bab 14

3.7K 242 10
                                    


Jangan tanyakan perasaan Arsena pagi ini, pastinya sangat bahagia. Setelah makan bersama di flat Arsena, Zavier dan Demian pun segera pamit pulang.

Sesampai di Markas, suasana terlihat sangat sepi karena semua anggota sedang beristirahat, hanya beberapa anggota yang terlihat berlalu lalang di sekitaran markas.

"Saya ke kamar dulu, capek." Ucap Zavier, Demian menganggukkan kepala setuju.

Demian tidak habis pikir dengan tingkah bosnya itu, ini pertama kalinya Demian melihat Zavier dengan versi yang berbeda. Pembawaannya yang menakutkan dan sangat berwibawa lenyap sudah setelah bertemu dengan Arsena, sekarang dia menjadi lebih hangat dan banyak tersenyum.

"Astaga." Ucap Arsena membuka mata dan melihat ke arah jam dinding, Arsena langsung duduk dan mengikat rambutnya.

Arsena pun segera beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi, dia harus segera berbenahkalau tidak dia bisa terlambat datang ke ke kampus.

Efek semalam tidurnya tidak nyenyak dan bangun terlalu cepat ketika sahur, jadi dia tanpa sadar tertidur setelah melaksanakan sholat subuh.

Setelah dipastikan semua peralatan dan laptopnya telah masuk kedalam tas, Arsena pun bergegas keluar dari kamar.

Dia harus bergegas ke kampus, kalau tidak dia akan ketinggalan jam perkuliahan pagi ini. Tapi ketika membuka pintu rumah, Arsena terkejut melihat Demian berdiri di depan rumahnya.

"Demian, ada apa?" Tanya Arsena.

"Maaf Signora, saya mengganggu pagi anda. Saya diperintahkan untuk mengantarkan ini." Jawab Demian melihat ke arah motor listrik yang terparkir di sebelahnya.

Arsena menatap heran Demian, dia tidak paham dengan maksud perkataan anak buah Zavier itu.

"Ini punya siapa? Untuk apa kamu bawa kesini Demian. Saya tidak bisa lama-lama berbicara dengan kamu, saya sudah terlambat."

"Ini untuk Signora, jadi Signora bisamemakainya sekarang. Saya pastikan Signora tidak akan terlambat." Jawab Demian, Arsena terpana dan menatap kedua mata Demian.

"Demian, apa ini atas perintah Zavier?" Tanya Arsena, Demian menganggukkan kepalanya.

"Demian, maaf bukan saya ingin menyulitkan posisi kamu. Tapi tolong kamu kembalikan lagi kepada Zavier, saya tidak membutuhkannya.."

"Tapi Signora."

"Maaf Demian, saya harus segera berangkat ." Balas Arsena mempercepat langkahnya menuju kampus.

Demian menghela nafas kasar, Demian pun kembali memasukkan motor itu ke dalam bagasi mobil dan pergi dari Flat Arsena. Demian pasrah dengan apa yang akan terjadi nanti, dia yakin Zavier akan marah kepadanya karena tidak berhasil membujuk Arsena.

"Nasib saya benar-benar sedang tidak baik belakangan ini. Semalam begadang, eh pas mau membaringkan tubuh malah diperintah lagi untuk mencari motor dan langsung di antarkan. Ternyata jatuh cinta membuat otak seseorang itu tidak waras." Umpat Demian di dalam perjalanan menuju Markas...

Zavier terlihat sangat lelap tertidur di kasur empuknya. Di markas Zavier juga memiliki sebuah kamar yang dia pergunakan untuk beristirahat kalau sedang sibuk atau tidak sempat ke Apartemen.

Genta beberapa kali masuk kedalam kamar Zavier, tapi melihat Zavier terlelap seperti itu Genta mengurungkan niat untuk membangunkandan kembali keluar.

"Belum bangun juga mas?" Tanya Aro, Genta menggelengkan kepala

"Belum, padahal sudah jam berapa ini. Mau tidur sampai kapan dia, sampai sore atau malam lagi. Aneh banget, biasanya dia tidur paling lama cuma 5 jam." Jawab Genta kesal.

Apakah Kita Bisa Bersama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang