereka menyahuti permintaan maaf Arsena.
"Tuan Zavier." Ucap anggota yang tadi diperintah oleh Arsena merekam pembicaraan Julia dan Harve.
"Terima kasih, nanti rekamannya kirim ke Aro ya. Sekarang kalian boleh istirahat dan mencari makan." Sahut Zavier kepada semua anggota yang mendatanginya
"Baik tuan, laksanakan." Jawab Anggota Zavier bersamaan.
"Masih mau lanjut belanjanya?" Tanya Zavier kepada Arsena, Arsena menggelengkan kepala cepat.
"Sudah tidak mood lagi, aku lebih mood mendengarkan percakapan mereka. Ayo pulang ." Jawab Arsena menarik tangan Zavier pergi dari sana, Amelia juga terlihat bersemangat menyusul Arsena dan Zavier. Medy, Aro dan Demian akhirnya ikut menyusul dari belakang.
Mereka menaiki mobil yang sama menuju rumah, Zavier dan Arsena duduk di bangku tengah, Aro dan Amelia di bagian belakang dan Demian yang mengemudi dengan Medy disebelahnya. Padahal mereka bisa memakai mobil yang berbeda dan tidak perlu berdesakan seperti sekarang, tapi entah kenapa mereka malah menaiki satu mobil dan Aro yang paling tersiksa karena kakinya yang panjang mesti dilipat duduk di bagian paling belakang.
"Buruan Dem, kaki saya kram ini." Teriak Aro dari belakang.
"Eh..jangan.. Arsena lagi hamil muda." Bantah Zavier.
"Tapi kaki saya sudah kram karena terlipat." Sela Aro kesal.
"Lagian kenapa kamu ikut masuk ke mobil ini, kan ada mobil yang lain tadi." Balas Zavier, Aro mengumpat kesal menatap sinis ke arah Zavier.
Demian menghela nafas kasar mendengar kedua bosnya itu berdebat, dia yakin pasti Zavier yang menang dan Aro selalu di pihak yang mengalah.
"Maaf ya." Bisik Amelia yang merasa bersalah karena dia yang mengajak Pero ikut mobil itu, padahal tadi Pero mengajaknya di mobil berbeda
"Tidak apa-apa sayang, sebentar lagi juga sampai." Balas Aro berusaha tetap tersenyum tulus padahal kakinya sangat kesakitan.
Mobil Zavier masuk kedalam pekarangan rumah dan berhenti tepat di depan pintu rumah, Zavier dan Arsena segera keluar dengan santai. Demian yang sangat peka dengan kondisi Aro, segera membantu Aro untuk keluar. Bahkan Demian sampai melihat kursi kedua, agar Aro lebih mudah untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Kita Bisa Bersama
Teen Fiction"Jangan samakan aku dengan perempuan yang biasa berada di sekitarmu, jangankan untuk memeluk, menyentuh seujung jari saja kamu tidak akan bisa." Ucap Arsena menghentikan langkah Zavier. Zavier terdiam di tempatnya berdiri, kata-kata dari Arsena meny...